Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Ramadan: Bulan Literasi dan Numerasi

Ramadan: Bulan Literasi dan Numerasi

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 30 Mar 2024
  • visibility 84
  • comment 0 komentar

Oleh Hamidulloh Ibda*

Selain menjadi bulan suci, bulan Ramadan dapat dianggap sebagai bulan yang mempromosikan literasi dan numerasi di antara umat muslim di seluruh dunia. Di tengah praktik ibadah puasa dan doa yang intens, terdapat peluang untuk memperdalam pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang aspek literasi dan numerasi. Kita perlu menjelajahi bagaimana Ramadan menjadi bulan yang memperkuat intelektualitas umat Islam dari perspektif literasi dan numerasi.

Ramadan bukan hanya tentang praktik ibadah dan peningkatan spiritual, tetapi juga tentang pengembangan intelektualitas umat Islam. Literasi dan numerasi memiliki peran penting dalam memperdalam pemahaman agama, meningkatkan keterampilan praktis, dan mempromosikan kehidupan yang terorganisir dan terencana. Dengan memanfaatkan bulan Ramadan sebagai waktu untuk meningkatkan literasi dan numerasi, umat Islam dapat memperkuat koneksi antara keimanan dan pengetahuan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dengan demikian, Ramadan tidak hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga bulan pembelajaran, refleksi, dan pertumbuhan intelektual bagi umat Islam di seluruh dunia. Dengan memanfaatkan peluang yang ada selama bulan ini, umat Islam dapat terus berkembang secara spiritual, intelektual, dan praktis dalam perjalanan mereka menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.

Literasi dalam Ramadan

Literasi dalam Ramadan mencakup pemahaman, apresiasi, dan praktik-praktik yang berkaitan dengan bulan suci dalam agama Islam. Ini melibatkan pemahaman tentang berbagai aspek seperti ibadah, etika, nilai-nilai, sejarah, dan budaya yang terkait dengan Ramadan. Literasi Ramadan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam bulan suci ini dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu individu memperoleh manfaat spiritual dan moral yang lebih dalam dari Ramadan serta memperkuat ikatan mereka dengan komunitas Muslim secara lebih luas.

Jika dihitung, banyak sekali praktik literasi di bulan Ramadan. Pertama, tadarus Al-Quran. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk membaca, mempelajari, dan merenungkan Al-Quran. Banyak umat Islam menetapkan tujuan untuk menyelesaikan membaca Al-Quran selama bulan ini, yang mempromosikan literasi dalam ajaran agama mereka.

Kedua,  ngaji kitab kuning dengan metode bandongan atau sorogan secara langsung maupun melalui live streaming di Youtube, Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya. Ketiga, kajian keagamaan dan diskusi. Banyak masjid dan pusat keagamaan mengadakan kajian keagamaan dan diskusi selama bulan Ramadan. Ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran agama dan meningkatkan literasi keagamaan mereka.

Keempat, menulis dan membaca literatur islami. Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk membaca literatur Islami yang beragam seperti di NU Online Pati (Pcnupati.or.id) yang memuat kolom Ramadan ini, termasuk buku-buku tentang sejarah Islam, biografi Nabi Muhammad (SAW), serta buku-buku tentang etika dan moral Islam.

Kelima, pemahaman tentang ibadah. Literasi Ramadan mencakup pemahaman tentang ibadah-ibadah khusus yang dilakukan selama bulan ini, seperti puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan beribadah lainnya. Keenam, pemahaman tentang nilai-nilai. Ramadan adalah waktu yang mengajarkan nilai-nilai seperti kesabaran, belas kasihan, kedermawanan, pengendalian diri, dan tolong-menolong. Literasi Ramadan mencakup pemahaman tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.

