Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Embun yang Hinggap di Dedaunan

Embun yang Hinggap di Dedaunan

  • account_circle admin
  • calendar_month Sen, 20 Mar 2023
  • visibility 70
  • comment 0 komentar

Oleh : M. Iqbal Dawami

Embun pagi dan rerumputan/Hijau daun dan warna bunga/Kicau burung yang hinggap di dahan/Matahari bersinar terang/Dan semua ini semakin kurasa/Sebagai nikmat yang telah Kauberikan/Takkan kulangkahkan kakiku lagi/Tanpa bimbinganmu Tuhan…

Kata-kata di atas adalah lirik lagu yang disenandungkan Chrisye berjudul Hening. Ada rasa syahdu mendengarnya. Indah sekali. Terutama, di saat mendengarnya sambil minum kopi dan memandang persawahan. Hmm, sungguh indah.

Menyesap lagu ini dengan pelan-pelan membawaku pada perenungan bahwa seringkali saya lupa dengan karunia indah dari Tuhan. Tuhan memberi alam ini untuk kita, sebagai khalifah di muka bumi. Embun pagi, dedaunan hijau, kicauan burung, dan matahari yang bersinar, itu semua untuk kita. Oh, malunya diri ini apabila masih juga tidak bersyukur. Oh, betapa tidak tahu dirinya diri ini apabila masih saja mengeluh.

Tak aneh apabila Tuhan begitu sering menyindir kita dengan kata-kata Afala tatafakkarun? Tidakkah kamu berpikir? Fabi’ayyi ala’i rabbikuma tukadziban? Maka nikmat Tuhan mana lagi yang hendak kaudustakan? Oh, Tuhan telah menohok diriku.

Setiap ada kesempatan, saya mengajak Aghza, anakku, yang masih berusia 4 tahun pergi ke sawah. Dan tampaknya cocok kalau kami berdua kelak menyanyikan lagu tersebut pada saat kami di sawah. Baiklah, terlebih dahulu saya harus menghafalkan dan menghayatinya.

Tiba-tiba saya teringat dengan kata-kata Thich Nhat Hanh, seorang Buddhis, yang mengatakan, “Orang-orang seringkali menganggap berjalan di atas air atau udara adalah suatu keajaiban. Padahal, keajaiban yang sesungguhnya adalah dapat berjalan di atas bumi. Setiap hari kita bersentuhan dengan keajaiban yang tidak kita sadari: langit biru, awan putih, daun-daun hijau, warna hitam, keindahan dari mata anak-anak – kedua bola mata kita. Semua itu adalah keajaiban.” Aduhai indah sekali pernyataan Thich Nhat Hanh tersebut.

Rutinitas aktivitas kadangkala menjadikan kita lupa untuk menyadari keindahan-keindahan yang ada di sekitar kita. Banyak hal tidak kita perhatikan secara seksama. Misalnya saja bunga yang bermekaran di halaman rumah. Kalau kita perhatikan dengan detail dan hikmat, bunga yang sejatinya makhluk hidup itu sedang tersenyum kepada kita, karena dapat hidup berdampingan dengan anggun. Dedaunan yang bergoyang saat diterpa angin, suara-suara bebek dan ayam bersahut-sahutan, bahkan suara jangkrik di gelap malam, memberi nuansa alam ini begitu indah nan syahdu.

Tanpa pernah saya sadari sebelumnya, saat memandikan Aghza juga rupanya memberikan keindahan tiada terkira. Sungguh betapa indah rasanya dia mencium pipiku saat kugendong menuju kamar mandi, saat mengguyur sekujur badannya dengan air hangat maupun dingin. Saat kuusap badannya dengan sabun, sembari bercanda ria. Saat kubedaki punggung dan dadanya sembari kesana kemari tak mau diam. Saat kupakaikan baju dan celana pilihannya sendiri. Saat kusisir rambutnya yang susah diatur. Sungguh itu merupakan keindahan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.

Belum lagi ketika saya mengajaknya jalan-jalan sore maupun pagi. Dalam perjalanan kami bernyanyi bersama. Seperti yang pernah kami lakukan di suatu minggu sore kami bernyanyi bersama di perjalanan saat menuju alun-alun kecamatan. Kami menyanyikan lagu Garuda di Dadaku dengan penuh semangat. Di saat pulang dari alun-alun, kami berdebat hebat. Dia ingin dibelikan jeruk (entah apa namanya, jeruk yang jenisnya kecil-kecil). Kukatakan, “Ngapain beli jeruk, wong di rumah lagi banyak mangga. Paling gak dimakan jeruknya.” Dia tetap keukeuh. “Emoh, pokoknya beli, beli, beli…” ujarnya dengan nada kesal.

Aku tetap ngotot untuk tidak mau membelikannya, dengan berbagai argumentasi. Dia pun makin keukeuh dan mulai menangis. Aku pun mengalah. Aku pun membelikannya. Jeruk itu memang kesukaannya. Mengingatnya membuatku geli sendiri.   

