Santri Harus Punya Peran di Berbagai Bidang
Pcnupati.or.id- Jepara – Madrasah Aliyah (MA) Walisongo Pecangaan Jepara menggelar tasyakkur (syukuran) ke-44 tahun yang berlangsung di mushala madrasah setempat, Selasa (31/10) pagi.
Hadir sebagai pemantik acara bertajuk “Santri Milenial dan Tantangan Global” Ketua STKIP PGRI Pacitan H Mukodi dan akademisi UIN Walisongo Semarang, H Fakhrudin Aziz.
Selain sivitas akademika MA Walisongo, hadir pula Ketua Dewan Pembina Yayasan Walisongo KH Syukri Sukarli, Direktur Eksekutif Yayasan Walisongo KH Adib Khoiruzzaman, dan kepala unit di lingkungan Yayasan Walisongo Pecangaan.
Ketua STKIP PGRI Pacitan, H Mukodi menyatakan hari ini tidak ada alasan kader nahdliyin untuk tidak kuliah. “Sekarang ada begitu banyak beasiswa, yang terpenting bagi kita adalah memiliki kapasitas yang mumpuni. Untuk modal telah cukup diberikan para kiai maka tinggal kita bergerak atau tidak,” tandasnya.
Kesempatan itu, Mukodi yang juga merupakan alumnus MA Walisongo itu berpesan kepada santri kesuksesan ada di pribadi masing-masing.
“Ciptakan ekosistem yang baik, terbuka terhadap tantangan, buka jaringan seluas-luasnya. Maka InsyaAllah segalanya juga akan Allah mudahkan,” doanya.
Hal lain ditambahkan akademisi UIN Walisongo Semarang H Fakhrudin Aziz. Menurutnya tantangan santri saat ini adalah bagaimana kita mengambil peran karena di era ini teknologi telah menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang.
“Maka dari itu kita dituntut untuk mengikuti perkembangan yang sudah begitu pesat. Jika santri mau aktif, mau bergerak, mau giat maka InsyaAllah Allah pasti akan membuatkan jalan untuk kita,” jelasnya.
Ditegaskan Fakhrudin yang juga alumnus MA Walisongo bahwa santri Walisongo jangan gentar. “Kuatkan aspek bathiniyah karena yang akan membuat kita tidak oleng. Aspek bathiniyah juga membuat kita kuat. Hari ini kalian di Pecangaan tetapi suatu saat kalian harus mewarnai berbagai bidang profesi dalam kehidupan,” harapnya.
Kepala MA Walisongo, Ainun Najib berharap momentum peringatan 44 tahun menjadi titik balik untuk kembali meraih kemajuan dan kesuksesan.
“Kami selalu bersyukur di usia 44 tahun masih berkiprah dan menebarkan manfaat. Juga tak lupa mawas diri karena tantangan dalam pendidikan semakin kompleks sehingga tetap harus berkarya untuk menjadi yang terbaik,” pungkasnya.