Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pustaka » Misteri Sumur Tua

Misteri Sumur Tua

  • account_circle admin
  • calendar_month Ming, 1 Agu 2021
  • visibility 6
  • comment 0 komentar

 

Sumur  adalah cerita pendek karya Eka Kurniawan yang mendapatkan nomine Man Booker International Priza pada tahun 2016 dan peraih Prince claus laureate pada tahun 2018. Cerita pendek ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris di antologi Tales of Two Planetsdengan judul “The Well”, diterbitkan oleh Penguin Books pada tahun 2020.

Buku ini menceritakan tentang sosok Toyib dan Siti yang tinggal di perkampungan nan jauh dari kota.Kisah Toyib dan Siti dimulai sejak masih kecil, tepatnya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Dimana sewaktu kecil, Toyib menyukai seorang gadis kecil yang rumahnya di sisi lain kampung. Di pagi hari, ia akan duduk depan rumah menunggu gadis itu muncul menuju sekolah, dan mereka akan berjalan bersama menelusuri jalan setapak yang memanjang sepanjang pinggiran sawah, sebab sekolah mereka ada di kampung lain. (hlm. 1).

Kisah Toyib dan Siti berlangsung sampai mereka memiliki pasangan suami istri. Namun, dalam perjalannya mulai dihantam badai kerengganan. Hal ini dipicuduel antara kedua orangnya Toyib dan Siti yang sama-sama tersulut akibat adanya pemetakan sawah-sawah di sekitar sumur  yang awalnya sebagai pusat sumber mata air untuk mengaliri sawah-sawah mereka. Akan tetapi sejak kemarau melanda di kampung mereka, sumur tua sudah tidak mengeluarkan air, sehingga masyarakat mudah terpancing emosi dan tersulut amarah. Hal inilah yang menyebabkan kedua orangtua Toyib dan Siti berkelahi, yang satu meninggal dan yang satu masuk bui.

Sejak kejadian perkelahian tersebut, sumur tua saban kali digali tidak mengeluarkan air. Sehingga bagi masyarakat sekitar untuk bisa mendapatkan air, harus berjalan lebih jauh dari kampung halaman mereka. Bahkan, banyak sekali dari kampung halaman mereka yang pergi untuk merantau ke kota, karena sudah tidak betah lagi bertempat tinggal di kampung halamannya. Tidak ketinggalan pula Siti yang mengadu nasib ke kota untuk mendapatkan nasib yang lebih baik.

Mendengar Siti yang sudah pergi ke kota Toyib mengajak Ayahnya yang habis keluar dalam penjara untuk mengetahui keberadaan Siti di Kota, tapi nangas buat ayah Toyib saat melakukan perjalanan menuju ke kota, jembatan yang dilewati Toyib dan ayahnya putus dan membuat ayah Toyib terjatuh. Walaupun Toyib bisa meraih tangan ayahnya, tetapi air sungai semakin membesar disertai hujan yang semakin lebat membuat Toyib tidak mampu menahan tangan ayahnya dan membuat ayah Toyib hanyut bersama banjir. Oleh karena itu, niatan awal Toyib untuk mencari Siti di kota diurungkan dan akhirnya Toyib menetap di kampung halamannya.

Toyib kini hanya tinggal dengan ibunya. Adik lelaki satu-satunya juga pergi ke kota, bekerja di bengkel yang dulu hendak dituju ayahnya. Mengenai ayahnya sendiri, mereka baru menemukan mayatnya seminggu kemudian, di desa lain, selepas hanyut di sungai.

Di sisi lain, kabar pernikahan Siti terdengar oleh Toyib, sampai hati Toyib hanjur dan remuk. Hingga ibunya melihat tidak tega untuk mengusulkan agar ia menikahi seorang gadis dari kampung sebelah, ia setuju saja tanpa benar-benar mengenalnya. (hlm. 33) 

Lima minggu selepas pernikahannya, peristiwa itu datang. Seorang perempuan membawa seorang anak lelaki lima tahunan muncul, mencari suaminya. Ketika suami Siti muncul, perempuan itu mengamuk, menampar suami Siti, dan menyeretnya pergi. Saat itulah Siti tahu ia telah menikahi lelaki beristri. Ia tidak bisa berkata apa-apa dan mencoba melanjutkan hidupnya.

Saat itu Siti semakin sering memikirkan untuk pulang ke kampung beserta suaminya. Karena kalau hidup di kampung mungkin ia bisa berkeliling ke kampung-kampung yang lebih subur, membeli pisang, kelapa, pepaya atau singkong dari petani dan menjualnya kembali ke penadah lain. (hlm 38).

Setelah sampai di kampung halamannya, Siti harus memulai kehidupan seperti sediakala yang saban harinya harus menimba air di sumur tua. Hingga terjadilah pertemuan mereka tanpa diduga-duga, Siti dan Toyib demikian canggung sampai keduanya tak mengatakan apapun. Tapi dipertemuan berikutnya, selepas mengisi air untuk ember-ember mereka, rasa canggung itu masih terasa menjadi cair ketika Toyib menanyakan kabar dan itu memberi mereka kesempatan untuk bertanya dan menjawab lebih banyak.

Akhirnya semenjak pertemuan pertama terjadi, pertemuan selanjutnya dilakukan Toyib dan Siti setiap harinya meskipun sumur tua sudah tidak lagi mengeluarkan sumber mata air, karena sering ditimba.

