Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Sang Teladan,

Sang Teladan,

  • account_circle admin
  • calendar_month Rab, 7 Feb 2018
  • visibility 74
  • comment 0 komentar
Haul 1 KH. A. Nafi’ Abdillah
لسان الحال افصح من لسان المقال
Bukti laku lebih tajam dari seribu teori
Tidak terasa, guru kita semua, KH. Ahmad Nafi’ Abdillah sudah satu tahun meninggalkan kita. Selasa malam rabu 6 Februari 2018 ini insya Allah acara tahlil haul pertama berlangsung di ndalem beliau di Kajen Margoyoso Pati.
KH. Ahmad Nafi’ Abdillah adalah sosok guru yang digugu dan ditiru, digugu ucapannya dan ditiru perilakunya. Ucapan beliau digugu, dipahami, diresapi, dan masuk dalam relung hati murid-muridnya, baik yang di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen, santri-santri beliau yang di Pesantren Mathali’ul Huda Pusat (PMH Pusat), atau santri-santri beliau dalam forum pengajian di masjid Kajen, di ndalem beliau, dan santri-santri temporer yang memohon pitutur aji (good advice) ketika menghadapi berbagai masalah yang kompleks, baik pribadi maupun masyarakat. Perilakunya diamati dan diteladani karena mampu membawa kesejukan dan ketenangan jiwa. Misalnya, ikut shalat berjamaah dengan beliau di hati menjadi damai, sejuk, dan semkn merasakan makna shalat khusyu’. Sinar cahaya ilmu dan perilaku beliau dahsyat, menembus hati murid-muridnya, membekas dan menyinari kegelapan hati menuju keridlaan Allah dan taufiqNya. Beliau memang sosok yg sebenarnya sebagai seorang guru lahir-batin.
Menjadi guru yang digugu dan ditiru tidak mudah, bahkan cenderung sangat langka untuk konteks sekarang. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh guru. Fakta sekarang, banyak anak didik yang moralitasnya rendah, bahkan ada yang tega menganiaya gurunya sendiri. Realitas degradatif pendidikan ini menjadi motivasi insan pendidikan, utamanya guru, untuk menjadi sosok yang digugu dan ditiru. Guru yang digugu dan ditiru lahir dari pemahaman mendalam terhadap ilmu yang diajarkan kepada murid-muridnya, sadar akan tanggungjawabnya sebagai sosok penggores karakter anak didik, sehingga bersungguh-sungguh mempraktekkan ilmu yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari, dan berusaha menjadi teladan buat semua orang, khususnya kepada murid-muridnya.
KH. A. Nafi’ Abdillah, disamping dikenal sebagai sosok yang dikenal sufi yang dibuktikan dengan otoritas tinggi beliau sebagai mursyid Thariqah, dan laku hidup beliau yang menunjukkan kesufian tersebut, juga sosok faqih yang mendalami dan mengamalkan ajaran fiqh. Beliau menjadi rujukan umat (مرجع الامة) dari semua kalangan, pejabat, akademisi, santri, masyarakat priyayi, abangan, dan semuanya. Beliau mungkin mewarisi kemampuan ini dari ayahandanya KH. Abdullah Zen Salam yang berhasil memosisikan diri sebagai Payung Besar yang memayungi semua elemen masyarakat lintas sektoral. Masyarakat kampung berduyun-duyun sowan beliau untuk memohon do’a, konsutasi tentang masalah pribadi dan masyarakat, pengusaha datang membawa setumpuk masalah perusahaannya, akademisi datang memohon petunjuk, pejabat datang memohon saran, dan hampir semua lapisan masyarakat, tidak peduli pagi, siang, malam, bahkan sampai dini hari. Beliau melayani semua kepentingan tersebut dengan raut muka penuh senyuman.
Ada lima karakter utama beliau:
-Tawadlu’ (تواضع), rendah hati, menjadi karakter utama beliau. Ketika beliau berjalan, wajahnya selalu tertunduk ke bawah, tidak ke depan, atau menoleh ke samping kanan dan kiri. Beliau lurus ke depan dengan wajah yang menunduk ke bawah. Beliau menghindari kesan menonjol. Sangat jarang beliau memberikan mau’idhoh hasanah kecuali pada saat akhir ketika kiai-kiai sepuh sudah meninggal, misalnya ketika ada haula masyayikh di PIM Kajen. Ketika sedang menerima tamu, beliau mampu menciptakan keakraban. Beliau jagongi (berbincang) tamu dengan akrab dan penuh kekeluargaan. Beliau mungkin meniru Nabi Muhammad SAW yang menganggap murid-muridnya sebagai sahabat. Sahabat adalah orang yang susah ketika sahabatnya susah dan gembira ketika sahabatnya gembira. Sahabat menunjukkan keseimbangan peran dan posisi, tidak dalam posisi atas-bawah.
-Istiqamah (استقامة), konsisten, tegak lurus, menjadi karakter beliau selanjutnya. Mengajar bagi beliau adalah fardlu ‘ain yang tidak boleh ditinggalkan kecuali yang statusnya fardlu (الواجب لايترك الا لواجب). Ketika jam mengajar, beliau datang tepat waktu, bahkan ketika sedang ada udzur syar’i, selalu ada tugas yang diberikan kepada murid-murid dan tugas tersebut dinilai, tidak hanya diletakkan di meja, kemudian ditinggal pergi. Hal ini menjadi pelajaran berharga para guru sekarang ini supaya tidak meninggalkan kewajiban mengajar kecuali karena ada hal-hal yang sifatnya wajib dan juga pelajaran bagi guru supaya mengoreksi tugas-tugas yang diberikan kepada murid-muridnya secara obyektif.


