Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Cerpen » Suami Khayalan

Suami Khayalan

  • account_circle admin
  • calendar_month Ming, 16 Okt 2022
  • visibility 41
  • comment 0 komentar

Oleh : Elin Khanin

“Apa mbak ini calon istrinya Mas Faris?” Tanya Bi Misih sambil mengamati gadis di depannya. Ia fokus pada gaun pengantin yang dikenakan si gadis.

“Tidak. Kami baru saja ketemu.”

“Ooh.” Bik Misih tersenyum.

“Mari ikut saya,” lanjutnya mengajak gadis cantik itu masuk ke dalam.

—–

“Nah, gini lebih cantik. Masyaallah.” Bik Misih menatap takjub pada gadis di depannya. Ia sudah menyulap gadis bergaun pengantin basah dan rambut panjang awut-awutan menjadi gadis berjilbab layaknya seorang ustadzah.

Gadis itu terkesima dengan diri sendiri. Ia menatap pantulan bayangan pada cermin di depannya. Benar kata Bik Misih. Ia jauh lebih cantik dengan busana muslimah. Tunik panjang dipadu rok plisket dan pasmina benar-benar cocok untuk tubuh rampingnya. Gadis itu tersenyum simpul. Entah kenapa berbusana seperti ini membuatnya nyaman. Mungkin karena lingkungan islami yang tercipta di panti.

“Di sini, kami mengajarkan anak-anak untuk senantiasa memakai baju muslim. Memakai jilbab untuk yang putri,” tutur Bik Misih santun.

“Den Faris punya mimpi mulia. Sudah lama beliau ingin membangun pesantren untuk anak-anak,” tuturnya. Kedua mata Bik Misih spontan berkaca-kaca. Seolah ada kesedihan menggelayut dalam dada saat mengatakan itu. Yang pasti gadis di depan Bik Misih tak tahu sebabnya. Ia hanya bisa menerka mungkin Bik Misih terharu dengan cita-cita luhur tuannya.

“Kenapa tidak dijadikan pesantren saja?” Usul gadis itu.

“Den Faris merasa belum punya ilmu yang mumpuni di bidang agama, Non. Maaf nama Non siapa?”

“Saya rasa Mas… em… Faris….”

Bik Misih tersenyum geli, mengerti kebingungan tamunya. Sudah kerap ia temui setiap wanita yang berhadapan dengan Faris akan terlihat salah tingkah.

“Saya rasa dia cukup mengerti agama,” sahut gadis itu akhirnya.

“Iya, tapi kata Den Faris dia belum masih kurang mumpuni. Ia bertekad akan belajar lebih tekun lagi dan rajin mengunjungi beberapa pesantren untuk dijadikan referensi.”

Gadis berkulit putih itu manggut-manggut.

Setelah mengobrol cukup lama, Bik Misih mengajak tamunya makan malam bersama dengan anak-anak panti. Semuanya tampak pangling dan terkesima dengan penampilan baru tamu mereka. Faris bahkan sempat sedikit kesulitan menelan ludah begitu pandangan mereka bertemu. Faris merasa menemukan bidadari yang jatuh dari langit. Senyum samar terukir di bibir tipis itu. Bik Misih geleng-geleng melihat tingkah majikannya. Ia juga pernah muda. Tentu paham jika ada sedikit rasa aneh yang hinggap di dada Faris melihat gadis secantik ini.

“Ingat, Den Faris sudah punya calon,” ingat Bik Misih.

“Iya, saya tidak amnesia, Bik,” ucap Faris setengah kesal.

Mengingat tentang calon istri, ingatan Faris kembali terbang ke beberapa bulan yang lalu. Tak sengaja ia menemukan maminya terlibat perbincangan serius dengan kakeknya-Tuan Zabir Malik di ruangan khusus milik pendiri Albana Group itu.

“Aku ingin memperjuangkan hakmu sebagai menantuku dan Faris sebagai pemegang utama Albana Grup. Cepatlah bujuk dia agar segera menikah. Umur tak ada yang tahu. Selama ini kita sudah mengusahakan yang terbaik. Aku minta maaf atas nama Abimanyu.”

