Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata

Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 9 Sep 2023
  • visibility 93
  • comment 0 komentar


Oleh Hamidulloh Ibda

Emna Ainun Nadjib (Cak Nun) dalam berbagai kesempatan sering mengungkapkan prinsip beragama masyarakat sekitar Gunung Merapi. Kira-kira prinsip itu “Jawa dibawa, Arab digarap, Barat diruwat”. Ini soal berbagai soal kehidupan. Ya, agama, budaya, kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan tetek bengek yang lainnya.

Jawa digawa berarti sebagai masyarakat Jawa jangan lupa Jawanya. Jawa di sini bukan suku Jawa tapi Nusantara atau Indonesia secara luas. “Wong Jawa kok ra njawani”. Frasa ini menjadi kritik yang berharap agar masyarakat Jawa jangan kehilangan Jawanya. Orang Sunda jangan kehilangan Sundanya. Orang Osing jangan kehilangan Osingnya. Orang Bali jangan kehilangan Balinya.

Arab digarap. Maksudnya, yang dari Arab belum tentu Islam. Arab dengan Islam beda. Islam dengan Arab beda. Maka apa saja yang berbau Arab harus “digarap” dan dipastikan bahwa itu adalah ajaran Islam bukan budaya Arab.

Barat diruwat bermakna apa saja yang dari Barat harus dibuang virusnya. Disingkirkan kuman-kumannya. Kita tak mungkin menolak sains dan teknologi dari Barat, tapi semua itu harus diruwat agar bermanfaat bagi penggunanya.

Jawa, Aceh, Minangkabau
Di Nusantara banyak ajaran adhiluhung yang secara substansial sudah mengandung tiga prinsip “Nusantara digawa, Arab dibawa, Barat diruwat” di atas. Di berbagai kepulauan yang kecil-kecil pun sama. Mereka memiliki kepercayaan yang “living” pada benak, hati dan pikiran masyarakatnya. Sebut yang pernah saya teliti di Aceh, dan yang pernah saya kaji masyarakat Minangkabau. Jawa, Aceh dan Minang memiliki keunikan masing-masing.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, ada adagium terkenal yaitu “desa mawa cara, negara mawa tata” yang berarti desa memiliki adat sendiri, negara memiliki hukum sendiri. Ini bukan dalih untuk membenarkah pengetahuan lokal (local knowledge), kecerdasan lokal (local genius) maupun kearifan lokal (local wisdom) di suatu wilayah, namun ini dalam rangka melihat Nusantara yang begitu luas dengan berbagai kekayaannya. Begitu!

Jawa juga punya pameo “Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara” yang artinya manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. Hampir semua adagium, pameo, ukara, istilah, kata bijak, falsafah, atau quote dari daerah-daerah di Nusantara memiliki makna besar dengan segala keunikannya.

Aceh pun sama. Ada adagium “adat bak poteumeureuhom, hukom bak syiah kuala, qanun nibak putroe phang, reusam bak laksamana”. Adat bak poteumeureuhom berarti adat dijaga dan dikendalikan oleh raja. Hukom bak Syiah Kuala mengandung arti ajaran Islam dijalankan di bawah kendali dan pengawasan ulama di Aceh.

Di Minangkabau memiliki adagium “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” yang bermakna adat Minangkabau bersendikan atau berdasarkan agama Islam dan agama Islam itu sendiri dasarnya adalah Al-Qur’an (kitabullah).

Indonesia Negara Islam
Indonesia dari falsafah-falsafah di atas sebenarnya sudah jelas, punya aturan sendiri, adat sendiri, bahkan agama (syariat) sudah menyatu dengan masyarakatnya. Maka formalitas Indonesia sebagai negara Islam tidak begitu penting, karena memang sudah menyatu; jadi satu.

Realitasnya, di negara-negara Islam telah lama menjadi perhatian dunia karena aturan-aturan dan larangan yang mereka terapkan berdasarkan interpretasi agama Islam. Meskipun banyak larangan yang didasarkan pada keyakinan dan tradisi masyarakat, banyak dari mereka juga menghadapi kontroversi dan perdebatan. Terdapat sejumlah larangan yang umum ditemukan di negara-negara Islam dan dampaknya terhadap masyarakat.

