Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Berita » KH. M. Aniq Muhammadun Menjawab Persoalan Fiqih Masjid

KH. M. Aniq Muhammadun Menjawab Persoalan Fiqih Masjid

  • account_circle admin
  • calendar_month Sel, 10 Sep 2019
  • visibility 74
  • comment 0 komentar

KAYEN – Selasa, 10 September 2019 pengurus Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU) MWC Kayen menyelenggarakan Pelatihan Manajemen dan Fiqh Masjid. Hadir dalam acara tersebut KH. M. Aniq Muhammadun sebagai Rais Syuriah PCNU Pati. Beliau sekaligus memberikan banyak arahan kepada Ta’mir masjid se-kecamatan Kayen secara khusus, dan pengurus ranting NU pada umumnya.

KH. Aniq Muhammadun
Rois PCNU Pati, KH. Aniq Muhammadun, saat hadir di Pelatihan Manajemen dan Fiqh Masjid yang diadakan oleh LTMNU MWCNU Kec. Kayen, Selasa (10/9/2019). Foto: Imam Saeku

Kyai Aniq menegaskan tentang beberapa hal terkait status dan fungsi masjid, diantaranya :

Pertama, Masjid merupakan bangunan yang sangat sakral bagi kita semua. Masjid adalah ismun limakan assujud. Nama suatu tempat untuk bersujud. Tempat untuk beribadah kepada Gusti Allah Ta’ala. Karena masjid adalah rumah Allah Ta’ala. Sehingga dalam pengelolaannya membutuhkan kehati-hatian dan tidak boleh sembarangan.

Kedua, Masjid adalah syi’ar yang agung yang musti dihormati oleh setiap muslim. Tidak boleh seorang muslim mengotori masjid. Wajib hukumnya bagi setiap muslim membersihkan najis secara langsung apabila menemuinya.

Kehormatan masjid bahkan tidak boleh dikotori oleh sesuatu yang suci tapi menjijikkan seperti air ludah. Oleh karena itu masjid harus ditutup di luar waktu shalat apabila tidak dijaga dan dikhawatirkan ada hewan yang mengotori masjid.

Ketiga, Pentingnya masjid dapat kita lihat dari sejarah. Pertama kali yang dibangun oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah masjid. Ketika beliau berhijrah dan sampai di daerah Quba’, beliau langsung membangun masjid. Hal itu beliau lakukan pula ketika memasuki kota Madinah Munawwaroh.

Perhatian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terhadap masjid itu tampak ketika merespon masjid yang didirikan oleh kaum munafiqin dengan tujuan untuk memecah belah umat Islam. Beliau menilai masjid tersebut adalah masjid dlirar dan harus dihancurkan.

Keempat, Tanah atau bangunan secara otomatis menjadi masjid dan harus dihormati adalah ketika seseorang mengatakan: “جعلت هذا البناء / هذا الأرض مسجدا“. Saya menjadikan bangunan ini atau tanah ini sebagai masjid. Ketika seorang pemilik tanah atau bangunan meniatkan untuk dijadikan sebuah masjid, maka selamanya sampai kiamat status tanah atau bangunan tersebut menjadi masjid.

Konsekwensinya harus dihormati oleh setiap muslim dan dijaga kehormatannya. Begitu pula ketika tanah atau bangunan itu menjadi masjid, maka tidak diperbolehkan membangun di tanah tersebut sejengkal tanah atau ditambah ruangan –apabila sudah berbentuk bangunan- yang difungsikan untuk menjadi toilet. Sebab status tanah/bangunan tersebut sudah menjadi masjid. Hal itu disebabkan ucapan Si Pemilik masjid atau bangunan.

Oleh karena itu, seseorang apabila ingin menjadikan tanahnya sebagai masjid, seyogyanya ia harus memberi tanah/ruang yang difungsikan untuk fasilitas masjid dengan tidak mengatakan bahwa semua tanah itu akan digunakan sebagai masjid.

Kelima, Masjid yang telah selesai dibangun, tidak boleh ditingkat (lebih dari satu lantai) yang kemudian dilantai dua difungsikan untuk kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas ibadah. Seperti balai pertemuan, apalagi dalam ruangannya diberi fasilitas toilet. Sebab niatan awal bangunan adalah untuk masjid.

Lantas bagaimana hukumnya seperti Masjid Agung Semarang? Dimana antara bangunan masjid dengan gedung balai pertemuan menyatu, bahkan toiletnya ada dilantai bawah masjid? Kalau Masjid Agung itu bangunan yang didesain untuk berbagai macam kegiatan, dan niatan bangunan lantai dasar belum diniati untuk dijadikan sebuah masjid. Baru setelah mengawali pembangunan lantai kedua diniati untuk dijadikan sebagai masjid. Jadi kalau seperti itu tidak apa-apa.