-Ikhlas (اخلاص), tulus, tanpa pamrih, murni karena mencari ridla Allah SWT. Lawan dari ikhlas adalah riya’ (pamer). Juga ada sifat tercela lagi, yaitu ‘ujub (kagum kepada diri sendiri) dan takabbur (sombong). Ikhlas inilah yang menjadi sifat yang menyelematkan orang dari godaan setan yang terkutuk. Orang yang pandai bersyukur dan yang diberi hati ikhlas oleh Allah akan menjadi hamba Allah yang selamat dunia-akhirat. Keikhlasan Kiai Nafi’ tampak dari kehidupan beliau sehari-hari yang menjauhi riya’, ‘ujub, dan takabbur.
-Qana’ah (قناعة), terimo ing pandum, menerima pemberian Allah, meskipun sedikit (الرضا باليسير من العطاء). Menerima pemberian berapapun yang dikasih menjadi tanda orang bersyukur kepada Allah. Manusia hanya bisa berusaha, Allah yang menentukan. Qana’ah membuat hati seseorang tidak obsesif dan ambisius yang negatif. Hatinya diserahkan kepada Allah, penuh rasa syukur terhadap pemberian Allah, baik dalam bentuk ilmu, harta, keluarga, dan lain-lain. Qana’ah secara otomatis melahirkan sifat tawakkal (berserah diri, pasrah kepada Allah SWT). Kiai Nafi’ sering menceritakan kisah hidup beliau ketika sedang merencanakan pekerjaan dengan estimasi modal dan keuntungan yang besar, yaitu dagang kapuk (buah pohon randu). Akhirnya, ketika pekerjaan itu dilakukan, Allah menakdirkan lain, harga pohon randu sedang jatuh, dan akhirnya tidak jadi dijual, tapi ditimbun dan dijual ketika harga naik. Namun, hasil akhirnya tidak mendapatkan keuntungan sesuai target yang dicanangkan. Hal ini menjadi pelajaran berharga, manusia harus belajar qanaah dengan usaha apapun yang dilakukan, jangan ambisius seperti memosisikan diri sebagai Allah yang menentukan apa yang terjadi di masa depan.
-Sakha’ (سخاء), dermawan, suka bersedekah dan berbagi kepada orang lain, khususnya mereka yang membutuhkan. Orang yang dermawan dalam hadis Nabi dicintai Allah dan dicintai sesama manusia. Sebaliknya, orang yang bakhil, dibenci Allah dan dibenci sesama manusia. Kiai Nafi’ Abdillah adalah sosok yang peduli kepada orang lain, suka memberikan pertolongan orang-orang yang membutuhkan. Banyak cerita dan bukti nyata yang mengisahkan hal ini.
Semoga lima sifat utama KH. A. Nafi’ Abdillah ini masuk dalam relung jiwa kita sehingga kita bisa meneladaninya sebagai syarat menjadi sifat hamba yang dicintai Allah SWT di dunia dan akhirat, Amiin Ya Rabbal Alamiin.
الي روح شيخنا ومرب روحنا العالم العلامة الحاج احمد نافع عبد الله عبد السلام الحاجيني …. الفاتحة
*Jamal Ma’mur Asmani Santri KH. A. Nafi’ Abdillah di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen 1995-1997
  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pengakuan Hak-Hak Perempuan

