Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Prinsip Relasi Hubungan Antara Sesama Manusia

Prinsip Relasi Hubungan Antara Sesama Manusia

  • account_circle admin
  • calendar_month Rab, 29 Sep 2021
  • visibility 59
  • comment 0 komentar

Oleh : Inayatun Najikhah*

 


Mari kita lihat hadist pertama dalam kitab Assittin Al-Adliyyah. Hadist pertama ini dari Abi Huroiroh yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menerangkan bahwasanya sesama muslim (laki-laki dan perempuan) adalah saudara. Hadist ini mengajarkan prinsip yang paling dasar didalam Islam yaitu prinsip kemanusiaan melalui ajaran persaudaraan. Artinya jika kita menganggap muslim lain adalah saudara.

Maka kita tidak diperbolehkan untuk saling mendzalimi, saling merendahkan, dan juga saling menghina. Namun tanpa kita sadari ketika kita memiliki keunggulan atau kelebihan daripada yang lain biasanya muncul potensi untuk merendahkan yang lainnya. Satu contoh misalnya dalam keputusan pengambilan suara atau dalam hal kepemimpinan, laki-laki terkadang merendahkan perempuan karena dinilai perempuan itu tidak punya kapasitas intelektual yang tinggi sehingga dibatasi haknya dan tidak diberikan kesempatan yang sama. Contoh lainnya misalkan perempuan ini ingin mengambil sekolah tinggi tetapi dibatasi hanya karena stigma “untuk apa sekolah tinggi kalau pada akhirnya juga ke dapur”. Hal ini jelas sangat bertolak belakang dengan apa yang dimaksud hadist diatas. Oleh karena itu, mari kita belajar menjadi saudara yang baik untuk sesama saudaranya dalam hal apapun. 

Selanjutnya pada hadist kedua “la dharara wa la dhirara” yang artinya tidak boleh ada kerusakan pada diri sendiri dan tidak boleh melakukan kerusakan atau keburukan yang ditujukan kepada orang lain. Hadist ini memang singkat tetapi bisa dijadikan prinsip kemaslahatan dan anti kemudharatan terhadap sesama manusia. Prinsip selanjutnya adalah kebaikan. Berbicara soal kebaikan, orang yang baik itu tolak ukurnya adalah memiliki akhlak yang mulia. Manusia hidup didunia ini tidak sendirian. ia akan selalu berdampingan dan dikelilingi oleh sesama manusia lainnya. Maka sudah sepatutnya antara satu dengan yang lainnya untuk saling berbuat baik. Spiritualitas seseorang tidak hanya bisa dicapai dengan meningkatkan ibadah ritual saja, akan tetapi harus dibarengi dengan sikap keshalihan sosial dengan cara memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya.

 Salah satu contoh bentuk keburukan yang mengakibatkan terjadinya sebuah ketidakadilan adalah adanya stereotip(pelabelan). Bahwa dalam kebudayaan kita masih melekat adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan sangat dibatasi ruang geraknya karena telah terstigma terlebih dahulu bahwa perannya hanya boleh diranah domestik saja.

Maka ketika ada perempuan yang mengambil peran untuk bekerja diranah publik dan mengakibatkan ia pulang dimalam hari, biasanya akan secara langsung terstigma bahwa ia bukan merupakan perempuan baik-baik. Adapun didalam konteks yang lebih dekat dengan kehidupan kita, yaitu didalam hubungan antara satu anggota keluarga dengan anggota yang lainnya yaitu sering kali muncul sikap merasa paling benar, paling harus dipatuhi, dan paling harus mendapatkan ketaatan secara mutlak. Semestinya ini menjadi hal-hal yang perlu untuk direnungkan kembali agar nantinya tidak menimbulkan adanya ketidakadilan. Pun telah dijabarkan dalam berbagai hadist banyak yang menganjurkan agar kita menekankan pentingnya prinsip kesalingan dalam menjalin sebuah hubungan dengan orang lain.

Selanjutnya pada penghujung pembahasan bab 1 menjelaskan tentang prinsip-prinsip relasi antara laki-laki dan perempuan didalam Islam, adalah prinsip saling berkasih sayang. Pada hadist dari Abi Huroiroh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang artinya “Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak disayangi”.

Prinsip ini juga penting untuk ditarik dalam konteks yang lebih kecil lagi didalam kehidupan kita yaitu relasi antara suami dan istri. Hubungan suami dan istri adalah hubungan yang saling menyayangi dan mengasihi bukan hubungan yang saling mendominasi. Sering kali kita mendengar ketika ada pasangan yang sedang melangsungkan pernikahan pasti tersemat doa “semoga menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah”.

