Superbrand
Oleh : Niam At Majha
Saat saya sedang menikmati secangkir kopi dan sambil njagong kesana kemari dengan tema yang tak terarah layaknya talkshow yang ada di televisi nasional atau pun chanel chanel YouTube yang di arahkan untuk branding atau menonjolkan sosok seseorang untuk meraih sebuah simpatisan dari orang lain dan sebagian orang yang mempunyai pengaruh dalam hal apa pun baik di masyarakat, di lingkungan pendidikan, kalangan birokrat dan lain seterusnya.
Dalam bahasan selanjutnya dengan tanpa sengaja teman saya mengemukakan, orang-orang yang pasang balino di sepanjang jalan raya, ada pula tepat di pinggir restoran ayam goreng dan bebek pekcing, ada yang berada di pintu utama masuk pada sebuah perusahaan yang bergerak dijasa pengelolaan pendidikan sosial keagamaan yang mumpuni. Tak cukup disitu saja, berseliweran di status status whatsapp dan beranda beranda Facebook atau pun portal portal media lokal atau pun interlokal. Seakan serentak satu komando dalam dunia maya, entah nanti di realita. Apakah wajah-wajah yang terpasang di baliho tersebut sudah pasti akan dipilih dan terpilih atas pilihan rakyat atau umat?
Ketika teman saya mengemukakan hal tersebut tanpa dipikir panjang langsung ada yang menyahut.
“Sudah pasti di pilih karena banyak yang mendukung dan menyarankan untuk mencalonkan, kayak si Y dan M serta I sudah satu suara satu tekat dengan dukungan penuh untuk menjadi yang terpilih, semakin terdepan pokoknya tak ubahnya jargon iklan Yamaha” celetuk teman saya dengan semangat api.
Seperti halnya semua orang dalam hal percaturan pemilihan untuk mendapatkan simpati dari banyak orang tentu akan melakukan berbagai macam cara, ada cara wajar tanpa pengecualian, ada yang menggunakan propaganda klaim saling klaim, si A paling layak dan patas untuk di pilih, sedang si D pun melakukan hal yang sama, dari segi status sosial, prestasi, pendidikan, bahkan keturunan siapa pun di sebutkan. Apa yang dilakukan tersebut sah sah saja. Sebab semuanya adalah pertarungan dalam sebuah permainan yang akan berulang lima tahun sekali. Dan itu ketika kalah dan menang bukan menjadi sebuah persoalan lagi akan tetapi menjadi gelak tawa yang menggembirakan.
Sejak pertemuan ngopi bersama dengan pembahasan tak tentu arah, zig zag. Bahkan saya pun dimintai pendapat; meskipun nanti pendapat saya tak akan mempengaruhi pendapatan perihal salah satu orang yang mencalonkan diri sebagai pelayan rakyat dan umat. Maka jawaban yang saya lontarkan sederhana sekali seperti halnya tulisan Parodi yang rutin terbit setiap hari Rabu yaitu setiap orang mempunyai hak untuk mencalonkan dan dicalonkan serta punya caranya sendiri, dan mempunyai timnya sendiri untuk meraih sebuah kemenangan, ada yang menggunakan klaim klaim tanpa data valid, ada pula yang anjang sana anjang sini, untuk meraih sebuah dukungan meskipun kegiatan tersebut sebelumnya tak pernah dijalani.
Bahkan, ada yang sosial sekali, peduli sekali dengan kondisi rakyat dan umat, meskipun itu bertolak belakang dengan kepribadian aslinya. Tapi semua itu sah sah saja. Tak perlu dirisaukan. Sebab setiap orang yang berani mencalonkan tentu secara kapasitas baik intelektual, baik secara finansial sudah mumpuni. Sudah tak diragukan lagi. Meskipun pada akhirnya finansial tersebut ada yang membandari, dan lobi sana-sini; mode seperti itu adalah dapur ketika akan tempur dalam bursa pemilihan rakyat dan umat.
Saya bertanya pada diri sendiri untuk menenangkan diri. Apabila saya mencalonkan diri sebagai pengabdi masyarakat dan umat; tentu akan melakukan hal tak kalah persis, bikin baliho, bikin player tentang prestasi selama ini, meskipun dalam prestasi yang diraih tak ada untuk rakyat melainkan untuk pribadi. Dan tim saya akan membuat penilaian sendiri atas prestasi saya dengan superbrand. Jadi label tesebut bisa saya tempel dimana mana kayaknya iklan produk. Jadi setiap orang yang sudah memiliki label superbrand yaitu sudah layak atas segalanya, dan boleh melakukan apa saja, tergantung maksud dan tujuannya, ketika mencalonkan diri menjadi wakil rakyat dan umat. Tentu akan diberikah hak yang sama dengan yg lainnya. Bahkan ketika menjalani kehidupan di dunia ini pun bebas melakukan klaim dan superbrand terhadap diri sendiri. Lantas, kalau bukan kita dan tim siapa yang akan mempromosikan apa yang kita punya.
“Mas… Mas kok kayak iklan sebuah produk? “
“!!!????”