Iklan
Pustaka

Meneladani Kepimpinan Abu Bakar

Sebagai umat Islam tentu kita pasti mengetahui siapa Abu Bakar Al-Shiddiq yaitu khalifah pertama yang akan melanjutkan dan kian menyempurnakan tugas-tugas kenabian, hingga burung-burung bernyanyi dengan riang. Abu  Bakar seorang laki-laki yang bahkan Nabi Muhammad Saw pun selalu membenarkannya. Nabi selalu berkata kepadanya, “Engkau benar, engkau benar!” tanpa rasa ragu sedikit pun.
            Dialah Abu Bakar Al-Shidiq. Seorang laki-laki yang sikapnya pada Hari Tsaqifah (naungan) telah memberikan inspirasi dan pelajaran baru yang dicatat dengan tinta emas sejarah Islam dan menjadi cermin bagi persatuan dan kesatuan umat Islam. Seorang sahabat yang dipilih Allah Swt untuk mengubah alam, membersihkan dunia, dan meluruskan serta menegakkan peri kehidupan.(hlm 11)
            Buku karya Khalid Muhammad Khalid ini berusaha memotret peran dan posisi penting nana gung dari seorang laki-laki yang bernama Abu Bakar Al-Shiddiq. Seorang guru kemanusiaan dalam seni keimanan yang akan membuat mata kita terbuka untuk membaca dan meneladani kehidupan, ketegaran dan kesungguhannya yang menakjubkan dalam menggengam kuat keimanan.
            Sebab Abu Bakar Al- Shiddiq tak pernah sedikit pun menjadi penguasa yang otoriter dan diktator. Sepanjang sejarah dunia tak ada seorang pemimpin otoriter dan diktator yang adil. Secara sederhana digambarkan, konsep keadilan adalah ketika setiap pihak yang memiliki hak bisa memperoleh haknya. Apabila diantara hak manusia itu ada, hak kemerdeaan untuk menentukan kehidupan dan nasibnya sendiri,secara otomatis kediktataoran dan keotoriteran tak berlaku.(hlm 13).
            Abu Bakar Al-Shiddiq adalah sosok yang menggantikan Rasulullah Swa, dalam memimpin kaum muslimin setelah bilau  wafat. Dia di amanahi peran sebagai khalifah untuk memimpin umat Islam mengarungi kehidupan sesuai keimanannya. Bisa di bilang Abu Bakar Al- Shiddiq cara memimpinnya sedikit banyak meneladani ke pimpinan Rasullah Saw.
            Apabila pada zaman sekarang, suatu bangsa atau Negara tak akan berdiri stabil jika tak memiliki perundang-undangan yang di junjung tinggi dan dipatuhi dalam kehidupan. Perundang-undangan itu disusun berdasarkan keyakinan adat istiadat, tradisi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya, serta mampu menampung dan menyalurkan kecenderungan mereka dalam memajukan kehidupan yang selalyu dinamis. Sekarang pertanyaannya adakah pemimpin di Negara kita yang seperti itu?
            Padahal suatu bangsa atau Negara memiliki kemampuan untuk memasukkan kebaikan dan kemaslahatan yang dikehendaki Allah Swt, ke dalam susunan perundang-undangan. Mereka dapat memasukkan nilai-nilai ketakwaan ke dalam undang-undang sehingga bisa dijalankan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
            Buku ini layak sekali untuk dijadikan referensi buat siapa saja yang ingin menjadi pemimpin dan mempelajari kepimpinan Abu Bakar Al-Siddiq yang lebih mendahulukan ke inginan umat/masyarakat dari pada ke inginan ego pribadinya dan keluarga sendiri. Karena pemimpin yang baik yaitu berjiwa melayani, mengayomi.
           
Judul               : Abu Bakar Al-Shiddiq
Penulis             : Khalid Muhammad Khalid
Penerbit           : PT Mizan Pustaka
Tahun terbit     : November 2014
Tebal               : 157 hlm
ISBN               : 978-602-9255-99-7
Peresensi         : Niam At-Majha

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button