Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Pendidikan Politik Ala Gus Dur

Pendidikan Politik Ala Gus Dur

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 7 Agu 2021
  • visibility 48
  • comment 0 komentar

 Oleh: Siswanto*


KH Abdurrohman Wahid yang sering kita kenal dengan panggilan akrabnya Gus Dur merupakan sosok guru besar bangsa, nasionalis, humoris, dan merakyat. Gus Dur juga terkenal sebagai sosok budayawan dan cendekiawan rakyat yang pemekiran dan sikapnya menunjukkan kepada kepedulian terhadap nasib rakyat di tengah dinamika pembangunan nasional.

Selain itu juga Gus Dur terkenal dengan sepak terjangnya dalam dunia politik. Tak ayal pada tahun 1999-2021 Gus Dur menjabat sebagai Presiden Indonesia. Hal ini membuktikan, bahwa Gus Dur dalam ranah politik sudah tidak diragukan lagi. Walaupun saat Gus Dur jadi presiden melalui “dengkulnya Amin Rais” begitulah candaan khas Gus Dur di salah satu acara Televisi nasional. Karena menurut Gus Dur dengan humor maka semua akan cair dan tidak kaku.

Sedangkan bagi umat Nahdlatul Ulama (NU), sosok Gus Dur merupakan “Sang pamomong”. Yakni, figur yang memiliki watak mengayomi, membimbing, serta memperteguh kasih sayang atas sesama, tanpa membeda-bedakan latar belakangnya.

Oleh karena itu, sikap yang diperlihatkan Gus Dur kepada para pejabat, bahkan kepada presiden sekalipun, tidak beda dengan sikap yang diberikannya kepada wong cilik. Hal inilah yang membedakan Gus Dur dengan pemimpin lain dalam memberlakukan tamunya, sehingga masyarakat (wong cilik) menilai Gus Dur adalah sosok yang mengayomi semua orang.

Sepak terjang Gus Dur, dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa sudah tidak diragukan lagi. Seabrek penghargaan sudah beliau dapatkan, baik itu dalam bidang penegakan HAM dan toleransi antarumat beragama, bapak pluralisme, Doctor Honoris causa bidang hukum dari konkuk University, seoul korea selatan, 21 Maret 2003, Doktor Honoris Causa dari Universitas Sokka, Jepang 2002, penghargaan kepemimpinan global (the global leadership award) dari Columbia University,dan penghargaan-penghargaan lainnya. Dikutip dari Republika.co.id.

Dari penjelasan di atas sangat jelas, bahwa seabrek penghargaan dan daya jelajah wawasan keilmuan Gus Dur sudah tak terbantahkan lagi. Sehingga ketika Gus Dur menjabat sebagai presiden sangat wajar. Karena menjadi seorang pemimpin selain memiliki wawasan yang luas, juga bisa mengayomi warganya.

Maka dalam hal ini untuk mengetahui sepak terjang Gus Dur dalam bidang politik, sekurang-kurangnya terdapat tiga  jawaban yang bisa kita petik dan ambil hikmahnya.

Pertama, Gus Dur mengajarkan kepada kita bahwa memasuki dunia politik memerlukan kesabaran dan kesediaan untuk menjadikannya sebagai proses perjuangan jangka panjang. Dalam proses demikian, kekuasaan harus dibangun dengan investasi sosial dan kultural yang cukup.

Maka, kalau saat ini banyak orang yang begitu berambisi masuk dalam ranah politik untuk mengejar sebuah jabatan tertinggi. Maka, berbeda dengan Gus Dur yang memilih lebih membumi dan tidak berambisi untuk mengejar jabatan.

Kedua, Gus Dur membangun jalur politiknya sebagai cendekiawan rakyat. Karena sebagai seorang cedekiawan selain luas wawasannya juga paham peta manuver lawan politik yang harus dihadapi. Tetapi peta kekuatan politik yang usung Gus Dur adalah bukan semata-mata pada kepiawaian manuver politik yang diperagakan, tetapi lebih pada kekuatan struktur pengetahuan yang dibangun untuk menjelaskan yang terjadi dan bagaimana proyeksi masa depannya.

Karena itu, pemikiran dan politik Gus Dur menjadi perentas jalan hubungan masyarakat, bangsa, dan agama. Hal ini ditandai di berbagai kasus yang berhasil ditengahi oleh Gus Dur. Misalnya kasus Ahmadiyah serta gerakan Papua merdeka yang mampu didamaikan oleh Gus Dur melalui konsep pribumisasi Islam dan konsep islam sebagai etika social.

Ketiga, Gus Dur adalah tokoh yang selalu menjaga hubungan baik dengan semua kalangan. bagi Gus Dur politik adalah bentuk silaturahim dengan lawan politiknya. Meski dalam prakteknyasering diperlakukan secara tidak adil oleh lawan politiknya, tetapi Gus Dur tetap menjaga silaturahim. Karena menurut Gus Dur “tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu diperhatikan mati-matian”. 

