Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Melawan Gerakan Sosmed Wahabi

Melawan Gerakan Sosmed Wahabi

  • account_circle admin
  • calendar_month Sen, 17 Jan 2022
  • visibility 96
  • comment 0 komentar

 Oleh : M. Dani Habibi*

Kita tentu sudah mengetahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini tentu menjadi lahan subur bagi para penggerak Islam baik yang bersifat tradisonal, modern atau fundamental. 

Setiap gerakan Islam, pastinya punya ciri khas masing-masing. Mulai dari yang bercorak tradisionalis seperti menjaga tradisi leluhur sampai yang bercorak modern seperti memajukan sistem pendidikan dan rumah sakit. Bahkan aliran ketiga, Islam yang fundamental seperti meneguhkan konsep syari’at Islam yang berkepemimpinan khilafah juga turut mewarnai ‘pasar’ khazanah islam (khususnya) di Indonesia.

Perkembangan Teknologi dan Informasi (TI) menjadi salah satu alat penting dalam menyebarkan dakwah Islam lengkap dengan berbagai corak tersebut. Seperti kita lihat, tumbuh-kembang ajaran Wahabi di Indonesia yang saat ini begitu gencar mendakwahkan Islam melalui media-media TI. Realitas ini sangat menarik untuk dikaji. Karena, seperti kita tahu bahwa Wahabi adalah ajaran yang penuh kontroversi di kalangan masyarakat muslim Indonesia.

Sejarah Singkat

Wahabi di dirikan oleh Muhammad ibn ‘Abd Wahhab. Ia dilahirkan di dusun Ujainah (Nejd), timur Saudi Arabia. Dari ayahnya yang menjabat sebagai Kadi (hakim), ia memperoleh pengetahuan di bidang fikih dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Kemudian ia merantau ke Hijaz. Di negeri ini Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab memperoleh pengetahuan agama dari ulama-ulama Mekkah dan Madinah.

Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab dengan gerakannya untuk memurnikan ajaran Islam, khususnya dalam bidang tauhid sebagai  ajaran pokok Islam. Ia tidak ingin mengubah ajaran Islam dengan penafsiran baru terhadap wahyu, melainkan membawa misi memberantas unsur-unsur (yang menurutnya) di luar ajaran Islam, seperti bidah, khufarat, dan takhyul. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu faktor penolakan gerakan Wahabi oleh sebagian besar kalangan di Indonesia. Resistensi ini terjadi di beberapa lini, baik masyarakat umum, maupun ormas. 

Abdurrahman Wahid dalam bukunya yang berjudul ‘Ilusi Neggara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia’, menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir sejak munculnya Wahabi di Indonesia, wajah Islam berubah menjadi agresif, beringas, intoleran dan penuh kebencian. Hal inilah yang melahirkan stigma di masyarakat bahwa Wahabi adalah gerakan Islam radikal atau Islam ekstrim. Sebab, mereka telah berani menyerang, merusak dan memberatas adat kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah ada sejak dulu.

Gerakan

Lebih jauh, perkembangan gerakan Wahabi yang semakin ekspansif, tak mengherankan lagi jika kehadirannya menimbulkan masalah baru bagi Indonesia. Sebab, faham ini bukan hanya menjadi toxic bagi lestarinya adat timur Indonesia, namun Wahabisme di Bumi Pertiwi juga dinilai telah membahayakan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Parahnya, akhir-akhir ini perkembangan gerakan Wahabi merambah kepada media. Baik dalam media sosial, sperti Youtube, Istagram, Facebook dan juga website-website.

Sekarang media menjadi salah satu alat untuk mengembangkan ajaran Wahabi. Gerakan mereka bersifat tertutup dan tidak mau terbuka. Namun di dalam media, mereka sangat gencar mengemborkan ajaran Wahabisme. Banyak tokoh-tokoh yang saat ini aktif di media sosial seperti  Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, Ust. Badrusalam dan Ust. Firanda. Tiga orang tersebut yang hingga saat ini aktif di media sosial baik yang bersifat visual atau tulisan.

Gerakan Wahabi di media telah menjadi ranjau bagi orang-orang awam. Bagaimana tidak, banyak sekali kasus seseorang (khususnya para perantau) yang awalnya berniat mencari ilmu atau berkerja namun setelah ia pulang ke kampung halaman, ia telah berubah haluan aqidahnya. Tak berhenti sampai di situ, biasanya mereka akan  melarang keluarga, tetangga dan juga temen-temennya untuk tidak menjalankan lagi tradisi Islam Nusantara yang telah ada sejak dulu. 

Hal tersebut menjadi penting untuk diwaspadai, karena jika kita terlena dan terpengaruh dengan ajaranya maka tidak menutup kemungkinan semua kegiatan Islam yang bersinggungan dengan tradisi dan adat istiadat akan dengan mudah disalahkan.

