Iklan
Parodi

Apa Adanya

Pada suatu sore sepulang dari bekerja. Saya rehat sejenak di sebuah Cafe langganan. Menikmati kopi dalam sendiri. Mematung seorang diri, mencari inspirasi perihal tulisan apa, tema apa yang harus saya tulis di hari Rabu. Menulis dengan berbagai tema dengan gaya parodi, seminggu sekali; berat ringan tapi harus dijalani dan dinikmati siapa tahu yang membaca mendapatkan inspirasi.

Ketika saat sepi ide, tak ada tema yang harus dibahas. Minum kopi dalam sendiri adalah solusi dan setelahnya akan mendapatkan sletingan atau pun bahan ringan buat dijadikan tulisan. Terkadang ide datang tempat dan sesuatu yang ringan-ringan; sebab sekarang bacaan berat ilmiah terasa terasingkan.

“Mas dalam mencintai sesorang itu harus apa adanya, adanya apa, dengan biasa biasa saja, tanpa harus mengada ngada, mau dia gendut kek, mau dia jarang mandi, soal kaya dan miskin itu soal kesekian, jika mau bekerja sungguh-sungguh pantang menyerah, meskipun halangan rintangan menghadang, jika Kun pasti Kana dan kalau sudah cinta ya dijalanin saja, ” ujar seseorang di meja sebelah saya.

Konten Terkait
Iklan

Dengan seksama dan tempo sesingkat singkatnya saya mencoba merekam moment tersebut. Bukan nguping lho ya… Soalnya yang dibicarakan mereka berdua kenceng banget jadi hampir yang ada di cafe dengar semua.

Dari pembicaraan tersebut saya jadi teringat dengan kisah asmara teman saya. Katanya mereka saling cinta dan mencintai, dengan menerima dengan segala kekurangan dan kelebihan. Ketika ngomong saat lagi kasmaran, dan pendekatan. Akan tetapi realitanya setelah mereka saling mengikrarkan, banyak tuntutan, banyak peraturan, dan banyak banyak lainnya. Saya sebagai temannya, setiap minggu selalu mendapatkan curhatan darinya, entah terkait apa saja, perselisihan, beda pendapat dan tak mau mendengarkan nasihat. Saya dengan setia dan bersabar mendapatkan aduan seperti itu, bahkan sebelum tulisan ini dibuat saya pun mendapatkan aduan dan celotehan, dulunya tak seperti itu, tapi sekarang seperti ini, ini itu dan begini begitu.

Jadi, saya beranggapan jika menjalin sebuah hubungan baik dengan orang yang kita cintai, atau dengan teman, saudara sekandung atau pun saudara sejalan, harus tampil apa adanya, tak usah mengada ngada atau diusahakan ada. Sebab orang tampil apa adanya nya bisa dikatakan adalah bentuk lain dari kejujuran. Apabila kita sudah bisa berpenampilan dan berlaku dengan kejujuran tentu akan nyaman ketika menjalaninya. Saya tak akan terbebani dengan labeling begini dan begitu. Harus begitu dan begini.

“Setiap orang pasti ada positif dan negatif nya, tentu saat kita memutuskan cinta dengannya ya harus terima apa adanya. Jangan dituntut harus begini dan begitu, jadilah menjadi diri sendiri “

Dengan kita menjalani hidup dan kehidupan penuh dengan apa adanya, kita menjadi rileks atau dalam bahasa kerennya bersyukur dengan apa yang ada. Ibaratnya dalam hubungan asmara tak ada jerat menjerat akan tetapi saling mengisi kekurangan. Bukankah cinta itu memberi bukan mengambil, dan jangan sampai lupa apabila wanita itu terbuat dari tulang rusuk pria. Jadi harus bergandengan beriringan dalam menjalankan bahtera kehidupan.

Perlu digaris bawahi kelanggengan sebuah hubungan adalah berdasarkan bersikap apa adanya, tak mengada ngada, menerima segala kekurangan yang ada, sebab cinta itu ya cinta.
(Niam At Majha)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button