Nahdlatul Tujjar Sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan NU
Oleh: Siswanto
Sebagaimana kita pahami Nahdlatul Ulama (NU) yang kita kenal tidak hanya konsen dalam gerakan sosial-keagamaan saja, melainkan juga fokus NU pada bidang wirausaha atau yang lebih kita kenal dengan gerakan ekonomi kerakyatan rakyat dan bisa juga disebut dengan Nahdlatul Tujjar (NT).
Dalam sejarahnya oranganisasi NT didirikan pada tahun 1918 yang bergerak dalambidang ekonomi untuk mengangkat perekonomian umat Islam yang pada saat itu mengalami penindasan yang dilakukan oleh penjajah atau yang kita kenal kolonialisme Belanda. Karena pada waktu itu abad ke 20 Indonesia masih dalam kekangan kolonialisme, sehingga masyarakat secara perekonomian sangat tereksploitasi. Disamping itu juga Belanda menerapkan sistem politik etis atau yang disebut politik balas budi. Dari situlah rakyat berharap betul perekonomian kembali stabil, akan tetapi harapan rakyat hanya sebatas harapan saja. Karena Belanda sangat cerdik dan tidak bisa diakali.
Oleh karena itu, organisasi NT ini lahir tidak lepas dari politik etis yang digawangi oleh Belanda. Maka, NT ini lahir untuk menggerakkan masyarakat supaya sadar akan Sumber Daya Alam yang kita miliki bisa kita gunakan dan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dengan maksud dan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Disamping itu NT yang pada awalnya diprakarsai oleh KH Wahab Hasbullah bermaksud untuk mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan sosial dari adanya praktek politik etis yang diterapkan oleh kolonialisme. Karena NT lahir tidak lepas dari adanya ketidak sadaran masyarakat dibodohi oleh kolonialisme yang bukan saja misinya menjajah, tetapi juga menguasai aset-aset ekonomi.
Dengan demikian,kemiskinan pun terjadi karena pajak-pajak yang semakin mencekik para rakyat pribumiyang tidak sesuai dengan upah yang mereka terima selama bekerja di bawah kekuasaan Belanda. Sehingga masyarakat tidak berdaya dalam kedigdayaan dari kolobialisme Belanda.
Oleh karena itu, pentingnya membangun ekonomi kerakyatan masyarakat, maka dalam hal ini Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari mengatakan;
“ Wahai pemuda bangsa yang cerdik dan padai, serta para ustaz yang mulia, mengapa kalian tidak mendirikan saja suatu badan usaha ekonomi yang beroperasi, dimana di setiap kota terdapat satu badan usaha yang otonom.”
Merujuk dari apa yang difatwakan oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari maka lahirlah koperasi Syirkah al-Iman yang dibentuk oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari dengan tujuan untuk memperkuat jaringan ekonomi, khususnya di kalangan umat Islam muslim tradisional.
Meskipun NT yang didirikan Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari kala itu mengalami banyak kendala mulai sulitnya izin operasional dan tingginya pajak pembayaran yang diterapkan oleh pemerintah Belanda. Maka, umur NT kala itu hanya bertahan kurun waktu 8 tahun (1918-1926).
Akan tetapi dari adanya ghirah NT yang didirikan oleh KH Wahab Hasbullah dan Hadratusy Syaik Hasyim Asy’ari, justru tidak menyurutkan NU dalam berwirausaha. Justru sekarang ini muncul banyak sekali para enterpenership tidak hanya berbentuk koperasi melainkan juga dalam bentuk lainya. Seperti bentuk adanya ritel, ternak, tani, dagang, batik,desain dan lain sebagainya.
Itu semua embrio dari adanya NT kala itu, sehingga masyarakat khususnya warga Nahdliyin terus melakukan inovasi-inovasi kekinian untuk terus berproses dalam mengembangkan sektor perekonomian baik secara online maupun offline. Dengan demikian perekonomian kerakyatan yang digagas oleh para founding fanthers NU tentunya akan terus berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti halnya dalam maqolah Almuhafadatu alalqodimis sholih wal alhkdu bil jadidil ashlah (menjaga tradisi lama yang masih relewan dan mengadopsi tradisi baru sesuai dengan kebutuhan).