Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » NU dan Gagasan Islam Nusantara

NU dan Gagasan Islam Nusantara

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 22 Jul 2023
  • visibility 44
  • comment 0 komentar

Oleh : Siswanto, MA

Pemahaman keagamaan merupakan bentuk laku kesadaran manusia dalam beragama. Cara manusia memahami agama senantiasa akan mengalami hambatan jika ia tidak mampu menangkap pesan-pesan Tuhan (al-murâd al-ilâhiy) yang tersirat dalam setiap sendi ajaran agama.  Jika Islam memiliki daya vitalitas yang tinggi, maka upaya revitalisasi pemahaman keagamaan merupakan sebuah keniscayaan. Hal inilah yang disadari dengan baik oleh para Sunan di bumi Nusantara.

Istilah Nusantara adalah istilah budaya, bukan istilah yang cenderung “resmi” seperti “Indonesia”, ia merupakan istilah yang melekat dalam budaya dan terus hidup di tengah masyarakat. Di sini Nusantara tidak menunjuk pada satu model, corak, budaya, namun menunjuk pada keragaman yang ada di pulau-pulau Nusantara. Karena Nusantara merupakan kumpulan dari pulau-pulau, yang tidak kurang dari 17.000 pulau.

Sejarah para Sunan menjadi ‘angel’ dalam memotret dialektika kultural kesadaran keagamaan dengan jalur yang damai, akomodatif, dan toleran. Sebuah gerakan keagamaan yang sangat dinamis dan humanis. Hal inilah yang menjadikan Islam Nusantara berbeda dengan peradaban Islam di belahan wilayah yang lain, di mana Islam datang melalui serangkaian penaklukkan militer.

Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Islam hadir di tengah masyarakat Arab, Islam di Nusantara pun datang dengan wajah yang sama; asing dan baru. Perbedaan letak geografis, kondisi sosial-budaya dan bahkan juga cara pandang dan pola hidup, Islam Nusantara berhak memiliki identitas yang berbeda dengan Islam di dunia Arab, yang mana telah matang terlebih dahulu berabad-abad tahun sebelumnya.

Dari sini kita dapat menyatakan bahwa para Sunan dengan penuh kesadaran telah berhasil mendialektikakan antara Islam dan budaya bangsa di Nusantara. Sebuah potret nasionalisme beragama dalam berbangsa yang sangat elegan dan humanis. Lantas seperti apakah tekstur nasionalisme modern beragama dalam bernegara? Hal inilah yang akan menjadi titik sentral bahasan selanjutnya.

Kajian mengenai Islam Nusantara merupakan sebentuk upaya ilmiah guna mengukuhkan bahwa ajaran-ajaran Islam di Nusantara memiliki karakteristik yang unik dan berdasar. Islam sebagai agama perubahan mampu diaplikasikan dengan baik oleh para punggawa ulama di Nusantara. Jawa yang dahulu kala menjadi sentral peradaban mampu mentransfromasikan bentuk budayanya ke seantero denah Nusantara. Sama halnya dengan rihlah ilmiah yang dilakukan oleh para cerdik-cendikia di dunia Arab-Islam, para punggawa ilmu di Nusantara pun melakukan hal yang sama.  Ini artinya bahwa Islam –melalui nilai ajarannya- merupakan agama yang senantiasa memberikan peluang terhadap aktifitas transformasi budaya guna menciptakan peradaban beragama (hadlârat at-tadayyun) yang baru.

Sejatinya tidak ada yang harus dirisaukan tentang masa depan Islam di Indonesia. Dua sayap besar umat Islam di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, sudah sejak awal bekerja keras untuk mengembangkan sebuah Islam yang ramah terhadap siapa saja, bahkan terhadap kaum tidak beriman sekalipun, selama semua pihak saling menghormati perbedaan pandangan. Tetapi bencana bisa saja terjadi bila pemeluk agama kehilangan daya nalar, kemudian menghakimi semua orang yang tidak sefaham dengan aliran pemikiran mereka yang monolitik. Contoh dalam berbagai unit peradaban umat manusia tentang sikap monopoli kebenaran ini tidak sulit untuk dicari. Darah pun sudah banyak tertumpah akibat penghakiman segolongan orang terhadap pihak lain karena perbedaan penafsiran agama atau ideologi.