    Pengakuan Hak-Hak Perempuan

    • calendar_month Sab, 25 Sep 2021
    • account_circle admin
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Oleh : Inayatun Najikhah* Kehidupan pra Islam membatasi bahkan mendiskriminasi para perempuan. Bahkan ia diperlakukan tidak manusiawi, seperti ketika bayi perempuan lahir maka banyak yang menguburnya hidup-hidup dengan alasan menganggap perempuan lemah tidak mampu berkontribusi dalam perang.  Ada juga yang beranggapan jika membiarkannya hidup maka nanti akan merepotkan saja. Hadist dari Ibnu Abbas RA ia bercerita: […]

  • PCNU-PATI

    Dua Mahasiswa Magang, Ikut dalam Pendistribusian Kotak Koin NU

    • calendar_month Rab, 1 Feb 2023
    • account_circle admin
    • visibility 51
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id-Manajer Fundrising PC Lazisnu Pati bersama dua orang mahasiswa magang terjun melaksanakan kegiatan pendistribusian kotak koin NU di beberapa tempat, selasa (31/01). Kali ini lokasi pendistribusian yang menjadi target ada di lima tempat.  Syaiful Huda selaku Manajer Fundrising PC Lazisnu Pati mengatakan bahwa pendistribusian kotak koin hari ini cukup memuaskan.  “Alhamdulillah dari lima tempat yang […]

  • Tips Sukses Samsung

    Tips Sukses Samsung

    • calendar_month Sab, 19 Mar 2022
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

      Perusahaan Samsung didirikan oleh Lee Byung-Chul pada 1948. Pada masa awal pendiriannya, Samsung hanyalah perusahaan kelas teri dan produk-produknya kurang laku di pasaran. Bahkan, Samsung pernah terancam bangkrut karena manajemen yang buruk. Kejayaan Samsung menjadi perusahaan global terkemuka baru tercapai pada masa kepemimpinan Lee Kun Hee, putra dari Lee Byung-Chul. Sebagai anak bungsu di […]

  • Santri Membangun Negeri

    Santri Membangun Negeri

    • calendar_month Rab, 22 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 3.354
    • 0Komentar

      Oleh: Jamal Ma’mur Asmani Dosen IPMAFA, Penulis Buku   Hari santri nasional yang berlangsung pada tanggal 22 Oktober 2025 menjadi momentum bangsa ini untuk meneguhkan spirit nasionalisme di tengah gempuran globalisasi dan modernisasi yang menghancurkan pondasi utama bangsa di segala aspek kehidupan. Latar historis hari santri berupa resolusi jihad yang dikumandangkan Hadlratussyaikh KH. M. […]

  • PCNU-PATI Photo by novita ramadhani

    Bidadari Berlampu

    • calendar_month Ming, 19 Mar 2023
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Oleh : Elin Khanin Setelah menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya lewat mulut sebanyak tiga kali, Shanaya memberanikan diri mengucapkan sebuah “assalamu’alaikum” yang lirih dan sedikit serak sambil mengetuk pintu dengan halus.  Ia pandang lagi tulisan besar “Ruang Dekan” di atas pintu itu dengan perasaan was-was. Benang kusut di kepalanya bertambah kusut akibat insiden salah […]

  • Menggalakkan Tradisi Menulis di Kalangan Pesantren Pati

    Menggalakkan Tradisi Menulis di Kalangan Pesantren Pati

    • calendar_month Sen, 9 Mar 2015
    • account_circle admin
    • visibility 71
    • 0Komentar

    Peradaban Islam adalah “peradaban buku”. Tidaklah berlebihan dengan pernyataan itu, mengingat Al-Qur’an—sebagai kitab suci—dapat disebut sebagai teks sentral dalam sejarah peradaban Islam. Hal itu bisa dibuktikan lewat sejarah. Penanda pertama ditandai dengan turunnya ayat Al-Qur’an yang pertama kali, berbunyi: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan […]

expand_less