Iklan
Celoteh

Hidup Sederhana Yang Apa Adanya

Oleh : Inayatun Najikah

Tadi malam saat saya mengikuti kegiatan tahlil rutinan, tiba-tiba saya terbesit ingin menulis untuk hari ini tentang kesederhanaan. Hal-hal sederhana yang terkadang dianggap sebelah mata oleh kebanyakan manusia. Landasan saya ingin berbagi cerita hari ini adalah karena orang tua dan keluarga saya. Bapak dan Ibu sejak saya kecil hingga sekarang selalu mengajarkan hal-hal sederhana. Tak ikut campur urusan tetangga, tak ikut urun rembug jika tak dipersilahkan, dan banyak hal lain menjadi salah satu hal yang diajarkan kepada saya.

Saat mengikuti acara tadi malam, Bapak kembali membuktikan kesederhanaannya. Pemandu acara menunjuk Bapak untuk memimpin tahlil saat itu juga. Bapak yang amalan agamanya sudah sangat kental (menurut saya) tampak begitu santai saat dirinya memimpin pembacaan tahlil tersebut. Namun siapa sangka saat sesi pembacaan doa Bapak menyerahkan kepada pemandu acara kembali. Padahal dalam kacamata saya Bapak bisa saja memimpin tahlil dan doa sekaligus. Kesederhanaan dan ketawadhu’an Bapak tersebut membuat saya merasa sangat bangga memiliki sosok seperti Bapak.

Konten Terkait
Iklan

Lain pula dengan cerita Ibu. Saya masih sangat ingat ketika waktu itu menjelang lebaran Idhul Fitri. Sebagai seorang anak yang masih polos dan sukanya jajan, saya meminta dibelikan baju baru oleh Ibu. Waktu itu saya merasa kecewa karena keinginan itu tak dikabulkan dengan alasan baju yang lama masih bagus. Usia saya saat itu belum mampu berfikir bahwa berhemat dan tampil sederhana adalah pilihan hidup. Saya tahunya hanya jajan, jajan, dan agar tak ketinggalan zaman.

Rupanya penerapan sikap tegas dari Ibu tersebut kini telah membentuk pribadi saya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dari yang suka jajan dan foya-foya padahal masih memiliki barang bagus, hingga kini semua serba difikirkan mana yang lebih prioritas. Butuh atau hanya sekadar ingin tampil wah. Bahkan dalam proses perjalanan hidup saya kini pun dipertemukan dengan laki-laki yang begitu mencintai saya amat sederhana. I love you kekasihku.

Lain halnya dengan cerita keluarga besar Ibu. Saat itu ketika kakek saya telah berpulang, dalam acara 7 hari meninggalnya adat di desa kami yaitu dari pihak keluarga memberikan semacam buah tangan untuk warga yang turut datang mendoakan. Ketika seluruh saudara ibu berdiskusi tentang buah tangan apa yang baik, saya dipersilahkan untuk ikut rembug. Disana saya menyaksikan paman ingin memberikan barang yang lebih dari adat biasanya. Paman saya yang lain pun tak setuju karena dianggap terlalu berlebihan. Tak perlu melebihkan dari yang biasanya sudah ada, begitu katanya. Padahal saya menilai jika memang dari pihak keluarga kami ingin ada tambahan barang lain yang lebih dari biasanya itu bisa saja. Tapi seluruh keluarga sepakat untuk yang biasa-biasa saja.

Dari beberapa kejadian tersebut saya sadar bahwa karakter dan kepribadian saya yang kini terbentuk salah satunya karena lingkungan keluarga yang selalu mengedepankan sikap kesederhanaan. Dan saya pun meyakini bahwa Tuhan menilai hambanya hanyalah dari sisi ketakwaannya bukan dari seberapa banyak materi yang dikumpulkan.

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button
bandar togel ppidsulsel.net stmik-hsw.ac.id bprdesasanur.com sv388 https://pa-kualakapuas.go.id/ widyagama.org univpancasila.com klik88 provider game slot www.paramadina.org slot gacor klik88 slot gacor scatter hitam slot gacor idn situs slot gacor live casino online game slot slot gacor pg slot gacor malam ini slot pragmatic play link tok99toto tok99toto login slot scatter hitam bojonegorokab.net menpan.net www.latinseminary.org k86sport login slot gacor zeus slot gacor idn slot mahjong mudah jackpot slot gacor 4d https://smpn10kotasukabumi.or.id/ slot klik88 klik88 login slot gacor slot demo