Sejumlah larangan dalam kehidupan sehari-hari itu tertuang dalam Al-Quran Surat Almaidah ayat 90 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”

Pertama, larangan minuman keras, ciu, alkohol, arak dan apapun yang memabukkan. Banyak negara Islam melarang konsumsi alkohol berdasarkan ajaran agama Islam. Meskipun tujuannya adalah untuk mempromosikan kesehatan dan ketertiban masyarakat, larangan ini telah menimbulkan permasalahan terkait perdagangan gelap dan penyalahgunaan alkohol ilegal.

Kedua, larangan judi. Larangan perjudian di negara-negara Islam biasanya didasarkan pada pandangan bahwa perjudian adalah bentuk kegiatan yang tidak bermanfaat dan dapat menyebabkan kerugian bagi individu dan masyarakat.

Ketiga, larangan pornografi. Sebagian besar negara Islam juga melarang pornografi dengan alasan menjaga moralitas dan nilai-nilai agama. Namun, implementasi larangan ini sering kali menimbulkan isu kebebasan berbicara dan hak asasi manusia.

Keempat, larangan seks bebas dan homoseksualitas. Beberapa negara Islam menerapkan hukuman keras terhadap hubungan seksual pranikah dan homoseksualitas, didasarkan pada interpretasi agama Islam. Hal ini menyebabkan isu tentang hak asasi manusia dan diskriminasi terhadap komunitas LGBT.

Kelima, larangan makanan dan minuman tertentu. Beberapa negara Islam memiliki larangan terhadap makanan dan minuman tertentu yang dianggap haram (tidak boleh dikonsumsi) menurut ajaran Islam. Ini mencakup daging babi dan minuman beralkohol. Namun, larangan ini dapat menyulitkan bagi minoritas agama atau wisatawan.

Larangan di negara-negara Islam mencerminkan upaya untuk menjaga nilai-nilai agama dan moralitas dalam masyarakat. Namun, mereka juga menimbulkan perdebatan dan tantangan dalam menghormati hak asasi manusia dan mempertahankan keberagaman budaya. Penting untuk terus memperjuangkan kesetaraan dan menghargai hak individu tanpa mengabaikan nilai-nilai agama yang dipegang oleh mayoritas masyarakat di negara-negara tersebut.

Ingat, kembali ke judul awal bahwa desa mawa cara, negara mawa tata. Ini info dari pusat, tidak bisa didebat. Begitu!

-Penulis adalah reviewer di Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi (Pegem Akademi Yayıncılık Turki, terindeks Scopus Q4) (2023-sekarang), reviewer Cogent Education (Taylor & Francis, Britania Raya, terindeks Scopus Q2) (2023-sekarang), reviewer Journal of Ethnic and Cultural Studies (Florida Gulf Coast University Amerika Serikat, terindeks Scopus Q1) (2023-sekarang), reviewer Journal of Learning for Development (JL4D) (Commonwealth of Learning Canada, terindeks Scopus Q3) (2023-sekarang), reviewer International Journal of Information and Education Technology (IJIET) (IJIET Singapura, terindeks Scopus Q3) (2023-present), reviewer International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (Society for Research and Knowledge Management Mauritius, terindeks Scopus Q3) (2023-sekarang), reviewer International Journal Ihya’ ‘Ulum al-Din (2023-sekarang), reviewer IJSL: International Journal of Social Learning (2023-sekarang), reviewer Qeios Journal (2023-sekarang), Editorial Board Members in Global Synthesis in Education (GSE) (2023-sekarang), dan reviewer pada 19 jurnal ilmiah nasional.