Keenam, Masjid sebagai pusat ibadah sekaligus tempat pengajaran ilmu-ilmu agama harus benar-benar kita jaga. Kita perlu hati-hati dengan segala gerakan sekelompok yang ingin mereka ajarkan melalui masjid-masjid kita. Kita musti sadari betul bahwa masjid-masjid yang ada di negara kita ini mayoritas dibangun oleh para nahdliyyin. Oleh sebab itu, jangan sampai saudara-saudara kita yang telah berjuang membangun masjid namun pada akhirnya direbut oleh kelompok selain Nahdliyyin.

Jadi selain menjaga masjid sebagai tempat untuk beribadah adalah menjaga masjid untuk selalu terjaga dari gerakan kelompok yang menyerang aqidah kita. Masjid kita harus terjaga dari aqidah selain Ahlussunnah WalJama’ah anNahdliyyah.

Ketujuh, Tidak semua masjid harus digunakan untuk shalat Jum’at. Jadi boleh saja dalam suatu desa memiliki beberapa masjid. Syarat sah shalat Jum’at tidak harus berada dalam satu bangunan masjid. Jadi orang yang mengatakan shalat Jum’at di Monas itu tidak sah itu tidak dapat dibenarkan.

Adapun maksud dari تقام في حطة الأبنية itu adalah di kawasan tempat yang di sekelilingnya ada bangunan yang dihuni oleh warga (mukim). Jadi, sekalipun ada bangunan masjid, namun kawasan tersebut tidak menjadi tempat permukiman warga, maka tidak memenuhi syarat untuk dilaksanakannya shalat Jum’at.

Seperti halnya ketika para jama’ah haji berada di Mina yang kebetulan bertepatan pada hari Jum’at, orang yang belum memahami hal ini ketika ia mencari masjid dan menemukan masjid al-Khaif, tidak boleh protes apabila orang-orang pada tidur di masjid.

Adapun yang menjadi soal terkait shalat Jum’at di Monas itu bukan shalatnya, tapi cara memosisikan antara Monas dengan Masjid; masa shalat Jum’atnya di Monas tapi tidurnya di Masjid? Ini yang menjadi masalah.

Kedelapan, Apabila suatu masjid dilakukan renovasi sampai pada pembongkaran ulang, maka tanah yang dulu diniatkan untuk menjadi masjid harus ikut dibangun kembali dan dijadikan sebagai masjid. Apabila karena gambar desain tidak seperti gambar desain Masjid sebelumnya, maka tanah bekas Masjid tersebut tidak boleh dijadikan tempat lain karena posisinya masih dinilai sebagai masjid yang harus dihormati dan tidak boleh terkotori oleh kotoran-kotoran.

Oleh karena itu, langkah solusinya adalah tetap dibangun supaya terjaga kebersihannya dan di kelilingi dengan pagar teralis misalnya.

Kesembilan, Manajemen masjid sangat penting bagi kita semua, di dalam AlQur’an sekalipun tidak secara langsung memerintahkan kita mengenai manajemen masjid, namun ada satu ayat yang memiliki kesamaan mengenai perintah untuk memenej suatu perkara yang penting yaitu ayat {يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ } [البقرة: 282] perintah untuk menulis dalam ayat tersebut merupakan bagian dari manajemen. Karena termasuk aktivitas manajemen adalah aktivitas mendokumentasikan.

Dalam kesempatan itu juga dibuka tanya jawab dan pembahasan persoalan Fiqh Masjid diantaranya :

Pertanyaan : Bagaimana hukum menyertifikatkan masjid?

Jawaban : Hukum menyertifikatkan tanah wakaf masjid adalah Wajib karena termasuk kaidah درء المفاسد مقدم على جلب المصالح.

Pertanyaan : Bagaimana hukumnya menjual kusen jendela atau pintu ketika ada pemugaran bangunan masjid sedangkan kusennya sudah tidak bisa lagi difungsikan?

Jawaban : Menjual alat masjid, jika tidak termasuk bagian dari wakaf bangunan masjid (seperti mengatakan; Saya wakafkan/jadikan bangunan ini sebagai masjid) maka boleh dengan syarat apabila tidak ada masjid lain yang membutuhkannya, barang tersebut sudah tidak bisa difungsikan, dan uang hasil penjualan tersebut dikembalikan ke masjid.

Pertanyaan : Bagaimana hukumnya membiayai kegiatan pengajian masjid dengan menggunakan uang kotak infaq?