Pertemuan Toyib dan Siti di sumur, akhirnyaterdengar kabar oleh masing-masing suami Siti dan istri Toyib. Kalau keduanya sering melakukan pertemuan di sumur setiap harinya.

Lalu satu malam Toyib terbangun dan tak menemukan istrinya. Ia bertanya ke tetangga terdekat, dan mereka sama tidak tahu. Kabar itu dengan cepat sampai ke rumah satu dan lainnya. Mereka mencari ke sana-kemari, sebelum menyadari ada suara kentongan yang sama dari sisi kampung lain. Suami Siti juga telah hilang.

Menjelang Maghrib, mereka berhasil menemukan keduanya. Tertelungkup bersama di dasar sumur kering. Tanpa nyawa dan tanpa catatan.

Tentu saja Toyib dan Siti tak pernah pergi ke sumur itu lagi. Lebih dari itu, didera rasa perih tak berkesudahan, Toyib akhirnya pergi mengikuti adiknya ke kota, dan tak pernah kembali ke kampung itu lagi. (hlm. 48).

 Judul               :Sumur

Penulis             : Eka Kurniawan

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit    : 2021

Tebal Halaman: 51

ISBN               : 978-602-06-5324-2

Peresensi         : Siswanto, Pecinta Buku Tinggal di Pati

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PIM Mujahidin Bageng Gembong Santuni Ratusan Anak Yatim dan Duafa

    PIM Mujahidin Bageng Gembong Santuni Ratusan Anak Yatim dan Duafa

    • calendar_month Sen, 7 Okt 2024
    • account_circle admin
    • visibility 5
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id- Yayasan Perguruan Islam Monumen (YPIM) Mujahidin Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, memberikan santukan kepada 109 anak yatim dan duafa. Penyerahan santunan dilakukan di Gedung Pusat Kegiatan Agama (Pusgia) PIM Mujahidin, Sabtu (5/10/2024). Seratusan anak yatim dan duafa yang menerima santunan berasal dari Kecamatan Gembong, Margorejo, dan Tlogowungu. Adapun penyerahan santunan ini merupakan […]

  • IPNU IPPNU Desa Bumiayu Resmi Dilantik

    IPNU IPPNU Desa Bumiayu Resmi Dilantik

    • calendar_month Jum, 5 Nov 2021
    • account_circle admin
    • visibility 3
    • 0Komentar

      Para pemgurus IPNU dan IPPNU Ranting Bumiayu usai dilantik pada Selasa (2/11) WEDARIJAKSA – Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Desa Bumiayu Bapoh Resmi Dilantik Di Gedung TPQ Raudathul Mujawidin, Selasa (02/11) Acara Tersebut Dihadiri oleh Bapak Muhadi, Bapak Heru Budi Cahyono selaku Pembina IPNU IPPNU Ranting Bumiayu, Ibu Miryati selaku ketua Muslimat Desa Bumiayu, Bu […]

  • PCNU-PATI

    Nilai Pijakan Pemikiran Fikih Sosial Kiai Sahal Mahfudh

    • calendar_month Sab, 3 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Oleh: Siswanto Kiai Sahal Mahfudh merupakan salah satu tokoh pemikir kontemporer yang produktif dalam berkarya. Selain itu juga beliau merupakan penggagas lahirnya fikih sosial dan juga seorang mujtahid. Munculnya fikih sosial yang digagas oleh Kiai Sahal merupakan angin segar bagi pembaruan fikih pesantren supaya menjadi rasional, kontekstual, konseptual, dan tidak ketinggalan zaman dengan dunia global. […]

  • Naskah Pegon dan Peradaban Nusantara

    Naskah Pegon dan Peradaban Nusantara

    • calendar_month Jum, 9 Okt 2015
    • account_circle admin
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Dalam kosa kata bahasa Indonesia, kata ‘naskah’ digunakan tidak terbatas pada dokumen tulisan tangan semata, melainkan juga mencakup dokumen cetak lainnya. Naskah atau bisa disebut manuskrip biasanya ditulis di atas alas kertas eropa, daluang, ataupun daun lontar, yang berkembang antara abad 17 hingga abad 20 di Nusantara. Manuskrip merupakan satu-satunya media yang digunakan untuk menyimpan […]

  • MWCNU Kayen Gelar Doa Bersama Dan Santunan Anak Yatim Piatu

    MWCNU Kayen Gelar Doa Bersama Dan Santunan Anak Yatim Piatu

    • calendar_month Rab, 18 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 4
    • 0Komentar

    KAYEN – MWC NU Kayen hari ini (Rabu, 18/08) bertempat di Gedung NU Kayen menggelar kegiatan Do’a Bersama untuk keselamatan bangsa dan santunan anak yatim piatu dalam rangka memperingati 10 Muharam 1443 H dan juga HUT RI Ke 76. “Kegiatan di laksanakan dengan konsep yang cukup sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan, karena mengingat ini masih […]

  • PCNU-PATI Photo by Mufid Majnun

    Keputusan Bahtsul Masail Maudhu’iyah

    • calendar_month Sab, 8 Jul 2023
    • account_circle admin
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Di bumi Nusantara (Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI) terdapat tradisi danbudaya dalam sistem pengimplementasian ajaran agama, sehingga hal itu menjadi ciri khasIslam di Nusantara yang tidak dimililiki dan tidak ada di negeri lain. Perbedaan tersebutsangat tampak dan dapat dilihat secara riil dalam beberapa hal, antara lain:

expand_less