Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tokoh » KH. Abdul Kholiq : Ulama Tasawuf, Pendiri Madrasah Abadiyah Gabus

KH. Abdul Kholiq : Ulama Tasawuf, Pendiri Madrasah Abadiyah Gabus

  • account_circle admin
  • calendar_month Rab, 21 Jul 2021
  • visibility 90
  • comment 0 komentar

Oleh : Agus Salim*

Potret KH. Abdul Kholiq Mojolawaran

KH. Abdul Kholiq merupakan ulama yang  lahir di Pati Jawa Tengah. Sejarah panjang yang menceritakan tentang gigihnya ulama yang satu ini dalam mendampingi masyarakat pedesaan, untuk memperkenalkan agama Islam. Telah termaktub dalam buku yang ditulis oleh Agus Salim yang berjudul “Berkhidmat Mengarungi dan Menyemai Jejak-Jejak Zaman Biografi KH Abdul Kholiq (1914-1998).”

KH. Abdul Kholiq lahir pada tanggal 9 April 1914 dari pasangan H. Abu Bakar dan Hj. Ngasimah. Tepatnya disalah satu desa Angkatan Kidul di daerah Pati bagian selatan. Nama kecil beliau adalah Suyahman. Beliau tumbuh berkembang di daerah pedesaan pada umumnya, sama dengan anak-anak lain di desa biasa orang jawa menyebutnya “Cah Ndeso” (Anak Desa).

Beliau lahir di keluarga yang agamis. Tingkat ketirakatan keagamaan yang ditunjukan keluarganya memang berbeda, mengingat ayahnya selain ditempatkan masyarakat desa sebagai sosok pemuka agama, juga seorang yang menyandang gelar ‘Haji’. Dapat digambarkan pada masa kolonial jika seseorang yang tinggal di desa dan bergelar haji, otomatis ini menempatkan derajat/status sosial keagamaannya menjadi tinggi.

Perjalanan Intelektual 

KH. Abdul Kholiq menjalani masa pendidikannya pada tahun 1926 pada sekolah yang berada pada pemerintahan kolonial Belanda, atau suatu lembaga pendidikan dasar yang disebut Volksschool dalam bahasa Belanda. Dalam bahasa melayu/ bahasa Indonesia nya adalah sekolah rakyat.

Selama tiga tahun sekolah di sana, beliau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Vervolgschoolen. Karena sifatnya sebagai sambungan, maka kelas yang dijalani oleh murid seperti beliau pada tahun pertama otomatis yang sebelumnya yaitu kelas III Volksschool, untuk itu melanjutkan masuk ke kelas IV Vervolgschoolen.

Setelah menyelesaikan sekolah formal sampai ke jenjang Vervolgschoolen, beliau tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi setingkat sekolah menengah umum. Namun lebih memilih pesantren baik rencana pribadi beliau dan ayahnya H. Abu Bakar.

Pendidikan pesantren pertama yang ia kunjungi bersama orang tuanya pesantren yang berada di Wedarijaksa daerah Pati bagian utara. Yang mana pengasuh pesantren tersebut adalah Kyai Hasyim. Kala itu beliau dan orang tuanya menuju ke sana dengan menggunakan kendaraan tradisional seperti kereta yang ditarik oleh kuda yaitu delman.

Di pesantren Kyai Hasyim diajarkan mengaji ilmu-ilmu agama yang diajarkan di pesantren pada umumnya seperti, Nahwu, Shorof, Fikih, Ushul Fiqh, Hadis, Tafsir dan lain sebagainya. Selain mengaji di Kyai Hasyim beliau juga izin dengan kiainya untuk mengaji individual mandiri kepada Kyai Nawawi di Kajen, yang mana daerah Kajen cukup dekat dengan Wedarijaksa jikalau ditempuh dengan menggunakan delman waktu itu. Selama mondok di Kyai Hasyim ia mengganti namanya dari Suyahman menjadi Syahid (Belum diketahui secara valid nama Syahid merupakan pemberian dari Kyai Hasyim atau inisiatif beliau sendiri).

KH. Abdul Kholiq orang yang suka sekali mengembara ilmu dari kyai satu ke kyai lainnya dengan fokus ilmu yang berbeda. Beliau menjalani perjalanan intelektualnya dengan menyusuri pondok pesantren di beberapa wilayah Jawa. Seperti pesantren Bareng di Kudus yang diasuh oleh KH. Iskandar Yasin. Setelah dari KH. Iskandar Yasin beliau ke arah timur kepada KH. Kholil di daerah Kasingan, Rembang.

