Iklan
Parodi

Rakyat

Oleh: Niam At Majha

Beberapa hari ini saya membaca berbagai postingan terkait matinya televisi analog. Hiburan sederhana untuk rakyat pun telah tiada, bergantikan dengan hiburan yang berbayar. Televisi analog telah tiada, tepatnya di tiadakan. Rakyat di paksa untuk berubah ke televisi digital, yang mana alat dan prasarananya belum mencukupi di pasaran. Kalau teman saya mengatakan.

“Wis di kon tuku, tapi barange ora eneng, pemerintah kayaknya suka bercanda deh”

Konten Terkait
Iklan

Saya hanya senyum kecil tapi pahit ketika mendengarkan celotehan teman saya tersebut. Di satu sisi saat rakyat sibuk mencari alat yang membantu untuk melihat televisi yaitu hiburan termurah harus di jual belikan. Saat saya menulis ini ada iklan yang sengaja lewat di beranda media sosial saya, kurang lebihnya seperti ini;

STB Set Top Box TV Digital Ready hari ini, langsung kerumah saja ya. Dibantu SETTING DITEMPAT, Matrix Apple HD Merah 395rb, Matrix hijau burger 355rb, Matrix Kuning 320 rb, 10 pcs x310rb (koli 295rbx40), Matrix biru garuda 340rb, Venus 310 rb, Super HD hijau 275 rb (260rbx40), Luby 02 310rb, Luby 01 350rb, Sanex 350, Sogo 325rb, Welhome 325rb, Noise 325 rb, Finito 325, Rinrey 325, Semua produk elektronik tidak ada garansi toko, Hanya garansi Distributor yang tertera di kartu garansi masing-masing produk, Langsung datang saja barang terbatas. Tidak menerima dp dp.

Ketika saya membaca iklan tersebut saya tertawa kecil, ternyata pemerintah telah berbisnis dengan rakyatnya. Dengan dimatikannya panggung hiburan dan membuat panggung hiburan lagi yaitu tentang RUKHP ada yang menolak atau pun yang pro. Sedangkan saya sendiri di pro atau kontra saya sendiri tak memahami. Karena semua itu tentang untung dan rugi. Jadi saya tak dapat mengomentari.

Selepas dari itu semua, baik RUKHP atau televisi analog yang telah mati. Hiburan termurah rakyat telah tiada, lantas rakyat sebagai penopang berdirinya sebuah negara mendapatkan hiburan yang bagaimana lagi? Saya dan Anda mari bersama sama untuk merenungkan atau sekadar membayangkan seharusnya bagaimana dan berbuat apa?

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button