Jawaban : Mubah. Karena termasuk bagian dari memakmurkan masjid. (Taufiq.Z/LTMNU)

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Biografi KH. M. Aniq Muhammadun, Rois Syuriah NU Kab Pati

    • calendar_month Jum, 19 Agu 2022
    • account_circle admin
    • visibility 157
    • 0Komentar

    KELAHIRAN KH. Aniq Muhammadun atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Aniq lahir pada 30 Desember 1952 di Pondohan, Tayu, Pati. Beliau merupakan putra ketujuh dari sepuluh bersaudar, dari pasangan KH. Muhammadun dengan Nyai Nafisatun. KELUARGA KH. Aniq Muhammadun melepas masa lajangya dengan menikahi Nyai Hj. Salamah (Sarang) pada sekitar tahun 1982. PENDIDIKAN KH. Aniq […]

  • Luar Biasa! LP Maarif Magelang Bekali Guru SD dengan Pelatihan Coding dan AI

    Luar Biasa! LP Maarif Magelang Bekali Guru SD dengan Pelatihan Coding dan AI

    • calendar_month Jum, 1 Agu 2025
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

      pcnupati.or.id Kabupaten Magelang – Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU PCNU Kabupaten Magelang saat ini baru mengadakan pelatihan koding dan Artificial Intelligence (AI) bagi wakil guru SD se-Kabupaten Magelang. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Pelatihan yang berlangsung mulai Senin,28 Juli sd Jumat,1 Agustus 2025 ini diikuti oleh […]

  • Page Facebook NU Pati Tembus 4,5 Ribu Like dalam Sebulan

    Page Facebook NU Pati Tembus 4,5 Ribu Like dalam Sebulan

    • calendar_month Ming, 18 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Fanspage atau halaman facebook NU Pati mampu mendapatkan 4,5 ribu penyuka hanya dalam waktu satu bulan. Halaman facebook milik PCNU Kabupaten Pati ini baru dibuat pada 16 Juli 2019 silam. Dan dalam waktu satu bulan saja telah mampu memikat 4500 lebih pengguna facebook untuk memberikan jempolnya. Halaman facebook PCNU Pati yang mengangkat title NU Pati […]

  • Ulama dan Umaro' di Gembong Sambangi Nahdliyyin di Desa-Desa

    Ulama dan Umaro’ di Gembong Sambangi Nahdliyyin di Desa-Desa

    • calendar_month Sel, 11 Mar 2025
    • account_circle admin
    • visibility 47
    • 0Komentar

      pcnupati.or.id. – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama’ (MWCNU) Kecamatan Gembong, menggandeng Forkopimcam dan KUA untuk menyapa warganya melalui kegiatan Tarawih Keliling Ulama-Umaro’ Kecamatan Gembong. Kegiatan ini dimulai Selasa (11/3) dan akan berakhir Rabu (19/3) mendatang. “Kami ambil lima ranting untuk kegiatan tarawih keliling ini,” terang K. Sholikhin, Ketua MWCNU Gembong. Rencananya agenda rutin ini […]

  • Ruqyah Massal Dilaksanakan Sehari, Masyarakat Minta Tambah

    Ruqyah Massal Dilaksanakan Sehari, Masyarakat Minta Tambah

    • calendar_month Ming, 10 Nov 2019
    • account_circle admin
    • visibility 45
    • 0Komentar

    GEMBONG-Pelaksanaan ruqyah massal di Kecamatan Gembong yang diselenggarakan oleh Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) berjalan lancar. Namun demikian, banyak masyarakat merasa kecewa dengan agenda ini, sebab hanya dilaksanakan sehari saja. “Saya mendapatkan laporan bahwa banyak masyarakat yang kecewa karena kegiatan ini hanya dilakukan sehari saja.” Tutur K. Sholikhin, Ketua MWC NU Gembong sambil berkelakar. Peserta ruqyah […]

  • Sosok Pengkader Hebat Telah Berpulang

    Sosok Pengkader Hebat Telah Berpulang

    • calendar_month Sen, 15 Nov 2021
    • account_circle admin
    • visibility 42
    • 0Komentar

     Dr. Jamal Makmur Asmani* Wakil ketua PCNU Pati, Dr. Jamal Makmur Asmani (kanan) bersama dengan KH. Ali Munfaat saat berziarah di maqbarah KH. Maimoen Zubair di Ma’la tahun 2019 Pagi ini seakan tidak percaya kabar wafatnya KH. Ali Munfaat, Ketua PCNU Pati, Periode 20013-2019. Banyak sekali kenangan bersama beliau. Kesan paling kuat adalah beliau, Bapak […]

expand_less