Es Teh

Oleh : Niam At Majha
Di lantai dua pada sebuah cafe saya lagi berbicang bincang membahas masa depan hingga berbicara tentang ketidakpastian akan semua hal yang ada disekeliling kita.
Caffe ini bisa dibilang sudah sejak tahun lalu beridiri di bumi mina tani akan tetapi saya jarang jarang untuk menikmati senja di sini. Biasanya ketika saya kesini karena ada suatu hal, bertemu dengan kolega, patner kerja, atau lagi membahas tentang ini dan itu hingga perihal konten kretor yang saat ini banyak di gandrungi akan tetapi minim pesan untuk di tafakuri.
Saya tak membahas perihal pembicaraan saya dengan dua perempuan cantik yang ada di depan saya saat ini, akan tetapi saya akan belajar mengurai bercerita tentang apa yang saya lihat, saya dengar dua pengunjung perempuan dengan memakai fashion nation Senayan City memperlihatkan lekukan pada tubuh serta gaya rambut dibiarkan terurai. Bahkan bibirnya berbalut lipstik lokalan.
Dari gerak deriknya sendari ketika naik ke lantai dua pada caffe ini dua perempuan tersebut selalu bersua foto dengan beraneka ragam gaya dan senyum yang di palsukan dengan bahagia yang di pura pura kan. Namun bagaimana lagi karena sekarang dunia adalah sebuah manipulasi.
Saat ketika saya melihat penampilannya terlihat berduit dengan gaya selangit. Akan tetapi ketika waiters mengantarkan pesanannya saya tercengang, kaget, tak percaya dengan apa yang saya lihat hanya dua gelas es teh manis. Kemungkinan nongkrong kesini dengan maksud dan tujuan untuk mengambil foto, berfoto ria dengan sudut-sudut cafƩ bermegah dan di upload pada media sosial terutama instragram untuk mengundang orang-orang mengkilik tombol gambar hati tersebut. Selain itu bisa jadi sebab dia adalah perempuan selebgram yang setiap harinya harus ada foto yang terupload hanya untuk memehuni followersnya. Meskipun yang terupload tak sesuai dengan yang berada dalam dunia realita. Seperti yang pernah dikatakan teman saya beberapa waktu belakang mengemukakan orang siapa saja ketika dalam panggung realita tak mampu untuk memujudkannya, maka akan berlari pada dunia maya yang memberikan segalanya dengan semu dan ambigu.