Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Empat Ibu Pengajian

Empat Ibu Pengajian

  • account_circle admin
  • calendar_month Sen, 10 Okt 2022
  • visibility 54
  • comment 0 komentar

Oleh : M. Iqbal Dawami

Empat ibu pengajian duduk sambil ngerumpi. Mereka sedang asyik saling membangga-banggakan anaknya masing-masing. Ibu pertama berkata, “Tahu tidak, anak saya sekarang sudah jadi ustad. Kalau dia masuk ruangan, orang akan menyapa, ‘Assalamu’alaikum, selamat pagi, Ustad.’”

Tak mau ketinggalan ibu kedua berkata, “Yah baru ustad, anak saya adalah seorang kyai. Orang-orang menyapanya, ‘Assalamu’alaikum, selamat pagi Kyai,’” ujar si ibu dengan bangga.

Tentu ibu ketiga tidak mau kalah dari dua ibu tadi. ”Sudah dech, anak kalian belum ada apa-apanya dibanding anakku. Anakku sudah jadi seorang syaikh. Ia disapa banyak orang, ‘Assalamu’alaikum, sobahul khair[1] ya Syaikh.’”

Ibu ketiga ini bangga bukan main dapat mengalahkan kedua ibu tadi yang membanggakan anak-anaknya. Ia merasa di atas angin.

Setelah diam sesaat, ibu keempat yang sadar bahwa anaknya sama sekali tak berada di ‘jalur’ keagamaan dan cari-cari akal agar anaknya bisa unggul. Sesaat dia tersenyum dan berkata, ”Anak saya tingginya dua meter, beratnya 100-an kg, otot semua, dan kalau ia masuk ruangan, orang-orang akan menyambutnya, ‘Oh Tuhan…!’”

Amboi. Ketiga ibu tersebut kalah telak oleh ibu keempat, karena anaknya lebih unggul dari julukan apa pun. Tidak tanggung-tanggung anaknya dianggap Tuhan oleh orang-orang, ketimbang lainnya yang hanya ustad, kyai, atau syaikh.

 Barangkali kita juga sering mendengar kisah yang senada dengan kisah atas. Sudah hal lumrah apabila orangtua yang bangga dengan anaknya. Orangtua mana yang tidak bangga dengan anaknya yang sukses? Tapi kisah di atas hanyalah sebuah parodi, lelucon belaka. Meski lelucon, kisah di atas sarat dengan makna.  Ada kandungan yang bisa kita ambil. Salah satunya adalah perihal bangga.

Bangga pada dasarnya tidaklah dilarang, sah-sah saja. Mungkin sebuah hal yang normal. Namun, akan menjadi terlarang tatkala bangga sudah mencapai tahap sombong. Dalam arti, kebanggaan tersebut membutakan hati dan pikirannya, dimana seolah dirinya yang paling tinggi dan hebat dari yang lainnya sehingga lupa daratan.

Dalam hadis banyak disebutkan perihal bangga ini. Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, misalnya, beliau menceritakan bahwa ada orang yang memuji temannya yang ada di samping Nabi saw. Beliau kemudian bersabda, “Celakalah engkau. Kau telah menggorok leher saudaramu. Kau telah meggorok leher saudaramu!” Dalam hadis lain disebutkan pula, dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dia menceritakan bahwa Nabi saw. mendengar ada orang yang memuji saudaranya dengan sangat berlebihan. Nabi saw. bersabda, “Kalian telah mematahkan punggung saudara kalian (kalian telah membinasakannya).” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Nabi melarang untuk memuji atau membanggakan seseorang secara berlebihan dengan pujian yang tidak layak dia terima. Hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan rasa bangga diri berlebihan, karena orang yang dipuji mengira bahwa dia memang memiliki sifat atau kelebihan tersebut. Dan kelebihan semu tersebut akan membuat dirinya tidak bersemangat untuk menambah amal kebaikan karena dia sudah merasa yakin dengan pujian tersebut.

