Peningkatkan Minat Baca Siswa Madrasah Ibtidaiyah

Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemukan, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca. Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya
Minta membaca di kalangan masyarakatnya.
Sebagai study kasus di kelas IV siswa MI Khoiriyah Sitiluhur ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar siswa gaduh, dan bacaan baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali teks, jawaban siswa tidak mencapai sasaran. Ketika diberikan tes uraian siswa cenderung menjawab ngawur, tidak nyambung dengan yang ditanyakan.
Dari hasil study dokumentasi analisis penilaian 2 mata pelajaran (Bahasa Indonesia dan IPS) khususnya untuk soal – soal uraian yang memerlukan pemahaman, lebih dari 50 % siswa kelas IV mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari study dokumentasi analisa hasil penilaian pada kegiatan latihan penilaian harian diperoleh data tingkat kebenaran menjawab soal – soal pilihan ganda, isian singkat dan uraian, diperoleh perbadingan sebagai berikut ; 1. Mata Pelajaran Bahasa Indoensia, 60%, 40% dan 30%, 2. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, 70%, 50% dan 40%.
Rendahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat, maka akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah KKM (kreteria ketuntasan minimum). Siswa dapat meningkatkan kemampuannya jika minat membaca tumbuh dan berkembang pada dirinya sendiri. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca melalui program membaca di kelas (Classroom Reading Program)
Classroom Reading Program adalah sebuah program untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca pada siswa sekolah dasar. Classroom Reading Program pertama dikenalkan di Indonesia pada awal tahun 2010 melaui Program membaca di kelas oleh DBE 2 USAID.
Dalam menjalankan kegiatanClassroom Reading Program memiliki tiga langkah yang disebut (Three steps to implement a program to read in class ) yaitu ; 1) Mengenalkan buku, kegiatan bisa dilakukan guru dengan melibatkan siswa mengenal, memanfaatkan, merawat dan menentukan aturan – aturan penggunaan buku – buku di dalam kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan/ buku – buku bacaan yang tersedia di dalam kelas. Penggunaan buku tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi buku – buku bacaan yang sudah dikelompokan ke dalam mata pelajaran ; 3) Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Classroom Reading Program adalah program membaca di kelas yang sistimatis dan terstruktur yang sangat mudah diterapkan guru di dalam kelas. Program membaca di kelas dirancang dan disesuaikan dengan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktiftas yang dilakukan merangsang siswa berfikir tingkat tinggi. Alat peraga yang digunakan sederhana, mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak. Adapun bagaimana program dijalankan, dibawah ini secara rinci penulis sajikan secara urut.
1. Tahap I Mengenalkan buku.
Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika sekolah menerima atau membeli buku baru adalah iventarisasi, memberi sampul, membanguntata tertib, memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib, mempromoswikan buku, melakukan survey awal minat membaca siswa, memulai membaca ringan dengan berpasangan dan mencoba meminjam buku bacaan dengan menulis buku pinjaman.
2. Tahap II Menggunakan buku – buku bacaan untuk diintegrasikan paga Kegiatan Pembelajaran dan Kegiatan Pembiasaan di Sekolah.
a. Menggunakan buku – buku bacaan sebagai referensi dan penunjang materi pada kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini guru bersama siswa mengklasifikasi jenis buku – buku bacaan berdasarkan kelompok mata pelajaran diantarannya kelompok agama dan budhi pekerti, kelompok pengetahuan alam, kelompok sosial dan seni budaya, kelompok bahasa dan kelompok matematika.
Setelah selesai mengelompokkan kegiatan selanjutnya adalah menggunakan buku – buku tersebut untuk referensi pembelajaran dan menjadi materi pembahasan dalam diskusi – diskusi siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa menggunakan buku – buku sesuai dengan selera namun tetap pada kelompok mata pelajaran tertentu sesuai jadwal.
