Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Pluralisme sebagai Pilar Kerukunan

Pluralisme sebagai Pilar Kerukunan

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 11 Mei 2024
  • visibility 88
  • comment 0 komentar

Oleh : Siswanto, MA

Dalam tataran empiris, kerukunan antar-umat beragama di Indonesia sudah mulai kelihatan progres perkembangnya dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan. Hal ini tidak lepas dari peran dari elemen masyarakat, lebih-lebih saat Gus Dur menjabat sebagai presiden. Dimana, beliau selalu memberikan contoh sikap yang menjunjung tinggi keadilan dan menghargai kemajemukan tanpa membedakan, agama,ras, etnik, adat-istiadat, dan budaya masyarakat.

Sedangkan kata pluralisme sendiri memiliki banyak makna baik ketenangan, damai, tentram, dan penuh kedamaian. Kerukunan juga bisa diartikan sebagai bentuk kehidupan yang damai dan penuh rukun antar-umat beragama. Maka, kerukanan kaitannya dalam umat ber-agama dapat diartikan sebagai hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam kehidupan di masyarakat.

Kehidupan yang disertai dengan menjunjung tinggi keadilan, kesataraan, dansaling menghormati antar-sesama-umat ber-agama, berbangsa, dan bernegara di dalam NKRI sudah diatur berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.

Oleh karena itu, melalui sikap toleran dan saling menghargai atar semua umat beragama tanpa membeda-bedakan latar belakangan agama maupun ras, maka akan terwujudnya interaksi dan kesepahaman yang baik di kalangan masyarakat beragama, sehingga bisa terwujud tata kehidupan yang aman dan tentram.

Alquran juga mengandung ayat-ayat yang mendukung bentuk pluralisme. Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Hujarat yang artinya “Sesungguhnya, wahai manusia, Kami membuatmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kemudian membuatmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Orang yang paling bertakwa di antara kamu adalah yang paling mulia di sisi Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mahateliti.”

Dari ayat di atas sangat jelas, bahwa pluralisme merupakan pilar kerukunan di lingkungan masyarakat, sebagaimana pada surat al-Hujarat di atas  disebutkan kalau hidup saling mengenal satu sama lain tanpa adanya deskriminasi dan saling menjatuhkan satu sama lainnya, tentunya kehidupan damai, tentram, dan bahagia akan terbentuk dengan sendirinya.

Pada dasarnya toleransi merupakan persoalan ajaran dan kewajiban untuk melaksanakan ajaran tersebut. Jika toleransi menghasilkan tata cara pergaulan yang baik dan harmonis atar sesama kelompok maupun perseorangan, maka harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat. Hikmah dan manfaat itu adalah sekunder nilainya sedangkan yang primer adalah ajaran yang benar itu. Maka sebagai yang primer toleransi harus kita wujudnya di masyarakat dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang mencerminkan keindahan, kebaikan, dan keharmonisasian.

Adapun salah satu fondasi penting dalam menjaga kesatuan dan kedaulatan Indonesia adalah kerukunan antar agama. Kerukunan ini sering diinterpretasikan sebagai keadaan yang mencerminkan perdamaian, keteraturan, ketenangan, kesejahteraan, saling menghormati dan dihormati, saling menghargai, memiliki sikap toleransi, serta semangat gotong-royong, yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama dan prinsip-prinsip Pancasila.

Sedangkan terbentuknya kerukunan umat beragama tidak lepas dari adanya modal sosial masyarakat. Di mana modal sosial ini tidak lepas dari bentuk kearifan lokal masyarakat dan kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas masyarakat, sehingga masyarakat tidak saling memiliki rasa untuk menyalahkan dan justru kerukunan semakin terjalin.

Dengan demikian, selain modal sosial sebagai perekat kerukunan umat-beragama juga tidak lepas dari adanya kedewasaan masyarakat dalam menerima perbedaan serta bisa menerapkan pilar-pilar pluralisme, sehingga masyarakat tidak mudah ‘kagetan’ dan bisa hidup secara berdampingan maupun saling berbaur satu sama lainnya.

