Oleh : Dr. Jamal Makmur Asmani*
KH. Ubaidullah Shodaqah, Rais Syuriyah PWNU Jateng, saat halal bi halal PCNU Pati (Selasa, 24 Mei 2022) di kantor PCNU Pati memberikan warning kepada seluruh elemen NU agar NU jangan menjadi macan ompong. Besar kuantitasnya, tapi tidak mempunyai kualitas kompetitif yang dibanggakan dan dihormati pihak lain.
Sudah saatnya NU mempunyai prestasi besar yang dibanggakan bangsa ini karena NU adalah organisasi besar yang didirikan para ulama yang ikhlas dalam mendarmabaktikan potensinya demi bangsa dan umat manusia.
Halal bi halal harus dijadikan momentum pertaubatan pengurus NU supaya ke depan lebih dinamis, transformatif, dan mampu menjadi lokomotif perubahan yang manfaatnya dirasakan warga NU dan bangsa Indonesia.
Beberapa langkah yang dilakukan supaya NU tidak menjadi macan ompong, tapi benar-benar macan yang disegani dan dihormati adalah:
Pertama, melakukan terobosan kreatif
NU sulit mengalami masa keemasan jika bergerak stagnan dan monoton. NU harus berani melakukan terobosan-terobosan kreatif dalam programnya supaya mampu meraih prestasi besar di masa depan.
Berpikir di luar kotak (out the box) harus dilakukan supaya mampu berlari kencang dan tidak didekte oleh mainstream konvensional.
Dibutuhkan kader-kader muda brilian yang kreatif dan berani melakukan lompatan supaya NU mampu melakukan terobosan kreatif.
Kedua, mampu bersinergi
NU bisa bergerak cepat jika mampu menyinergikan seluruh kekuatannya, baik struktural maupun kultural dalam satu komando. Sinergi mutlak dilakukan supaya ada akselerasi program yang manfaatnya dirasakan secara riil oleh warga NU dan bangsa Indonesia.
Bahkan kader-kader NU yang tersebar ke dalam berbagai partai harus bersatu demi kepentingan NU dan bangsa Indonesia. Di samping kader-kader yang ada di birokrasi dan tempat lain yang strategis.
Tidak boleh ada ego sektoral yang menghalangi sinergi dan kolaborasi demi kekayaan NU di masa depan.
Ketiga, menjaga amanah para pendahulu
NU adalah organisasi para ulama yang amanah. Oleh karena itu, generasi penerus harus meneruskan amanah ini secara disiplin dan konsisten.
Amanah merawat kantor dan segala inventaris dan amanah memajukan organisasi di segala sektor menjadi tanggungjawab yang harus ditunaikan seluruh komponen NU. Jangan sampai kepentingan individu dan kelompok mencederai amanah pendahulu ‘salafus shalih’ yang ikhlas berjuang di NU.
Keempat, memprioritaskan program kemandirian
NU tidak boleh menggantungkan pihak lain. NU sendiri harus mandiri dan berdaya. Dalam konteks ini, maka Lazisnu harus benar-benar hadir dengan manajemen amanah supaya mendapat kepercayaan warga NU.
Lazisnu harus hadir di tengah-tengah warga NU sehingga kehadiran NU dalam aspek sosial kemasyarakatan benar-benar nyata adanya.
Lazisnu menjadi estalase NU yang harus memberikan harapan besar akan kemandirian ekonomi organisasi.
Kelima, merawat bangsa Indonesia
NU harus mampu hadir sebagai organisasi yang merawat kebinnekaan dan kerukunan bangsa. PBNU (Pancasila, Binneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UUD 1945) adalah harga mati bagi NU.
Belajar dari negara-negara Timur Tengah, maka NU harus menjadi garda depan yang menjaga bangsa dari segala rongrongan pihak, internal dan eksternal yang merusak harmoni nasional. Gerakan separatis-radikalis harus diarahkan kepada gerakan nasionalisme dengan motto utama ‘hubbul wathan minal iman”.
Semoga tercapai, amiin
PCNU Pati, Selasa, 24 Mei 2022
*Penulis merupakan Wakil Ketua PCNU Pati