Itulah Gus Dur sosok santri yang menjelma menjadi cendekiawan rakyat dan pemimpin politik yang sangat berpengaruh. Karena, pengaruh itu bisa diraih apabila memiliki pengatuan yang luas dan kemampuan dalam meramu strategi dalam memecahkan persoalan yang ada di lingkungan masyarakat. Itu bisa dicapai oleh Gus Dur karena, ia memiliki kemampuan dan luasnya samudra keilmuan yang tinggi untuk menapaki jalur politik sebagai proses investasi sosial jangka panjang.

 

 *Aktivis Literasi Santri

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Tanya Jawab Bersama Syuriah

    Tanya Jawab Bersama Syuriah

    • calendar_month Rab, 12 Apr 2017
    • account_circle admin
    • visibility 49
    • 0Komentar

    Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh Pak kiai, apa hukumnya sholatnya orang yang ketika sujud dia tidak menempelkan jari-jari kakinya pada lantai ? Wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh Salah satu rukun sholat adalah sujud,dan sujud itu sendiri mempunyai syarat-syarat  yang harus dipenuhi agar sujud itu bisa sah,bila sujud tidak sah maka sholatnya juga tidak sah,oleh karena itu menjadi sebuah […]

  • Pesta Demokrasi MWC NU : Petahana Bangkit Kembali

    Pesta Demokrasi MWC NU : Petahana Bangkit Kembali

    • calendar_month Sab, 28 Des 2024
    • account_circle admin
    • visibility 103
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id – Konferensi MWC NU Kecamatan Tayu Kembali digelar. Kali ini, pemilihan ketua NU di tingkat kecamatan tersebut dilaksanakan di MTs. Miftahul Huda, Tayu. Agenda yang berlangsung Jumat (28/12) tersebut mengukuhkan kembali kepemimpinan K. Ahmad Sarwo sebagai orang nomor satu di jajaran Tanfidziyah MWCNU Tayu. “Saya sampaikan terimakasih atas kepercayaannya kembali, dan saya mohon dukungan […]

  • PCNU- PATI Photo by Yoyo Hins

    Lahir untuk Sepakbola

    • calendar_month Sen, 31 Okt 2022
    • account_circle admin
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Oleh : M Iqbal Dawami “Saya dilahirkan untuk sepakbola, seperti Beethoven yang dilahirkan untuk musik atau Michelangelo yang dilahirkan untuk seni rupa,”kata Pele melalui situs resmi FIFA. “Kalau begitu, saya adalah paduan Ron Wood, Keith Richards, dan Bono (ketiganya adalah musisi dunia). Sayalah wujud dari gairah sepak bola,” kata Maradona tak mau kalah. Dua orang […]

  • PCNU - PATI Photo by allybally4b

    Perjalanan Ke Utara

    • calendar_month Rab, 29 Jun 2022
    • account_circle admin
    • visibility 42
    • 0Komentar

    Senja adalah waktu paling di tunggu. Selain pulang ke rumah, tentu ada waktu untuk rehat dan menikmati secangkir kopi. Sebelum kembali menjalani rutinitas harian dengan keluarga. Kedai Kopi adalah tempat tenang sekaligus asyik untuk sekadar melepas penat. Di Kedai kadang sendirian, sering pula dengan perempuan yang saya sayangi; Laberre Coffe menjadi langganan saat ini. Di […]

  • Resepsi 1 Abad NU Plus Harlah PN Dihelat Malam Ini

    Resepsi 1 Abad NU Plus Harlah PN Dihelat Malam Ini

    • calendar_month Ming, 29 Jan 2023
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id– GEMBONG – MWC NU Gembong menggelar resepsi 1 Abad NU. Kegiatan ini sekaligus dibarengkan dengan agenda Puncak Perayaan Harlah Pencak Silat NU Pagar Nusa Kabupaten Pati. Beberapa tokoh pengkolan pun hadir dalam acara Ahad (29/1) malam ini. Jajaran PCNU, MWC NU Gembong, hingga PP Pagar Nusa tampak memadati panggung utama. Nantinya agenda ini akan […]

  • Pon Pes Al Roudloh Menyelenggarakan Kajian Ilmiah

    Pon Pes Al Roudloh Menyelenggarakan Kajian Ilmiah

    • calendar_month Sel, 19 Des 2017
    • account_circle admin
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Pati. Jajaran Pengurus Pondok Pesantrean Al Roudloh menyelenggarkan kajian ilmiah, yang mana kegiatan tersebut di adakan dalam satu tahun tiga kali. Pada kesempatan ini mendatangkan KH. Taufiq Ismail, Penulis buku Amsilati dan Pengasuh Pon Pes Darul Falah Bangsri Jepara. Kegiatan tersebut di pusatkan di gedung serbaguna Margoyoso, 10/12 kemarin. “Mejaga lisan sangat harus dilakukan oleh […]

expand_less