Mengenang semua itu rupanya begitu indah. Hal-hal remeh yang tampak biasa, ternyata tidak kalah indah dengan hal-hal yang tampak besar. Hal ini senada dengan Melvy Yendra, seorang penulis dan editor, yang menulis status di dinding fesbuknya. Dia mengatakan:

“Saya berbahagia dan menikmati setiap momen saat saya menjalani peran sebagai ayah bagi Aisha (3,5): memandikannya, memakaikan bajunya, memasang pita rambutnya, mengantarnya pipis di malam hari, membersihkan bekas ompolnya, membujuknya makan, merayunya saat ngambek, membereskan mainannya, mendongenginya kalau dia ingin, dan lain sebagainya, karena kelak, ketika dia sudah besar dan bisa melakukan semuanya sendiri, saya akan sangat merindukan semua momen-momen kecil yang terjadi hari ini…”

Saya mendapatkan pelajaran yang luar biasa dari peristiwa-peristiwa keseharian. Saya berusaha untuk menghargai setiap momen hidup saya entah dimanapun dan dengan siapapun, dengan penuh makna dan sadar. Karena boleh jadi momen itu tidak akan terulang lagi. Karena boleh jadi, detik itu adalah detik terakhir yang kumiliki.[]

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Fatayat NU Tayu Juara 1 Cooking Video Competition Tingkat Jateng

    Fatayat NU Tayu Juara 1 Cooking Video Competition Tingkat Jateng

    • calendar_month Ming, 11 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 45
    • 0Komentar

    SEMARANG – Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Tengah baru saja menghelat kompetisi untuk para pemudi NU. Tak main-main, dalam ajang yang dipungkasi 5 Desember kemarin, Fatayat NU Jateng belerjasama dengan Unicef. “Kami menggelar Cooking Video Competition MP-ASI Halal Gizi Seimbang sebagai Strategi Pencegahan Stunting pada Anak, dan diikuti oleh delegasi dari PAC dan PR […]

  • Gus Baha Isi Posisi Rois Syuriyah PBNU

    Gus Baha Isi Posisi Rois Syuriyah PBNU

    • calendar_month Sab, 31 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 64
    • 0Komentar

    JAKARTA-KH. Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha’ merupakan salah satu ulama muda kharismatik. Putra KH. Nursalim tersebut terbilang kiai pendatang baru namanya melejit cukup instan. KH. Baha’uddin Nursalim (Gus Baha) sedang memberikan ceramah (foto: suaranahdliyin.com Usianya baru 49 tahun, namun wawasan keilmuwannya telah diakui oleh semua kalangan. Bukan hanya itu, sikapnya yang santai dan […]

  • Konferensi Gabus Ketua Lama Memimpin Kembali

    Konferensi Gabus Ketua Lama Memimpin Kembali

    • calendar_month Sen, 7 Des 2015
    • account_circle admin
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Senin, 30/11/15 Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kec Gabus mengadakan Konferensi hal tersebut di lakukan sesuai dengan ketentuan dalam organisasi Nahdlatul Ulama apabila sudah berakhir masa jabatan maka akan di lakukan reorganisi.             Setelah ketua lama Saifullah memberikan laporan pertanggung jawaban baik secara administrasi atau pun yang lainnya, maka selanjutnya sidang akan di pimpin oleh […]

  • Catcalling

    Catcalling

    • calendar_month Jum, 1 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Senja kala itu, saat perjalanan pulang dari bekerja. Saya mendapati hal yang tak seharusnya terjadi. Saya naik motor dengan pelan karena melewati jalan persawahan yang tak seberapa lebar. Maklum desa saya dikelilingi oleh banyak sawah. Barangkali jika dilihat dari atas terlihat seperti pulau. Waktu itu saya mengenakan helm, masker, jilbab, jaket, dan celana panjang. Saat […]

  • PCNU-PATI

    Pagar Nusa Akan Gelar HUT-nya Januari 2023, Ini Bocorannya

    • calendar_month Ming, 13 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Pimpinan Cabang Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa (PN), secara resmi memutuskan kegiatan HUT PN ke-37, pada Januari mendatang.  Rencananya, kegiatan HUT ini akan berlangsung meriah. Menurut Suwarto, Ketua PC Pagar Nusa Pati, agenda tahunan ini akan dihelat selama tiga hari berturut-turut.  “Rencananya mulai (tanggal) 27 sampai 29 Januari dan kami pusatkan di Kecamatan […]

  • Santri Darul Hadlanah Waturoyo Ikuti Webinar Bersama Wakil DPR RI

    Santri Darul Hadlanah Waturoyo Ikuti Webinar Bersama Wakil DPR RI

    • calendar_month Sen, 30 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 55
    • 0Komentar

    Para santri Darul Hadlanah antusias mengikuti Gebyar Muharram 1443 Halaqah Majelis Ta’lim, Minggu (29/8) kemarin MARGOYOSO – Munggu (29/8), puluhan santri Panti Asuhan Darul Hadlonah, Waturoyo, Margoyoso menjadi peserta dalam Gebyar Muharram 1443 H Halaqoh Majelis Ta’lim (HMT). Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual ini dihadiri oleh wakil ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar.  Antusiasme santri terlihat […]

expand_less