Nyala Comunity Adakan Diskusi Santai, Pematerinya Dua Kader NU Pati
PATI – Dua pengurus LTN-NU Pati menjadi pemateri dalam Chicken Soup Discussion bertajuk ‘Merdeka Sejak Muda’, Selasa (24/8) kemarin. Mereka adalah Maulana Luthfi Karim dan Faqih Hilal Mukarrom.
Diskusi yang dihelat oleh Nyala Comunity tersebut membahas beragam sisi kehidupan. Mulai dari agama, politik, keuangan dab topik-topik lain. Menurut Founder Nyala Comunity, Dewi Furusyin Marfu’ah yang juga bertugas sebagai moderator dalam diskusi kemarin, menjelaskan bahwa kedatangan dua pengurus LTN NU Pati ini merupakan satu kebetulan.
“Saya malah tidak tau kalau Mas Karim dan Mas Hilal itu satu lembaga di NU,” tuturnya.
Rencananya, jika respon bagus, diskusi semacam ini akan digelar oleh Nyala Comunity secara rutin. Tema diskusinya, bisa secara random atau acak tergatung situasi dan kebutuhan pemuda.
“Namanya juga chicken soup diacussion, isinya campur-campur kayak sop ayam, tapi banyak yang suka,” ungkap Dewi.
Uniknya, dalam diskusi tersebut, mereka tidak membahas seputar literasi. Keduanya justru mengupas hal-hal yang tidak berkaitan dengan dunia LTN tersebut.
Karim, misalnya membuka diskusi dengan mengangkat tema membangun kemerdekaan ala nabi. Ia menceritakan aspek-aspek semangat kemerdekaan dengan tendensi kisah-kisah nabi.
“Empat poin penting yang dilakukan oleh Nabi dalam membangun masyarakat meredeka adalah kemandirian, semangat kebersamaan, open minded dan berani bermimpi besar dan maju,” tandasnya.
Dalam pembahasannya, ia membangun kerangka kemandirian dengan mempergunakan Nabi Muhammad sebagai role model. Menurutnya ini sangat penting, sebab banyak orang mengetahui kisah-kisah nabi, tapi hanya sedikit yang meresapinya.
Sementara Hilal, kader NU yang berlisensi Qualified Wealth Planner, secara khusus menjelaskan tentang pentingnya berwira usaha dan berinvestasi. Ia memaparkan bahwa investasi bukan hanya soal uang, namun bisa berupa ilmu dan relasi.
“Investasi leher ke atas ini sangat penting. Maksudnya bukan skin care, ya, tapi investasi ilmu,” tegasnya sambil berkelakar.
Di penghujung diskusi, keduanya menutup dengan clossing statement yang begitu indah dan memotivasi. Hilal menegaskan pentingnya passive income yang harus dimiliki oleh setiap pemuda.
“Jika uang kita tidak bekerja, maka kita akan mencari uang seumur hidup,” tegasnya.
Sedangkan Karim, menekankan agar pemuda senantiasa giat menambah pengetahuan dan pengalaman agar siap dalam segala peluang. Sebab, lanjutnya, keberuntungan adalah bertemunya peluang dan kesiapan.
“Kita siap tapi ngga ada peluang, nggak jadi beruntung. Ada peluang tapi kita nggak siap juga sama. Ini kalimat yang saya dapat dari orang bijak,” pubgkasnya.(lut/ltn)