Helaan nafas terdengar hingga ke daun pintu yang terbuka sedikit dimana Faris berdiri. Ia bisa melihat dan mendengar dengan jelas dari balik pintu itu. Kebetulan ia pulang lebih cepat setelah mengikuti rapat persiapan launching produk baru.

“Iya, Pa. Akan saya coba. Tapi jika memang nanti kami harus meninggalkan Al-Bana juga tidak apa-apa. Saya ikhlas.”

“Lia, Sampai kapan pun aku takkan rela. Rumah ini milikmu dan Faris. Abimanyu dan keluarga barunya tak berhak memilikinya. Jadi buatlah Faris segera menikah. Jika dia punya anak, kita akan punya harapan besar,” sahut Tuan Zabir sambil terbatuk-batuk. Membuat Nyonya Kamelia berdiri dan menyodorkan segelas air putih. Menepuk-nepuk punggung rapuh itu dengan sayang.

Faris tahu betul sifat kakeknya. Lelaki itu meski kelihatan keras dan berwibawa, tapi jiwanya sangat lembut. Diam-diam ia terharu dan tak menyangka kakeknya begitu mencintai sang mami lebih dari anak kandungnya sendiri.

Namun rasa haru itu berubah menjadi rasa gelisah. Menikah? Punya anak demi mengukuhkan posisi di Al-Bana? Ah, sedangkal itukah makna pernikahan?

Bagaimanapun ia seperti manusia pada umumnya. Membangun rumah tangga atas dasar cinta. Mengharapkan buah hati bukan semata-mata sebagai penerus Albana tapi juga sebagai penegak agama Allah, sebagai pewaris para Nabi dan penerus ulama. Tak ia pungkiri, ia juga menginginkan seorang anak. Tapi ia sendiri belum menemukan perempuan yang tepat untuk dijadikan istri. Ia tak boleh gegabah mencari pendamping hidup. Ia butuh seorang perempuan tangguh dan cerdas. Ia selalu ingat sebuah nasehat lama.

“Anak yang cerdas terlahir dari ibu yang cerdas dan pendidikan anak dimulai dari mencari pasangan.”

Rasanya ia muak jika hidup melulu mengurus dunia. Pikiran terforsir dan tersedot hanya untuk Albana. Mungkin ujian berat yang menimpanya menjadi pengingat jika sudah saatnya ia memikirkan tentang akhirat.

Ia juga butuh segera menikah. Tapi dengan siapa? Banyak perempuan yang mendambakannya. Bahkan kalau mau, ia bisa menyeleksi semua pegawai perempuannya sebagai kandidat calon istri.

Tapi, jika semua perempuan itu tahu rahasia besar yang bertahun-tahun ia simpan, apakah mereka bisa menerimanya dengan ikhlas sebagai suami? Ia tak mau memiliki istri yang mau menerimanya demi harta. Ia tak ingin menikahi perempuan yang hanya mengincar warisan dari Albana. Ia ingin memiliki pendamping hidup yang benar-benar mencintainya, menerima segala kekurangannya. Tapi apa mungkin?

“Papa tenang saja. Nanti saya akan bicara dengan Faris,” ujar Nyonya Kamelia sebelum menutup obrolan sore itu.

—–

“Den.”

Sebuah tepukan membuat Faris tergeragap. Sepotong wajah bulat menatapnya penuh tanda tanya.

“Den Faris ngelamunin apa?” Tanya Bik Misih sambil berbisik.

“Nggak, nggak apa-apa.”

“Kalau jodoh nggak akan kemana,” goda Bik Misik sambil melirik Najiya yang duduk diapit Nadia dan temannya.

“Apaan sih, Bik?”

Bik Misik tertawa jahil.

——-

Pagi sekali, usai salat subuh Bik Misih mengajak tamunya berkeliling. Melihat-lihat suasana panti. Anak-anak sedang sibuk mengaji di aula panti. Mereka membentuk antrian panjang di depan Faris. Lelaki itu dengan sabar mengajari mereka membaca alquran. Pemandangan itu membuat gadis cantik berbalut tunik panjang terharu, terpukau dan ada perasaan yang entah apa namanya menelusup halus dalam dadanya. Perasaan yang membuatnya betah berlama-lama berdiri di balik jendela melihat keasyikan anak-anak mengaji di aula. Mereka seperti malaikat kecil yang mengerumuni seorang pangeran.