Agar kegiatan ini dapat membawa siswa dalam situasi belajar maka pembelajaran dirancang menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Perangkat pembelajaran harus dipersiapkan secara rinci, lengkap, murah, dekat dengan liongkungan dan menantang imajinasi siswa. Supaya bisa diukur keberhasilannya, setiap pembelajaran harus mengahsilkan produk belajar, meskipun tidak berupa nilai.
Implementasi pembelajaran dilaksanakan menggunakan skenario yang membuat siswa memncapai tingkat kognisi tertinggi yaitu tingkat menciptakan sejalan dengan teori belajat Taxonomi Bloom. Kognisi tingkatan tertinggi dalam kegiatan membaca adalah ketika siswa berhasil menciptakan bentuk atau sesuatu yang dapat ditunjukkan sebagai hasil karya tertinggi waktu selesai pembelajaran.
b. Menggunakan buku – buku bacaan untuk kegiatan pembiasaan di sekolah.
Kegiatan membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin sekolah contohnya membaca heningberkesinambungan ( Sustained Silent Readin). Kegiatan ini bisa dilakukn satu atau dua kali dalam satu minggu. Waktu yang bisa dimanfaatkan misalnya setelah upacara bendera hari Senin atau setelah melakukan kegiatan senam pagi di sekolah. Waktu yang dibutuhkan 10 – 15 menit. Pelaksanaannya semua guru, kepala sekolah karyawan dan siswa melakukan kegiayan membaca bersama. Kegiatan ini orang tua siswa juga diminta untukmembangun kegiatan membaca dirumah. Jadwal kegiatan, jenis-jenis kegiatan yang diminta.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah terciptanya budaya piket mengelola perpustakaan mini didalam kelas. Kegiatan ini meliputi pelayanan kepada teman yang pinjam buku, pencatatan buku – buku administrasi perpustakaan, ketertiban menata buku – buku dan bertanggungjawab terhadap masalah – masalah tentang pengelolaan perpustakaan.
3.Tahap III Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Membaca akan membosankan jika siswa tidak diberi tantangan, membaca juga akan lebih hidup jika selesai membaca siswa dapat menyimpulkan dan mewujudkan dari apa yang sudah dibaca. Untuk itu perlu diciptakan kegiatan membaca yang merangsang tumbuhnya ide – ide siswa. Beberapa point yang harus di ingat adalah tujuan pengadaan buku di dalam kelas adalah untuk memberikan akses kepada siswa agar dapat membaca buku dengan mudah. Tentu saja hal ini banyak tantangannya. Sehingga sangat penting untuk selalu mengacu pada tata tertib penggunaan buku yang telah di bahas sebelumnya.
Kegiatan selanjutnya adalah melibatkan siswa untuk mengelola perpustakaan mini di dalam kelas. Kegiatan ini meliputi, inventarisasi buku, catatan peminjaman dan jurnal membaca harian. Yang tidak kalah penting adalah tiap dalam kelas bisa membuat Pojok Literasi.
Untuk lebih menguatkan budaya baca bagi siswa perlu kiranya melibatkan orang tua. Kegiatan tersebut bisa berupa menciptakan budaya baca di rumah, mengadakan bazar buku, pameran buku, lomba – lomba yang berkaitan dengan program membaca.
Dari hasil penerapan classroom reading program yang pernah dicobakan oleh penulis pada siswa kelas IV MI Khoiriyah Sitiluhur Gembong Pati Semester I Tahun Pelajaran 2021-2022, memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat membaca dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai pada penilaian harian yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran teme. Hasil survey yang dilakukan oleh penulis terhadap minat membaca juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar terjadi peningkatan dari kondisi awal, kegiatan pertama dan kegiatan ke dua masing – masing 25 %, 66,37% dan 75,07%. Pada kegiatan ke dua secara klasikal penigkatan minat membaca dan hasil belajar sisw tercapai.
Jika program membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat yang dapat diperoleh adalah; a) Kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran meningkat dan berkualitas ; b) Meningkatkan minat membaca dan kualitas hasil belajar siswa, c) dari perubahan lingkungan kelas adalah tersedianya sumber belajar yang berupa buku bacaan tersedia di kelas. (Maskan)