Gus Nadir : Pemuda Harus Kaya Literasi
YOGYAKARTA-Tokoh kontroversial, Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) hadir di Yogyakarta, Sabtu (28/9) malam. Dosen Monash Institute, Australia tersebut, merupakam salah satu tokoh NU yang dianggap liberal oleh khalayak. Hal ini tak lepas dari aktivitas Gus Nadir di media sosial yang cukup intens dan memancing reaksi kaum radikalis.
Gus Nadir saat merespon pertanyaan hadirin |
Malam ini, Gus Nadir membuka forum di Indonesia yang berlokasi di Toko Buku Togamas, Kota Baru. Acara bertajuk Ngaji Malam Minggu tersebut sebenarnya merupakan pembedahan bukunya yang berjudul ‘Tafsir al Qur’an di Medsos’. Hanya saja, pembahasan melebar ke berbagai aspek.
Para jama’ah yang kebanyakan mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Setelah mengikuti pemaparan Gus Nadir secara langsung, mereka terbuka fikirannya dalam memadang segala hal, termasuk dalam beragama.
“Saya menjadi terbuka setelah melihat langsung Gus Nadir. Dulu saya menyangka tokoh NU yang satu ini leberal, tapi ternyata anggapan saya itu keliru 100%” ungkap Ro’is, salah satu mahasiswa yang hadir.
Gus Nadir sendiri menanggapi santai tuduhan-tuduhan atas dirinya. Tuduhan paling banyak tersebar melalui media sosial.
Jelang akhir acara, Gus Nadir berpesan kepada para jama’ah, agar jangan terlalu serius memberikan respon dalam berselancar di sosial media. Sebab, satu hal yang bisa kita lakukan adalah mengontrol diri.
“Kita tidak bisa mengontrol orang lain di medsos. Makanya, kita harus mengontrol diri kita” ungkapnya.
Selain itu, Ro’is Syuriyah PCI NU Australia ini juga menyampaikan kepada para mahasiswa agar jangan sampai membaca satu literasi saja. Gus Nadir mengatakan bahwa generasai muda harus kaya literasi, sehingga tidak mudah menyalahkan dan tidak sempit pemikiran.
“Anak muda cuma baca satu literasi saja itu ibarat bikin skripsi cuma pakai referensi satu buku, yang lainnya ibid” tuntas Gus Nadir diiringi kelakar hadirin.(lut/ltn)