Lantas bagaimana pujian dan bangga yang diperbolehkan bahkan mungkin dianjurkan dalam Islam? Pujian dan kebanggaan yang diperbolehkan dalam Islam adalah yang tidak berlebihan dan tidak dikhawatirkan lupa diri. Dengan kata lain, pujian dan kebanggaan tersebut sewajarnya saja, tidak berlebihan dalam memuji, dan tidak berlebihan pula dalam membanggakan diri sendiri, sesuatu atau orang lain. Nabi saw. mengajarkan kepada kita apa yang harus dikatakan pada saat kita memuji. Beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaklah dia mendo’akannya agar diberikan keberkahan kepadanya.” (HR Imam Malik dan Ibnu Majah).

Sungguh luar biasa. Betapa indahnya Rasulullah mengajarkan kepada kita perihal pujian dan kebanggaan. Sesuatu yang rentan disusupi kesombongan diubah menjadi keberkahan. Bisa kita bayangkan, saat kita memuji dengan mempraktikkan ajaran Rasulullah itu, bukan tidak mungkin orang yang kita puji akan termotivasi untuk senantiasa berbuat kebaikan, menambah amal kebaikan, dan memberikan teladan yang baik kepada orang lain. Kalau sudah begitu, yang timbul adalah kebaikan dan menimbulkan pahala.

Kini, orang menyebut “bangga secara berlebihan” lebih populer disebut narsis, yakni tindakan memuji diri sendiri secara berlebihan. Konon, istilah narsis diambil dari tokoh mitologi Yunani “Narcissus”, seorang pria yang sangat tampan, sehingga Dewa Apollo sampai jatuh cinta padanya. Bahkan Narcissus sendiri jatuh cinta pada dirinya. Dia terkesima dengan pantulan dirinya sendiri pada saat melihat melihat wajahnya di danau, dan terus mengaguminya hingga akhirnya ia berubah wujud menjadi bunga Narcissus.

Apabila seseorang dilanda narsis ‘stadium 4’ alias parah, maka itu bukan lagi dinamakan narsis, melainkan eksibisionis. Eksibisionis adalah nafsu pamer kehebatan diri yang berlebihan. Dalam ilmu psikologi, narsis dan eksibisionis adalah bentuk penyimpangan kejiwaan. Jadi, jika kita menemukan di sekeliling kita ada yang senang dengan memamerkan dari dirinya secara berlebihan, maka kita harus menyarankan dia ke dokter kejiwaan.

Narsis maupun eksibisionis dalam bahasa agama (Islam) dinamakan dengan ujub, karena secara bahasa ujub ialah merasa gembira dan merasa baik, menarik, mempesona dan merasa tinggi dan hebat. Sedang secara istilah ujub adalah perasaan senang, gembira dan bangga atas dirinya atau karena ucapan dan pekerjaan yang diikuti oleh perasaan lupa dan lalai atas nikmat Allah yang dia banggakan.

Wajah elok, fisik yang bagus, keturunan ningrat, jabatan prestise, kekayaan melimpah, prestasi dan karya berderet, itu semua adalah karunia Allah sekaligus ujian. Jika manusia lupa semua itu sebagai kenikmatan dari Allah dan membanggakan dirinya sampai lupa bahwa itu karunia Allah yang harus disyukuri maka itulah yang disebut ujub. Ujub adalah penyakit hati berbahaya karena memalingkan dari syukur. Ujub dilarang dalam Islam, dan dianggap sebagai salah satu penyakit hati yang disejajarkan dengan Riya’[2] dan Sum’ah[3].

Tentu bukan berarti kita tidak boleh berpenampilan baik dan memperlihatkan keunggulan kita. Semua itu dibolehkan, asal karena menjaga kebersihan, keindahan, dan kemanfaatan, yang dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan. Dan semua itu dilakukan atas dasar niat yang baik. Hanya Anda sendiri yang tahu  niat tersebut. Di situlah Allah akan menilai kualitas perilaku Anda, apakah murni niat untuk kebaikan atau sebaliknya untuk keburukan yang bertopeng kenarsisan dan keujuban. Hanya Anda yang tahu. 

Ada seseorang yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah seseorang itu ingin agar baju yang dikenakannya bagus, sandal yang dipakainya juga bagus?” Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan. Hakikat sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)[]


[1] Selamat pagi

                [2] Melakukan ibadah untuk mencari perhatian manusia sehingga mereka memuji pelakunya dan ia mengharapkan pengagungan dan pujian serta penghormatan dari orang yang melihatnya.

