Berenang Gratis Buat Anak-Anak
Oleh: Inayatun Najikah
Setelah selesai dengan aktivitas sosial yang begitu padat, pada akhirnya saya kembali pada rutinitas semula. Kembali menulis dan melanjutkan aktivitas harian yang beberapa hari ini telah saya tinggalkan.
Ide dari tulisan yang akan saya uraikan ini, sebenarnya sudah ada sejak lama di fikiran. Namun, saya mengendapkannya terlebih dahulu karena berbenturan dengan hal lain yang mesti difikirkan. Maklum kapasitas otak saya tak banyak. Ibarat sebuah flashdisk kira-kira ya hanya 16 Gb.
Setiap jumat adalah waktunya saya menulis apa saja yang berkaitan dengan anak-anak. Pada tulisan ini saya akan menjabarkan perihal kegembiraan keponakan saya pada saat terjadinya banjir. Sebelumnya kita semua pasti sependapat dan setuju bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka tak menjadi hal tabu jika setiap momen anak-anak selalu ingin bermain.
Kita tahu sejak awal tahun ini beberapa wilayah sedang mengalami musibah banjir, termasuk pati. Di desa tempat saya tinggal, akses jalan hampir 70 persen tergenang oleh air. Bahkan beberapa ada yang sudah menyentuh dan masuk rumah warga. Oleh sebab itu, sekolah dan tpq terpaksa diliburkan untuk sementara waktu.
Bagi anak-anak libur adalah waktu yang sangat dinantikan. Meski saat disekolah ataupun ditempat mengaji ia bisa bermain, namun entah ada apa ketika mendapat hari libur anak-anak pasti bersuka cita. Saya pun dulu juga begitu ketika masih kecil. Selalu menantikan hari libur.
Kembali pada inti tulisan ini. Kedua sepupu kembar saya yang masih kecil meminta untuk ikut mengunjungi sekolah tempat ayahnya mengajar yang ada di desa sebelah. Saya mengetahui hal tersebut karena ayahnya mengirimkan sebuah video di group keluarga yang menunjukkan asyiknya putra kembarnya bermain air.
Dalam video yang hanya berdurasi lima menit itu paman saya berkata, belajar berenang gratis. Sambil diperlihatkan betapa gembiranya dan polah tingkah anaknya. Terlihat sangat seru sekali. Mereka tak ada ketakutan dengan hal-hal yang menggangu seperti yang terkadang orang tua fikirkan.
Jangan bermain air banjir nanti ada hewan bisa menyebabkan gatal.
Jangan bermain air banjir nanti sakit.
Dan jangan yang lain juga seterusnya.
Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut yang belum tentu terjadi nyatanya lebih banyak membuat orang tua posesif dan membatasi gerak serta keingintahuan anak akan suatu hal. Dan jika hal itu dipertahankan, maka akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang si anak.
Berbeda dengan yang ditunjukkan paman saya. Ia membiarkan kedua putranya bermain namun tetap mengamati dan membersamai. Saya serasa mendapat mata kuliah gratis 2 sks. Sekian.