Gadis itu tersenyum. Sebuah imajinasi liar tiba-tiba berlekebat dalam benaknya. Dimana ia sedang mengajikan teh hangat pada suaminya yang setampan Faris sedang memandu anak-anak mereka belajar membaca Al-Quran.

“Aih, apa-apaan sih aku ini?”

Seandainya calon suaminya setampan itu, mungkin ia tak begitu keberatan putus dengan Samuel. Mungkin.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • MWCNU Winong, Arak Mobil Layanan Umat Keliling Kecamatan

    MWCNU Winong, Arak Mobil Layanan Umat Keliling Kecamatan

    • calendar_month Sen, 25 Okt 2021
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

      MLU MWCNU Winong yang diarak keliling kecamatan menggunakan truk towwing WINONG – MWCNU Kecamatan Winong mengarak Mobil Layanan Umat (MLU) keliling kecamatan, Ahad, 24/10/2021. Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Santri Nasional Kecamatan Winong Tahun 2021 ini sekaligus untuk melaunching dan memperkenalkan kepada warga NU terkait keberadaan Mobil Layanan Umat yang telah […]

  • PCNU-PATI

    Fundrising Koin NU Pelan Tapi Pasti

    • calendar_month Rab, 25 Jan 2023
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id– Manager Fundrising PC Lazisnu Pati kembali melaksanakan tugasnya mengambil kotak koin NU di empat titik, senin (24/01). Kegiatan ini ia lakukan rutin setiap satu bulan sekali. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan Fundrising koin NU agar semakin baik.  “Pengambilan kotak hari ini ada di 4 titik, ada di kantor Satpol PP, Kantor Yamaha Mataram […]

  • PAC PERGUNU Gembong Gelar Konferancab

    PAC PERGUNU Gembong Gelar Konferancab

    • calendar_month Rab, 24 Mar 2021
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

    GEMBONG – PAC Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) KEcmaatan Gembong Kabupaten Pati Kemarin menggelar konferensi Anak Cabang (Konferancab) yang dihadiri oleh MWC NU, PC Pergunu Pati, Guru semua jenjang pendidikan Serta Ustadz dan Ustadzah Perwakilan dari Badko TPQ, FKDT Madin dan beberapa tamu undangan lainnya.   Kegiatan yang berlangsung di pondok pesantren Shofa Az Zahro […]

  • PCNU-PATI Photo by The Cleveland Museum of Art

    Puisi- Puisi Pulo Lasman Simanjuntak

    • calendar_month Ming, 12 Mar 2023
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

    RUMAH MUNGIL TANAH MERDEKA rumah mungil tanah merdeka di sini puisiku bernyanyi bersama santi berwajah matahari disodorkan busana warna putih masa kanak-kanak lalu memanjang membentur pohon rambutan porselen antik jadi perhiasan mati hanya wajah Tuhan ada di jantung kami sehingga apa saja tergenang dalam sejarah dalam rumah tua boneka panda di kursi, patung porselen, kelinci […]

  • Bumi Cinta

    Bumi Cinta

    • calendar_month Ming, 24 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Bumi Cinta – Habiburahman El Shirazy atau biasa dipanggil dengan nama Kang Abik, merupakan salah satu penulis atau novelis asal Indonesia yang berhasil merilis buku-buku best seller, seperti novel berjudul Bumi Cinta. Beberapa karya lain milik Habiburahman El Shirazy bahkan tidak hanya dikenal di Indonesia, melainkan hingga Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia. Salah satu karya best seller dari Kang […]

  • YPMNU Pati Gelar Lomba Membatik untuk Anak-Anak

    YPMNU Pati Gelar Lomba Membatik untuk Anak-Anak

    • calendar_month Kam, 2 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Pncupati – Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama (YPMNU) Kabupaten Pati mengadakan lomba membatik untuk anak-anak PAUD, Raudhatul Athfal (RA) dan Taman Kanak-Kanak (TK), di pendopo kabupaten, Kamis (2/10/2025). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Ketua YPMNU Kabupaten Pati, Nur Laili, mengatakan bahwa perlombaan membatik bagi anak-anak ini dilakukan secara serentak se-Jawa Tengah. […]

expand_less