Dalam beberapa kurun dasawarsa belakangan ini, umat Islam, khususnya di Indonesia, banyak disuguhkan dengan peristiwa-peristiwa intoleran juga radikal-anarkis sebagai akibat dari menjamurnya gerakan ideologi fundamental yang skriptural dan literalistik. Guna mencegah kerusakan yang lebih parah dan menjaga kedaulatan bangsa dalam berbhineka, upaya penjernihan perspektif sebagai langkah konkret dan solutif adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Dawuh Hadlaratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari bahwa: “Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan, nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan”,

Dawuh di atas merupakan seuntai pesan religi penuh makna yang sudah tak asing lagi di benak para Santri. Hal inilah yang menjadi embrio cikal-bakal lahirnya pemikiran Islam Nusantara sebagai corak Nasionalisme Modern dari Santri untuk Negri.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sekretaris PCNU dan Dua Perwakilan Garfa Pati Ikuti Geladhen Hageng Jemparingan Nasional di Kulon Progo

    Sekretaris PCNU dan Dua Perwakilan Garfa Pati Ikuti Gladhen Hageng Jemparingan Nasional di Kulon Progo

    • calendar_month Ming, 26 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 3.683
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-74 Kulon Progo, ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Alun-Alun Wates untuk mengikuti Gladhen Hageng Jemparingan Nasional, sebuah ajang panahan tradisional bergaya Mataram. Turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut adalah delapan peserta dari Kabupaten Pati. Di antaranya lima anggota Persatuan Panahan Tradisional Indonesia (Perpatri) […]

  • PCNU - PATI kegiatan_akad_nikah_di_masjid

    Sighot Ta’liq dalam Pernikahan

    • calendar_month Sen, 4 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 89
    • 0Komentar

       Berikut ini kami sertakan potongan dari sighot ta’liq : ‘selanjutnya saya sekarang membaca sighot ta’liq atas istri saya itu sebagai berikut : sewaktu-waktu saya  : Meninggalkan istri saya dua tahun berturut-turut Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya selama 3 bulan lamanya Atau saya menyakiti badan atau jasmani istri saya itu Atau saya membiarkan […]

  • PCNU-PATI

    Menulis Artikel Scopus Boleh Pakai AI, Tapi Cek Syaratnya

    • calendar_month Kam, 4 Jul 2024
    • account_circle admin
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id Salatiga – Bertempat di Auditorium Lt.3 Gd. K.H. Ahmad Dahlan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Salatiga, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FTIK UIN Salatiga menggelar kegiatan Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah Bereputasi pada Rabu (3/7/2024) dari pukul 08.00 – 15.00 WIB. Narasumber kegiatan tersebut adalah dosen PGMI FTK INISNU Temanggung […]

  • Mengenang KH Muhammadun Abdul Hadi Kajen

    Mengenang KH Muhammadun Abdul Hadi Kajen

    • calendar_month Rab, 28 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 116
    • 0Komentar

    KH Muhammadun Abdul Hadi adalah salah satu kiai di Kajen Pati. Putra dari Mbah Abdul Hadi ini terkenal dengan kecintaannya pada ilmu, tawadu‘, sekaligus aktivis bahtsul masail dan Nahdlatul Ulama. Kiai yang pernah menjabat sebagai hakim Pengadilan Agama ini bahkan diakui Mbah Abdul Hamid Pasuruan sebagai waliyullah yang zahid dan wara‘. Berikut ini ulasan mengenang KH […]

  • Ahmad Farichin Nahkodai PKC PMII Jawa Tengah

    Ahmad Farichin Nahkodai PKC PMII Jawa Tengah

    • calendar_month Sen, 24 Feb 2025
    • account_circle admin
    • visibility 62
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id-Blora – Dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) XXIII PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Tengah 2025 yang terlaksana di Hotel Grand Mega & Resort dan Ponpes Al Muhammad Cepu, Blora, Jawa Tengah pada 17-21 Februari 2025 kemarin, Ahmad Farichin resmi terpilih sebagai Ketua PKC PMII Jawa Tengah periode 2025-2027. Mantan Ketua PC PMII […]

  • RA. KH. Hasyim Asy’ari  Sukoharjo Gelar Parenting Ramadan

    RA. KH. Hasyim Asy’ari Sukoharjo Gelar Parenting Ramadan

    • calendar_month Sen, 24 Mar 2025
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Sukoharjo – Raudhatul Athfal KH. Hasyim Asy’ari Sukoharjo mengadakan acara Buka Bersama, Kajian Ramadhan dan Parenting Bertemakan “Mengajarkan Anak Beribadah di Bulan Ramadhan Untuk Menanamkan Keimanan Sejak Dini”, dengan Nara Sumber Ustadz Syamsul Ashri, S.Pd. Dalam Kajian Ramadhan sekaligus Parenting, Ustadz Syamsul Ashri, S.Pd yang juga selaku Kepala MI Terpadu Riyadus Sholihin Kecamatan Nguter, […]

expand_less