Hingga akhirnya beliau mengaji hingga ke Jawa Timur yaitu di Pesantren Termas Pacitan dan mengaji kepada KH. Dimyati. Belum puas dengan pengembaraannya, setelah dari Pacitan beliau kembali ke Utara di daerah Kajen Pati kepada KH. Salam dan KH. Munji. Setelah itu memutuskan untuk berguru di Jombang Jawa Timur yaitu di Pesantren Tebuireng. Karena beliau berfikir bahwa Jombang kala itu merupakan jantungnya Pesantren, karena pendiri Nahdhlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari berada di Jombang.

Merintis Thoriqoh 

Setelah mendalami ilmu agama, beliau kembali ke desanya di Angkatan Kidul untuk mengabdi dan mengajarkan ilmunya kepada warga setempat. Dan akhirnya menikah dengan seorang perempuan penduduk Desa Mojolawaran Gabus Pati. Anak dari seorang Kyai alim penduduk setempat, yaitu H. Abu Hasan. Beliau dijodohkan dengan putrinya Hj. Siti Rohmah.

H. Abu Hasan memiliki Pesantren Al Hasan dan Madrasah Diniyyah Tarbiyatussibyan. KH. Abdul Kholiq akhirnya di beri amanah untuk melanjutkan estafet pengelolaan dan pengasuhan pondok tersebut. Beliau juga memberangkatkan menantunya untuk pergi haji ke tanah suci Makkah Al-Mukarromah. Sepulangnya dari Makkah, beliau mengganti namanya menjadi Abdul Kholiq, hingga sekarang terkenal lah beliau dengan nama KH. Abdul Kholiq Mojolawaran Gabus Pati.

Beliau juga mendalami ngaji Thariqah setelah menikah dengan Hj. Siti Rohmah ke salah satu podok Thariqah di Pondowan Tayu Pati yang diasuh oleh KH. Muhammadun. Dan, kepada KH. Muhammad Mansyur Popongan suatu daerah perbatasan Surakarta dan Klaten.

Hingga akhirnya pada tahun 1972 KH. Abdul Kholiq merintis dan mengembangkan jamaah dan Pesantren Thariqah di Mojolawaran Gabus Pati. Thariqah yang dirintisnya tersebut diberi nama Thariqah Naqsabandiyah Mujadaddiyah Kholidiyyah.

Kiprah beliau pada dunia pendidikan pun sangat luar biasa, yang mana beliau pengasuh serta sekaligus mengelola dua lembaga pendidikan sekaligus yaitu pondok Al Hasan dan Madrasah Tarbiyatussbyan.

Berdirinya MTs Abadiyah

Suatu ketika ada sebuah keresahan muncul dalam benak KH. Abdul Kholiq. Beliau merasakan adanya dikotomi antara pengajaran ilmu umum dan ilmu agama menjadi permasalahan baru. Dimana ketika halnya sistem pendidikan sejak masa Hindia Belanda hingga masa kemerdekaan, seakan adanya sebuah sekat diantara ilmu umum yang menjadi klaim di sekolah umum serta ilmu agama yang hanya diajarkan di madrasah dan pesantren.

Hingga akhirnya beliau diskusikan dengan Musyawarah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Gabus. Yang mana berencana untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan berbasis akhlakul karimah yang didasari pada penerapan nilai, pandangan dan sikap islami berdasarkan konsep Ahlusunnah wal Jamaah. Serta menerapkan kedua ilmu tadi, ilmu umum dan ilmu agama. Melalui musyawarah panjang para jajaran MWC NU Gabus. Maka berdirilah Madrasah Tsanawiyah (MTs) dibawah naungan Nahdlatul Ulama yaitu MTs Abadiyah. Hingga sekarang MTs tersebut berkembang pesat dengan dirintisnya Madrasah Aliyah (MA) juga dan memiliki peserta didik berjumlah ribuan hingga sekarang.

Hari Duka

Abdul Kholiq menapaki usia tua, sekitar tahun 1992. Ada firasat yang disampaikan beliau sebelum wafat. Beliau pernah berkata _“Aku wis entuk keterangan. Aku cerakno karo Kiai Gusti.” (Aku sudah mendapat kejelasan. Aku dekatkan dengan Kiai Gusti (Allah SWT)._ Hal ini ditafsirkan santri dan keluarga beliau mengandung arti tiga hal:

1. Jika wafat agar di dekatkan dengan makam orang saleh.

2. Dekatkan dengan pondok Thariqah.

3. Dekatkan dengan Madrasah Abadiyah.

Hingga kemudian beliau wafat pada tanggal 7 April 1998 yang bertepatan dengan tanggal 11 Dzulhijjah 1419. KH. Abdul Kholiq berpulang ke Rahmatullah dalam usia 84 tahun. Sesuai keinginan beliau, jenazahnya di makamkan di komplek pemakaman Kalangan Tempel, Kuryokalangan. Dekat dengan Madrasah Abadiyah dan Pondok Thariqah.

