Mbak Meta
Oleh : Niam At Majha
Beberapa bulan kebelakang saya melihat beranda di Facebook saya berseliweran ibu-ibu baik muda atau pun setengah tua berbicara tanpa jeda. Mereka mensosialisasikan kegiatannya baik dalam urusan dapur, sumur, tapi kasurnya di skip. Sedangkan dalam unggahan tersebut di kasih tulisan-tulisan yang menghalangi vidio untuk di tonton. Jadi ketika saya melihat vidio tersebut beranggapan ini mau menunjukkan vidio atau tulisan? Dan sedikit-sedikit bilang Meta dan Meta.
Saya kurang paham dengan fenomena tersebut, yaitu banyak vidio-vidio bertebaran di beranda Facebook terutama di reel yang mengklaim sebagai konten kreator. Sendari demikian para konten kreator dadakan tersebut seragam bukan beragam. Padahal dengan latar belakang berbeda, ada guru, kontennya juga memasak, ada penulis juga sama tentang memasak. Kenapa ya urusan masak memasak menjadi sesuatu yang harus ingin diketuhui orang banyak. Bahkan ada yang membagikan tips bagaimana membuat vidio pendek yang akan dilihat banyak orang. Mendapatkan like banyak dan beragam.
Sejak Meta secara resmi mengeluarkan fitur profesional dan peluang bagi kreator dengan dasbor profesional dengan ketentuan kelola fitur profesional untuk profil Anda, dan dapatkan insight tentang pengikut, jangkauan postingan, dan interaksi postingan Anda. Undang Teman untuk Mengikuti: Pengikut Anda di Facebook bisa mengundang teman-teman mereka untuk mengikuti profil Anda agar jangkauan dan pemirsanya semakin luas. Serta selanjutnya berburu Monetisasi konten Anda Jika memenuhi persyaratan kelayakan, Anda bisa menggunakan profil Anda untuk menghasilkan uang di Facebook. Catatan: Saat ini, pengguna Facebook di bawah usia 18 tahun tidak memenuhi syarat untuk melakukan monetisasi.
Ternyata dari situ banyak orang ingin menjadi konten kreator dan mendapat cuan. Yang namanya konten kreator tentu yang kreatif dan mendidik bukan asal upload vidio dan sebangsanya.
“Mas…mereka bukan bikin konten melainkan buat sampah digital ya wajarlah?”
Tanpa permisi teman saya langsung celetuk demikian. Memang, apabila dilihat dan diamati atau pun di perhatikan para mama muda yang sekarang ini beranggapan dan mengklaim dirinya sebagai konten kreator yang diburu adalah hasilnya bukan berfikir bagaimana menyajikan vidio yang mendidik dan kreatif.
“Kalau tak suka dengan vidio saya jangan dilihat,”
Kalimat tersebut seringkali diungkapkan dilontarkan para pembroduksi sampah digital. Sedangkan meraka lupa dan tak sadar jika ketika sudah diupload dalam facebook tentu harus sadar dan tahu dengan pilihannya.
“Apakah mereka sadar?”
emmmmm