[3] Menyebut-nyebut amal baiknya kepada orang lain supaya mendapat pujian/ keuntungan.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • MWC-NU Gembong Sowani Gus Muwaffiq, Apa Hasilnya?

    MWC-NU Gembong Sowani Gus Muwaffiq, Apa Hasilnya?

    • calendar_month Sel, 17 Sep 2019
    • account_circle admin
    • visibility 47
    • 0Komentar

    YOGYAKARTA-Rombongan pengurus MWC-NU Gembong disambut hangat di kediaman KH. Ahmad Muwaffiq di Perum Jombor Pratama nomor 19, Mlati, Sleman, Yogyakarta. K. Sholihin, ketua MWC-NU Gembong beserta tamu-tamu lain menemui Gus Muwaffiq sekitar pukul 09.00 hingga pukul 10.00 WIB, Selasa (17/9). Gus Muwaffiq (tengah) sedang Bencanda dengan K. Sholikhin (kiri) dan M. Subhan (kanan) Dalam acara […]

  • PCNU-PATI

    Ibu Pemegang Segala

    • calendar_month Jum, 23 Jun 2023
    • account_circle admin
    • visibility 64
    • 0Komentar

    Oleh : Inayatun Najikah Ada sebuah kesalahan ketika saya menulis tentang suatu isu untuk dimuat pada tulisan kali ini. Sang editor tak memperbolehkan tayang, entah sebab apa saya pun tak dibagi tahu. Maka dengan amat terburu-buru karena waktu yang begitu mepet, kiranya tulisan ini nanti jika alurnya kesana kemari, harap dimaklumi. Kembali berbicara soal dunia […]

  • PCNU- PATI Photo by geralt

    “Wuih Kompak Amat”

    • calendar_month Sen, 7 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Oleh : M Iqbal Dawami Cerita lucu ini berawal ketika menjelang Isya beberapa warga bergegas ke masjid untuk azan. Belum lagi sampai masjid terlihat seorang pemuda dengan tampang klimis dan dihiasi jenggot sedang menyapu di lantai masjid. Azan dimulai, jamaah pun berdatangan dan siap mendirikan shalat Isya berjamaah. Sang pemuda yang tadi menyapu segera saja […]

  • Pengukuhan Duta Literasi SMAN 1 Tayu

    Pengukuhan Duta Literasi SMAN 1 Tayu

    • calendar_month Sen, 28 Okt 2024
    • account_circle admin
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Tayu. Puncak Acara Kegiatan Bulan Bahasa SMA Negeri 1 Tayu dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96. Tema kegiatan “Bangkit Bersama Bahasa dan Budaya untuk Bangsa” yg dimotori oleh GANTARI (Gerakan Literasi Mandiri) SMA Negeri 1 Tayu, Senin, 28 Oktober 2024 di aula SMA Negeri 1 Tayu “Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh warga sekolah (peserta […]

  • Lazisnu Pati Luncurkan Aplikasi Aamil

    Lazisnu Pati Luncurkan Aplikasi Aamil

    • calendar_month Ming, 3 Nov 2019
    • account_circle admin
    • visibility 35
    • 0Komentar

    PATI-Dalam rangka memberikan dukungan kepada gerakan Filantropi Santri, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (NUCARE LAZISNU) Pati bekerjasama dengan Pesantren Virtual  merilis aplikasi AAMIL. Aplikasi ini ditujukan untuk mempermudah manajemen Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) dalam sekala kecil dan menengah. Halaman utama AAMIL Selain itu,  Aplikasi ini diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga pengelola dan […]

  • Soal Perayaan Tahun Baru, PCNU Buka Suara

    Soal Perayaan Tahun Baru, PCNU Buka Suara

    • calendar_month Jum, 31 Des 2021
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

    K. Yusuf Hasyim, Ketua PCNU Pati PATI – Memungkasi kalender masehi, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas. Perayaan pergantian tahun, hampir pasti diiringi dengan kemeriahan.  Tahun ini, suasana kemeriahan tahun baru 2022 tampaknya akan sedikit redup. Pasalnya, seperti diketahui bersama, situasi pandemi di negeri ini masih belum menemui ujung.  Namun demikian, beberapa komunitas […]

expand_less