 

 

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Momen Kemerdekaan, PCNU : Tanpa Ulama NU Mungkin Indonesia belum Merdeka

    Momen Kemerdekaan, PCNU : Tanpa Ulama NU Mungkin Indonesia belum Merdeka

    • calendar_month Sel, 17 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 83
    • 0Komentar

    K. Yusuf Hasyim, ketua PCNU Pati dalam diskusi Kebangsaan bersama mahasiswa KKN Gembira IPMAFA PATI-17 Agustus 76 tahun silam, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan. Pembacaan naskah keramat ini menjadi simbol kemerdekaan Indonesia.  Masyarakat era milenial, tidak merasakan beratnya perjuangan kala itu. Maka, K. Yusuf Hasyim, ketua PCNU Pati, mengajak warga Indonesia untuk merenungi jasa-jasa pahlawan, khususnya […]

  • PCNU - PATI

    Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa

    • calendar_month Sab, 16 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 91
    • 0Komentar

    NU (Nahdlatul Ulama), dikenal sebagai organisasi yang berhaluan“tradisional” yang dilawankan dengan “modernis”. Disebut demikian, karena NUmemang bertujuan untuk mempertahankan atau memelihara tradisi Islam yangdisebut paham “ahlussunnah wa al jamaah” (aswaja). Tradisi ini sebenarnya adalahsebuah konsensus besar di bidang teologi dan fikih. Di bidang teologi, NU mengikutialiran kalam Asyariah dan Maturidiyah. Di bidang fikih, mengikuti empat […]

  • Santri sekaligus Anggota Banser Panggungroyom Wedarijaksa Menjadi Korban Pengeroyokan

    Santri sekaligus Anggota Banser Panggungroyom Wedarijaksa Menjadi Korban Pengeroyokan

    • calendar_month Sel, 29 Okt 2024
    • account_circle admin
    • visibility 79
    • 0Komentar

    Pcnupari.or.id. – Seorang santri asal Desa Panggungroyom, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, yakni Muhammad Aufal Maromi (23) menjadi korban pengeroyokan oleh segerombolan orang di Prawirotaman, Mergangsan, Yogyakarta, Rabu (23/10/2024) malam. Aufal merupakan seorang santri Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Jogja. Kejadian pengeroyokan itu bermula saat Aufal bersama dengan seorang temannya yakni Shafiq Faskha (19), warga Rembang, tengah membeli sate sekira […]

  • MWCNU Trangkil Salurkan Bantuan Rp 20 Juta untuk Korban Puting Beliung

    MWCNU Trangkil Salurkan Bantuan Rp 20 Juta untuk Korban Puting Beliung

    • calendar_month Sen, 25 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 76
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id. – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Trangkil menyalurkan bantuan untuk korban  terdampak bencana angin puting beliung di wilayah Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Senin (25/3/2024). Ketua Tanfidziyah MWCNU Trangkil KH. Syakroni mengatakan, bantuan yang disalurkan sebesar Rp 20 juta. Yang mana dana itu digalang dari LazisNU dan para donatur di Kecamatan Trangkil. “Ini […]

  • Menghadiri Walimah

    Menghadiri Walimah

    • calendar_month Sel, 21 Jun 2022
    • account_circle admin
    • visibility 91
    • 0Komentar

    Sering kita ketahui orang yang mengadakan acara pernikahan atau khitanan, shôhibul hâjat mengundang tetangga dan para tamu lainnya.Adapun yang diundang tersebut ada yang membawa beras, kado, atau amplop yang berisikan uang dll. Jika menghadiri undangan tersebut karena sudah menjadi adat. Pertanyaan : Bagaimana hukumnya menghadiri undangan tersebut, apabila yang diundang tidak punya apa-apa ? Jawaban […]

  • PCNU-PATI

    Lewat Kenduri Desa Damai; FKPT Jateng Cegah Terorisme

    • calendar_month Rab, 21 Jun 2023
    • account_circle admin
    • visibility 90
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Kudus – Bertempat di Balai Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Kenduri Desa Damai bertajuk “Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri” pada Rabu (21/6/2023). Ketua Bidang Media, Hukum dan Hubungan Masyarakat FKPT Jawa Tengah Hamidulloh Ibda mengatakan bahwa Kenduri Desa Damai […]

expand_less