Sakinah adalah ketenangan hati. Maka untuk menuju sakinah harus ada yang namanya mawaddah dan rohmah. Mawaddah sendiri penjelasannya adalah ketika kita mencintai seseorang dan orang itu merasa bahagia atas rasa cinta kita, sedangkan rohmah adalah ketika kita mencintai seseorang kita pun merasa ikut bahagia. Apabila yang tercapai hanya mawaddah maka akan mengakibatkan yang namanya pengorbanan, dan apabila yang tercapai hanya rohmah saja, maka dikhawatirkan akan mengakibatkan egoisme. Oleh karena itu mawaddah dan rohmah harus saling berkesalingan untuk mencapai pada sakinah. 

 *Pengurus PC Lazisnu Pati

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Untaian Hikmah Dari Rasullah

    Untaian Hikmah Dari Rasullah

    • calendar_month Sen, 6 Mar 2017
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang di utus membawa petunjuk  dan agama yang haq, untuk menunjukkan ke unggulan agama itu di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik banyak yang tidak suka dengan Rasullah.             Buku ini menjelaskan tentang perumpamaan menawan dari Rasullah dalam hadis-hadis sahih. Melalui buku ini Nabi Muhammad membuat banyak perumpamaan bagi […]

  • Tanya Jawab Bersama Syuriah

    Tanya Jawab Bersama Syuriah

    • calendar_month Sel, 7 Feb 2017
    • account_circle admin
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Assalamu’alaikum warohmatullohi wabrokatuh Pak kiyai, apakah daging yang ada sisa darahnya ketika langsung direbus masih boleh dimakan ? pertimbangan saya itu adalah najis. wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh kita tahu bahwa darah termasuk barang najis yang tentunya diharamkan oleh agama,begitupun makanan-makanan yang terkena najis,yang mulanya halal menjadi haram. dalam kajian fiqih kita mengenal ada istilah najis […]

  • 73 Kader Pagar Nusa Pati Disahkan menjadi Pelatih

    73 Kader Pagar Nusa Pati Disahkan menjadi Pelatih

    • calendar_month Ming, 6 Jul 2025
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

      Nupati.or.id – Pimpinan Cabang (PC) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Kabupaten Pati telah mengesahkan 73 kader pendekar menjadi pelatih dan anggota tetap. Pengesahan itu berlangsung di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sultan Agung, Kecamatan Sukolilo, Ahad (6/7/2025). Ketua Panitia Kegiatan, Ari Sofwan, mengatakan bahwa kegiatan seperti ini rutin dilakukan setiap tahunnya sebagai bagian dari jenjang kaderisasi formal […]

  • Diseminasi Karya, Dosen INISNU Jadi Reviewer 31 Jurnal Scopus pada 18 Negara

    Diseminasi Karya, Dosen INISNU Jadi Reviewer 31 Jurnal Scopus pada 18 Negara

    • calendar_month Rab, 8 Jan 2025
    • account_circle admin
    • visibility 39
    • 0Komentar

      Temanggung – Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda selama tahun 2024 didaulat menjadi reviewer (peninjau) pada jurnal internasional terindeks Scopus sebanyak 31 jurnal. Hal itu terungkap dalam Diseminasi Karya Dosen dan Mahasiswa INISNU Temanggung pada Selasa (7/1/2025). Kegiatan tersebut […]

  • LAZISNU Pati, Berbagi dengan Yatama dan Dhuhafa’

    LAZISNU Pati, Berbagi dengan Yatama dan Dhuhafa’

    • calendar_month Sen, 18 Jul 2016
    • account_circle admin
    • visibility 66
    • 0Komentar

    Pati. Bertempat di gedung Lantai 3 Kantor Nahdlatul Ulama Kabupaten Pati, LAZISNU (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama) mengadakan acara santunan kepada anak yatim dan dhuhafa’ pada akhir bulan Ramadlan kemarin. (30/6) LAZISNU setiap tahunya terutama di bulan Ramadhan selalu berbagai dengan mereka yang kurang berutung yaitu Yatama dan Dhuhafa’ hal ini untuk […]

  • Tanya Jawab Bersama Syuriah

    Tanya Jawab Bersama Syuriah

    • calendar_month Jum, 17 Jun 2016
    • account_circle admin
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Assalamu’alaikum Wr Wb Melihat banyaknya buku dan kitab  yang menampilkan wirid, dzikir maupun doa-doa yang beredar disekitar kita dan kita ingin mengamalkannya tanpa melalui proses ijazah (digurukan) apakah hal itu diperbolehkan mengamalkannya ? Wa’alaikumsalam Wr Wb. Mengamalkan hal tersebut Boleh, apabila orang tersebut mempunyai keahlian dalam hal itu, dan ia juga bisa mendapatkan manfaat namun […]

expand_less