Dengan demikian, perkembangan gerakan Wahabi di media baik di Yotube, Facebook, Istagram dan Website harus di saring kembali. Karena jika kita menerima saja tanpa adanya filterisasi maka kita akan dengan mudah dan menuduh orang lain salah dan hanya menganggap ajarannyalah yang telah sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, netizen harus benar-benar budiman dalam menentukan sosok sebagai ‘guru agama’. Hemat penulis, boleh saja belajar agama dari sosmed, tapi, jika tokoh yang kita anggap sebagai ustadz telah menyebarkan benih-benih kebencian, saran penulis, tinggalkan!.(*)


*Dosen Sekolah Tinggi Darussalam Lampung, pegiat Sejarah Islam Nusantara


Editor : Maulana Luthfi Karim

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Turba dan Rakorcab, PC IPNU IPPNU Pati Sampaikan Hasil Rakercab 2

    • calendar_month Sen, 28 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 110
    • 0Komentar

    JUWANA – Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Pati mengadakan Turun ke Bawah (Turba) dan Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab) di MI Al-Fattah pada Minggu (27/11/2022). Kegiatan ini diikuti oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU se-Kawedanan Juwana. Meliputi, PAC Trangkil, PAC Wedarijaksa, PAC Juwana, dan PAC Batangan. […]

  • PPKM, Muslimat Gembong Hentikan Semua Aktivitas Luring

    PPKM, Muslimat Gembong Hentikan Semua Aktivitas Luring

    • calendar_month Rab, 7 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 82
    • 0Komentar

    Maria Ulfa (tengah), Ketua PAC Muslimat NU Gembong bersama pengurus lainnya (foto : dokumen LTN-NU)  GEMBONG-Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menyebabkan banyak rutinitas terhambat. Hal ini pula yang dirasakan oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Gembong.  Para kaum ibu yang rutin melaksanakan kegiatan setiap tanggal 12 tersebut terpaksa meliburkan diri karena adanya PPKM. Hal […]

  • Istighotsah Ulama & Umara Kab. Pati Telah Berlangsung 7,5 Tahun

    Istighotsah Ulama & Umara Kab. Pati Telah Berlangsung 7,5 Tahun

    • calendar_month Jum, 14 Feb 2020
    • account_circle admin
    • visibility 103
    • 0Komentar

    PATI – Tidak terasa, Pemerintah Kabupaten Pati bersama dengan PCNU Kabupaten Pati, telah menggelar Istighotsah Ulama dan Umara se-Kabupaten Pati, 7,5 tahun secara rutin selama. Hal ini terungkap saat Bupati Pati, H. Haryanto, menyampaikan sambutannya dalam acara Istighotsah Ulama dan Umara Kabupaten Pati yang digelar di Pendopo Kabupaten Pati, Kamis (13/2/2020) malam. Istighotsah Ulama dan […]

  • Jalan Sehat Ala Santri

    Jalan Sehat Ala Santri

    • calendar_month Ming, 22 Okt 2017
    • account_circle admin
    • visibility 82
    • 0Komentar

    Pati. Pengurus MWC NU Margoyoso beserta banom-banomnya mangadakal acara” Mlaku – mlaku bareng santri se-Kabupaten Pati. Dari PCNU Pati sendiri memiliki program acara tersebut yang terpusatkan di kecamatan Margoyoso, pada jalan sehat Hari Santri Nasional kali ini dengan mengambil tema Meneguhkan peran santri dalam bela negara, Pancasila, dan NKRI , 20/10. Acara ini dimulai pada […]

  • Santri-Santri dari Berbagai Pesantren Ikuti Bahtsul Masail RMI NU Pati

    Santri-Santri dari Berbagai Pesantren Ikuti Bahtsul Masail RMI NU Pati

    • calendar_month Ming, 19 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 165
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Dalam rangka memperingati Hari Santri 2025, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Pati menyelenggarakan kegiatan Bahtsul Masail Santri, di Madrasah Salafiyah Kajen, Margoyoso, Sabtu (18/10/25). Ketua RMI NU Kabupaten Pati, KH. Muhammad Liwauddin, mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh perwakilan pesantren se-Kabupaten Pati. “25 pesantren ikut melaksanakan bahtsul masail ini. Harapan kami […]

  • Tim KKN Antasena Ipmafa Latih Ibu-Ibu di Tambahagung Tambakromo Bikin Inovasi

    Tim KKN Antasena Ipmafa Latih Ibu-Ibu di Tambahagung Tambakromo Bikin Inovasi

    • calendar_month Sab, 30 Agu 2025
    • account_circle admin
    • visibility 124
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Siapa sangka, nasi yang biasanya tersisa di dapur ternyata bisa dibuat camilan yang gurih dan lezat untuk keluarga di rumah. Seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu muslimat di Dukuh Jajar, Desa Tambahagung, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, pada Rabu (27/8/2025). Mereka tampak antusias membuat cireng didampingi Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Antasena Institut Pesantren […]

expand_less