  • Penulis: admin
Tags

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI Photo by Mufid Majnun

    Jangan Bandingkan Anak

    • calendar_month Jum, 30 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

    Oleh : Inayatun Najikah Apakah kalian pernah merasa dibandingkan dengan saudara sendiri atau anak tetangga? Bagaimana rasanya? Tak perlu dijawab. Cukup kalian simpan rasa itu. Sebab saya juga merasakannya kok. Dibanding-bandingkan dengan pencapaian saudara dan anak tetangga yang bisa itu dan ini, sedangkan kita masih begini-begini saja. Orang tua bahkan paman dan bibi kita, melakukan […]

  • IPNU-IPPNU Pagerharjo Gelar Pelatihan Public Speaking

    IPNU-IPPNU Pagerharjo Gelar Pelatihan Public Speaking

    • calendar_month Kam, 16 Des 2021
    • account_circle admin
    • visibility 63
    • 0Komentar

    Pembukaan patihan public speaking untuk mengasah bakat berbicara di depan umum. Kegiatan ini dihelat oleh Pimpinan Ranti IPNU-IPPNU Pagerharjo, Wedarijaksa. WEDARIJAKSA – Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Pagerharjo, Wedarijaksa telah menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Public Speaking, Sabtu, (11/12). Kegiatan yang dimulai pada pukul  13.00 WIB hingga 16.30 WIB ini dipusatkan di Surau Lisung Al-Khijaz dan […]

  • Viral, Warga Palestina Sholat Ghaib untuk Mbah Moen

    Viral, Warga Palestina Sholat Ghaib untuk Mbah Moen

    • calendar_month Sab, 10 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 92
    • 0Komentar

    GAZA-Bukan hanya warga NU dan Indonesia, sosok Mbah Maimun Zubair ternyata juga sangat digandrungi oleh bangsa lain. Sebut saja orang-orang arab yang sangat terlihat penghormatannya saat Mbah Moen berpulang (6/8) lalu. Salah satu potongan video yang memperlihatkan proses sholat ghaib yang diadakan oleh Warga Palestina untuk almarhum Mbah Moen Akhir-akhir ini beredar video yang merekam […]

  • Sambut Muktamar NU, Lazisnu Klakahkasian Bagi-Bagi Sembako

    Sambut Muktamar NU, Lazisnu Klakahkasian Bagi-Bagi Sembako

    • calendar_month Ming, 19 Des 2021
    • account_circle admin
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Satu pikap paket sembako siap diedarkan oleh PR Lazisnu Klakahkasian, Kecamatan Gembong GEMBONG – Para pemuda yang tergabung dalan Pengurus Lazisnu Ranting Klakahkasian, Kecamatan Gembong membuat geger seisi kampung. Berbekal sebuah mobil pikap, mereka berbondong-bondong keliling kampung untuk membagikan paket sembako pada Minggu (19/12) siang tadi.  Ada 115 paket sembako yang disumbangkan oleh Lazisnu Ranting […]

  • LP Ma’arif NU Jawa Tengah Terima Kunjungan dari Kampus China

    LP Ma’arif NU Jawa Tengah Terima Kunjungan dari Kampus China

    • calendar_month Jum, 7 Nov 2025
    • account_circle admin
    • visibility 4.698
    • 0Komentar

      Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Jawa Tengah menerima kunjungan akademik dari sejumlah kampus asal Tiongkok pada Rabu (30/10) di Semarang. Kunjungan ini bertujuan menjajaki kerja sama pendidikan, khususnya pemberian beasiswa bagi para alumni madrasah dan sekolah yang berada di bawah naungan LP Ma’arif NU Jawa Tengah. Selain pertemuan resmi, rombongan juga meninjau langsung kegiatan […]

  • PCNU Lantik Pengurus MWCNU Jakenan Masa Khidmat 2023-2028

    PCNU Lantik Pengurus MWCNU Jakenan Masa Khidmat 2023-2028

    • calendar_month Ming, 21 Mei 2023
    • account_circle admin
    • visibility 84
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id – PCNU Kabupaten Pati melantik pengurus MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Jakenan, masa khidmat 2023-2028, Ahad, (21/5). Pelantikan pengurus MWCNU Kec. Jakenan ini berlangsung di Gedung NU Kec. Jakenan, mulai jam 09.00 WIB. Dari Pengurus Cabang NU Kabupaten Pati hadir langsung Ketua Tanfidziyah, KH. Yusuf Hasyim, dan Sekretaris PCNU, Maskan. Selain itu tampak sebagai undangan, […]

expand_less