*Dewan guru di MTs Abadiyah

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Peringati Harlah ke-49, MTs Walisongo Gelar Lomba Antar SD/MI Se-Jepara

    • calendar_month Jum, 12 Jan 2024
    • account_circle admin
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Jepara – Dalam rangka memperingati hari lahir ke 49 MTs Walisongo Pecangaan Jepara menggelar lomba antar SD/MI se Jepara yang berlangsung di kompleks madrasah pada Kamis (4/1/2024). Kegiatan diikuti 25 SD/MI se Jepara dengan jumlah 150 peserta. Adapun cabang yang dilombakan Tilawah, Tahfidh, Tartil, Badminton, Tenis Meja, Khitabah, Lagu Religi, Poster, Kaligrafi, dan Catur. […]

  • INDONESIA BUTUH NU

    INDONESIA BUTUH NU

    • calendar_month Sen, 2 Nov 2015
    • account_circle admin
    • visibility 62
    • 0Komentar

    NU merupakan satu organisasi sosial keagamaan yang—bisa dibilang—unik. Keunikan ini sebenarnya lahir dari berbagai aktivitas keorganisasian yang lebih bersifat kultural. Tradisionalisme yang melekat pada organisasi ini, merupakan satu bagian yang sering menjadi buah bibir khalayak. Secara struktural, organisasi NU telah cukup maju dalam penataan kepengurusannya. Hanya saja, esensi yang ‘duduk’ di dalamnya masih sarat dengan […]

  • Sarbumusi Pati Gelar Audiensi dengan Dishub, Bahas Pangkalan Truk

    Sarbumusi Pati Gelar Audiensi dengan Dishub, Bahas Pangkalan Truk

    • calendar_month Sel, 25 Okt 2022
    • account_circle admin
    • visibility 59
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id.- Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Pati dan Paguyuban Sopir Pati (PSP) gelar audiensi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten, Selasa (25/10/2022) siang.  Pada audiensi itu, disepakati bahwa untuk sementara waktu di depan Pasar Hewan Margorejo akan dijadikan pangkalan truk. Dengan demikian, para sopir truk tak perlu parkir di pinggir Jalan.   Kepala Dishub Kabupaten Pati, Teguh Widyatmoko […]

  • Love is Stupid. Photo by Brigitte Tohm on Unsplash.

    Love Is Stupid

    • calendar_month Ming, 5 Mar 2023
    • account_circle admin
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Oleh : Elin Khanin Part : 5Shanaya geleng-geleng mendengar cerita Nikhil. Ia kini tahu lelaki asal Banjarnegara ini adalah putra dari sahabat kental Ayahnya. Persahabatan yang membawa petaka bagi Shanaya—yang bahkan bisa bertindak konyol mengadakan pernikahan dalam sehari. Sungguh di luar nalar. Dan yang paling tidak rasional menurut Shanaya adalah lelaki di hadapannya. Shanaya juga […]

  • Kamis Sore, Waktunya Menentukan Arah Qiblat

    Kamis Sore, Waktunya Menentukan Arah Qiblat

    • calendar_month Kam, 15 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 43
    • 0Komentar

    PATI -Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU) baru-baru ini membagikan informasi tentang penentuan arah kiblat. Dalam istilah agama, momen ini biasa disebut dengan rashdul kiblat.  Lembaga yang bergerak di bidang astronomi tersebut, menyatakan bahwa Kamis, (15/7) sekira pukul 16.27 WIB adalah waktu penentuan kembali arah kiblat. “Pada saat itu, matahari berada tepat di atas ka’bah, jadi […]

  • Mojo Bersholawat dalam Rangka Sedekah Bumi

    Mojo Bersholawat dalam Rangka Sedekah Bumi

    • calendar_month Rab, 31 Agu 2016
    • account_circle admin
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Pati. Perangkat Desa Mojo berkerjasama dengan Pengurus NU Ranting Mojo Cluwak Pati, Ansor, Banser, Fatayat, Muslimat dan Pemuda Dermo Wongsho mengadakan Sholawat bersama yang bertempat di Balai Desa Mojo,  19/8 kemarin.             “Acara sholawatan bersama di daerah kami memang belum populer akan tetapi kami akan terus berusaha mengadakannya sedikit demi sedikit, ini adalah kali pertama […]

expand_less