 

Ketujuh, pemahaman tentang etika dan adab. Literasi Ramadan juga mencakup pemahaman tentang etika dan adab yang harus diikuti selama bulan ini, seperti berbuka puasa dengan cara yang baik, menjaga lidah dari perkataan yang tidak baik, dan memperlakukan sesama dengan hormat. Kedelapan, pemahaman tentang sejarah Islam. Memahami sejarah dan latar belakang Ramadan sebagai bulan suci dalam Islam merupakan bagian penting dari literasi Ramadan. Ini termasuk pemahaman tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan Ramadan dalam sejarah Islam. Kesembilan, keterlibatan dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan. Literasi Ramadan juga mencakup keterlibatan dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, berpartisipasi dalam program-program amal, dan mendukung kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Numerasi dalam Ramadan

Selain bulan literasi, Ramadan juga mengandung visualisasi numerasi di dalamnya. Numerasi dalam Ramadan melibatkan pemahaman dan penerapan konsep-konsep matematika dalam konteks bulan suci Islam ini. Penerapan konsep-konsep matematika ini dalam konteks Ramadan tidak hanya membantu individu atau komunitas mengelola waktu, keuangan, dan aspek praktis lainnya dari ibadah dan tradisi Ramadan, tetapi juga memperkuat keterampilan matematika mereka dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat sejumlah kegiatan numerasi di dalam Ramadan. Pertama, perhitungan atau penentuan awal dan akhir Ramadan (Idulfitri). Ini menjadi perdebatan terus-menerus antara hisab dan rukyat. Namun keduanya sama-sama memiliki dasar yang sahih dna bisa dipertanggungjawabkan.

Kedua, perhitungan waktu ibadah. Selama Ramadan, umat Islam melakukan puasa dari terbit hingga terbenamnya matahari. Ini memerlukan pemantauan waktu yang tepat, yang mempromosikan keterampilan numerasi dan pemahaman tentang konsep waktu. Ketiga, perhitungan amal dan zakat. Selama Ramadan, umat Islam juga dianjurkan untuk memberikan amal dan zakat. Ini melibatkan perhitungan jumlah uang yang harus disumbangkan, yang mempromosikan keterampilan numerasi dan pemahaman tentang pentingnya berbagi kepada sesama.

Keempat, perencanaan iftar dan sahur. Selama bulan Ramadan, umat Islam merencanakan waktu untuk berbuka puasa (iftar) dan makan sahur. Ini melibatkan perencanaan dan pengaturan waktu yang tepat, yang mempromosikan keterampilan numerasi dalam mengelola waktu dan persediaan makanan. Kelima, pengaturan jadwal shalat dan tarawih. Selama Ramadan, umat Islam juga melakukan shalat tarawih secara berjamaah di malam hari. Numerasi terjadi saat menentukan jumlah rakaat shalat tarawih dan pembagian waktu untuk menyelesaikan salat tersebut.

Keenam, penghitungan masa ramadhan pada kalender hijriyah. Ramadan berlangsung berdasarkan kalender Hijriyah, yang merupakan kalender lunar Islam. Numerasi terjadi saat menghitung atau mengkonversi tanggal-tanggal Ramadan antara kalender Hijriyah dan kalender Gregorian. Ketujuh, pengukuran konsumsi makanan. Beberapa individu atau keluarga mungkin menggunakan numerasi untuk mengatur dan menghitung konsumsi makanan selama bulan Ramadan, terutama saat mempersiapkan hidangan untuk sahur dan berbuka puasa.

Kedelapan, perencanaan keuangan dan belanja. Selama Ramadan, ada peningkatan pengeluaran untuk keperluan seperti makanan, hadiah, dan amal. Numerasi menjadi penting dalam perencanaan keuangan pribadi atau keluarga, serta dalam mengatur anggaran untuk berbelanja selama bulan ini. Kesembilan, hitung-hitungan tunjangan hari raya yang dinanti oleh insan muslim di Indonesia. Poin terakhir ini penting. Bukankah demikian?

*Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., penulis lahir di Pati, 17 Juni. Saat ini menjadi dosen Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah 2018-2023, Kabid Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah 2020-sekarang, aktif menjadi reviewer 18 jurnal internasional terindeks Scopus, reviewer 9 jurnal internasional, editor dan reviewer 25 jurnal nasional.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sri Murwati Nakhodai Pemudi NU Trangkil

    Sri Murwati Nakhodai Pemudi NU Trangkil

    • calendar_month Sab, 21 Sep 2019
    • account_circle admin
    • visibility 79
    • 0Komentar

    TRANGKIL-Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Trangkil, Pati resmi dilantik Jumat (20/9) siang. Dalam kesempatan tersebut, ketua PC Fatayat NU Pati, Asmonah, S.Ag., M.Pd.I. hadir secara langsung untuk melantik Sri Murwati dan kawan-kawan. Proses serah-terima jabatan dari Asmonah (Ketua PC Fatayat NU Pati) (depan-tengah) kepada Sri Murwati (ketua PAC Fatayat NU Trangkil) (depan-kiri) Sebelumnya, […]

  • Tebasan padi

    Tebasan padi

    • calendar_month Sel, 24 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 109
    • 0Komentar

    Sering kita dengar praktek penjualan padi yang masih ada di sawah dengan sistem tebasan (borongan) pada saat musim panen tiba, hal itu dilakukan karena para petani tidak mau mengambil resiko ongkos panen yang cukup besar. Pertanyaan : Bolehkah praktek jual beli secara tebasan tersebut ? Jawaban : Tafsil : Ø Boleh bila belum mencapai nishob, Tidak boleh […]

  • PCNU - PATI

    Fiqh Sosial Kiai Sahal Sebagai Solusi Problematika Umat

    • calendar_month Sab, 6 Agu 2022
    • account_circle admin
    • visibility 80
    • 0Komentar

    Oleh: Siswanto KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh merupakan seorang kiai yang  ‘alim dan faqih dalam berbagai disiplin ilmu. Kiai Sahal panggilan akrab beliau juga merupakan salah satu fuqaha abad kontemporer yang diakui oleh berbagai kalangan atas penguasaan ilmu fiqh dan ushul fiqhnya. Hal ini terbukti dengan produk pemikirannya yang terkenal dengan istilah fiqh sosial. Berkat […]

  • Muqoddimah Sebelum Adzan

    Muqoddimah Sebelum Adzan

    • calendar_month Rab, 14 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 74
    • 0Komentar

      Seorang mu`adzin, sebelum ia melakukan adzan terlebih dahulu memberi muqoddimah berupa bacaan : سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ….. إلخ Pertanyaan : Bagiamana hukumnya memberi muqoddimah (pendahuluan) tersebut ?   Jawaban : Termasuk bid`ah makruhah apabila mu`adzin memberi muqoddimah dengan maksud […]

  • Islam Agama Kemanusiaan

    Islam Agama Kemanusiaan

    • calendar_month Sab, 24 Jan 2015
    • account_circle admin
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Di tengah krisis pemahaman keislaman otentik dan komprehensif, umat Islam membutuhkan pemikiran yang mampu menyegarkan dan membangkitkan paham keislaman yang moderat, toleran dan rahmatan lil ‘alamin. Pemahaman keislaman demikian pada gilirannya mampu merealisasikan kerukunan antar umat beragama dan antar aliran di internal Islam sendiri. Melalui bukunya ini, K.H. Husein Muhammad menyampaikan beberapa refleksi pemikirannya dalam […]

  • Wabup Nadia Muna Tegaskan Informasi Konten Kreatif Belum Tentu Benar dan Valid

    Wabup Nadia Muna Tegaskan Informasi Konten Kreatif Belum Tentu Benar dan Valid

    • calendar_month Sab, 25 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 3.574
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id Temanggung — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung menyelenggarakan talkshow bertema “Santri Melek Digital: Menjaga Akhlak di Era Modern” pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Acara tersebut digelar di Aula Lantai Tiga INISNU Temanggung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan dihadiri oleh […]

expand_less