Puting Beliung Terjang Kertomulyo, Madrasah Shirathul Ulum Terdampak
Pcnupati.or.id – Angin puting beliung menerjang wilayah Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Rabu (20/3/2024) siang. Akibatnya, ratusan rumah di lima desa mengalami kerusakan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, desa-desa di Kecamatan Trangkil yang terdampak puting beliung di antaranya Kertomulyo, Karangwage, Tlutup, Ketanen, dan Guyangan.
Di kertomulyo, angin kencang menerjang 137 rumah/bangunan. Kemudian di Karangwage 22 rumah/bangunan, di Tlutup 27 rumah/bangunan, di Ketanen 46 rumah/bangunan, dan di Guyangan 55 rumah/bangunan.
Ratusan bangunan itu umumnya mengalami kerusakan di bagian atap. Selain rumah, sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan. Seperti gedung sekolahan, Polindes, hingga balai desa.
Berdasarkan pantauan di kompleks Balai Desa Kertomulyo, Kamis (21/3/2024) siang, warga tampak bergotong royong memperbaiki atap Polindes yang rusak. Ada pula yang membersihkan ranting-ranting pohon yang tumbang akibat terjangan angin. Kemudian di Madrasah Shirathul Ulum, para siswa juga melakukan kerja bakti membersihkan puing-puing atap yang rusak.
Kepala Desa Kertomulyo, H Karyo Busono mengatakan, angin puting beliung itu menerjang desanya sekira pukul 11.15 WIB. Menurut dia, angin datang dengan singkat dan secara tiba-tiba.
Ia menceritakan, saat itu dirinya sedang duduk di depan balai desa bersama perangkatnya. Waktu itu, wilayah Kertomulyo diguyur hujan yang lebat. Secara tiba-tiba angin kencang datang menerjang kompleks Balai Desa Kertomulyo.
“Pertama kali yang diterjang adalah SDN 1 Kertomulyo. Memudian angin menerjang balai desa, Polindes, dan Madrasah. Pohon beringin di depan balai desa juga tumbang,” kata dia saat ditemui, Kamis (22/3/2024). Saat itu dirinya sedang bersih-bersih bersama sejumlah warga di halaman balai desa.
Ia menjelaskan, usai kejadian, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan Camat dan Pemerintah Desa yang lainnya. Ia baru menyedari, bahwa puting beliung tidak hanya menerjang desanya, tetapi juga desa lainnya.
”Angin itu dari arah Desa Mojoagung kemudian ke Ketanen, berputar di Desa Karangwage, lalu ke Tlutup, yang paling parah ke Desa Kartomulyo dan berakhir di Desa Guyangan. Di Guyangan anginnya sudah melemah,” jelas dia.
Ia menyebut, total kerugian yang dialami akibat kejadian itu mencapai Rp 400 juta hingga Rp 500 juta.
”Ada rumah warga, kemudian gedung tani milik desa atapnya hilang separuh, kantor balai desa, madrasah rusak parah, dan polindes rusak. Kerugian sekitar Rp 400-500 juta,” terang dia.
Madrasah Terdampak
Puting Beliung yang menerjang Desa Kertomulyo, juga mengakibatkan kerusakan di Madrasah Shirathul Ulum. Tampak atap sekolah itu mengalami kerusakan. Madrasah pun akhirnya menunda ujian. Bahkan, Diniyah juga diliburkan untuk sementara waktu.
Bendahara Yayasan Shirathul Ulum, Mashuri, mengatakan bahwa atap gedung madrasah yang berlantai tiga itu mengalami kerusakan.
”Enam ruangan kelas yang berada di atas rusak semuanya. Karena atapnya rusak. Kemudian sekitar enam pintu di kelas lainnya juga rusak usai diterjang angin. Langsung keterak (diterjang) angin,” kata Mashuri.
”Untuk pembelajaran pada hari ini masuk tapi hanya untuk kerja bakti. Untuk ulangan ditunda besok pada Sabtu. Karena ini untuk membenahi genteng. Kuatirnya kalau ada hujan lagi, kelasnya kemasukan air,” lanjut dia.
Beruntung, saat kejadian itu para siswa sudah pulang. Mengingat madrasah sedang menggelar ujian.
”Siswa sudah pulang jam 10.30 WIB. Sebelum zuhur hujan dan angin kencang datang. Selang beberapa saat puting beliung menerjang. Beruntung tidak ada korban jiwa,” tandas dia. (angga/ltn).