Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Berita » Kali ini Suluk Maleman membahas Kedholiman Mencipta Kegelapan

Kali ini Suluk Maleman membahas Kedholiman Mencipta Kegelapan

  • account_circle admin
  • calendar_month Ming, 16 Mar 2025
  • visibility 15
  • comment 0 komentar

 

Pcnupati.or.id- Ngaji NgAllah Suluk Maleman kembali digelar di rumah Adab Indonesia Mulia pada Sabtu (15/3) malam, dengan mengangkat tema “Menyibak Kegelapan” sebagai bahan renungan bersama.
Penggagas Suluk Maleman, Anis Sholeh Ba’asyin menyebut dalam Qur’an dijelaskan bahwa Allah mengeluarkan orang-orang mukmin dari kegelapan menuju cahaya.
“Manusia memiliki kemampuan untuk membaca realitas karena diberi alat baca yakni qulb atau hati. Seperti mata, kondisi hati yang sehat mampu melihat kenyataan dengan jernih saat ada cahaya. Tapi bila terganggu atau bahkan tertutup, maka kemampuannya membaca kenyataan akan terdistorsi atau bahkan hilang,” ucapnya.
Anis menyebutkan, setiap kedzoliman akan menciptakan kegelapan. Dalam bahasa Al Qur’an, dzolim dan dzulumat, aniaya dan kegelapan itu punya akar kata sama. Artinya semakin berlapis kedzoliman yang dilakukan akan membuat semakin pekat kegelapan yang tercipta.
Kegelapan ini bisa termanifestasi di luar diri dan di dalam diri. Di luar diri, dalam realitas sosial, budaya, politik, ekonomi dst; kegelapan akan membuat kita meraba-raba tanpa kepastian tentang apa yang sebenarnya sedang berlangsung. Baik-buruk, haq-bathil; campur baur sehingga agak sulit dipilah.
Sementara ke dalam diri, kedzoliman akan menciptakan noda kegelapan di hati. Semakin bertumpuk kedzoliman, semakin berlapis kegelapan menutup hati. Dan kita akan semakin kehilangan kemampuan membaca kenyataan. Inilah yang pada puncaknya akan mendorong manusia menciptakan thoghut. Sejenis berhala yang pada gilirannya justru akan mengeluarkan meereka dari cahaya dan menjerumuskannya ke dalam kegelapan.
“Salah satu pengertian dzalim itu adalah menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Seperti sepatu ditaruh ke kepala, berarti itu telah bersikap dzalim pada sepatu dan kepala. Begitu pula menipu juga dzalim kepada orang lain dan diri sendiri,” ucapnya.
Lawan dzalim adalah adil, yang salah satu maknanya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Atau, kalau menggunakan kalimat lain, ketidak-adilan adalah sumber kegelapan; dan keadilanlah yang akan mengantarkan cahaya; demikian jelas Anis.
Jika hati semakin gelap, lanjut Anis, maka telinga tak akan mampu mendengar kebenaran dan mata akan terhalangi dari melihat kebenaran. Saat itulah manusia tak ubahnya seperti ternak, bahkan lebih buruk. Yakni mudah digiring kemana-mana.
“Gelap adalah bathil, sesuatu yang tidak punya esensi, ia dianggap ada hanya karena ketidak hadiran cahaya. Jika hati menjadi gelap maka kita sulit membaca bimbingan dari Allah,” ujarnya.
Budayawan asal Pati itu mencontohkan, saat seseorang suka berbohong dan menjadi kebiasaan, lama-lama dia akan percaya bahwa kebohongannya adalah kebenaran. Dan karena yakin dengan hal tersebut, akhirnya dia tertutup dari kebenaran yang menyalahi kebohongannya.
“Itulah kenapa orang-orang alim duhulu selalu membaca ulang dirinya, selalu mengkritisi, mengevaluasi, muhasabah terhadap dirinya sendiri. Karena mereka sadar tak ada manusia yang selalu benar,” ujarnya.
Anis juga menyebut manusia tak mungkin dapat berjalan tanpa adanya cahaya. Dia mengibaratkan, dalam kegelapan manusia hanya akan berjalan dengan meraba-raba dan hanya mampu berjalan saat ada petir.
“Namun kalau kita mendapat cahaya maka akan terbimbing terus menerus. Sebenarnya dengan berpuasa membuat kita bisa memiliki kesadaran dalam melihat. apakah masih ada di dalam kegelapan atau di tengah cahaya,” jelasnya.
Tema yang menarik itu membuat orang terlarut mengikutinya secara langsung maupun lewat berbagai platform media sosial Suluk Maleman. Dan seperti biasa, alunan musik dari Sampak GusUran membuat jalannya diskusi kian hangat.(*)

Keterangan foto: Anis Sholeh Ba’asyin dalam Ngaji NgAllah Suluk Maleman ‘Menyibak Kegelapan’ yang digelar di Rumah Adab Indonesia Mulia, Sabtu (15/3) kemarin.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Ramadan di Pati Bumi Mina Tani

    • calendar_month Sab, 23 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 25
    • 0Komentar

    Oleh Hamidulloh Ibda* “Poso kok ora bali Dukuhseti piye leh?” Seorang teman bertanya sembari menegaskan saya diharapkan ke tempat kelahiran di Desa Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati. Menjalankan ibadah Ramadan di tempat kelahiran meman beda. Beda sekali. Saya kira tidak hanya di Pati. Setiap tempat kelahiran menyimpan ruang-ruang memori yang indah ketika momentum Ramadan. Sebab, […]

  • 300 Sembako Lazisnu Didistribusikan untuk Marbot dan Yatama di Trangkil

    300 Sembako Lazisnu Didistribusikan untuk Marbot dan Yatama di Trangkil

    • calendar_month Sen, 20 Apr 2020
    • account_circle admin
    • visibility 19
    • 0Komentar

    PC Lazisnu memberikan paket sembako kepada anak-anak yatim. Tentu targetnya bukan hanya untuk anak yatim, namun lebih kepada wali yang merawat anak yatim tersebut. TRANGKIL-PC Lazisnu Kabupaten Pati kembali memberikan paket sembako. Kali ini Lazisnu beraksi di Kecamatan Trangkil. Dengan ditemani Pengurus Lazisnu tingkat MWC, Minggu (19/4) kemarin PC Lazisnu menghabiskan 300 paket sembako untuk […]

  • PCNU-PATI

    Peluncuran Buku Antologi Puisi Iga, Rindu Tanah Plasenta Syarifuddin Arifin

    • calendar_month Sel, 5 Sep 2023
    • account_circle admin
    • visibility 16
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Depok, Senin 4/9/2023,-  Puisi yang ditulis oleh Syarifuddin Arifin dalam buku antologi puisi tunggal ke-6 berjudul “Iga, Rindu Tanah Plasenta” sebagai puisi-puisi  romantik atau romantisme. ” Penyair belajar sejarah, romantik ‘kan sejarah, enggak dicari-cari atau terserok kemana-mana,” ujar Prof.Dr.Wahyu Wibowo kepada penulis usai mengikuti perbincangan diskusi sastra dan peluncuran buku antologi puisi ke-6 karya […]

  • PCNU-PATI

    MI Al Ma’arif Parakan Kauman ikuti Wisuda Tahfidzil Qur’an

    • calendar_month Sel, 21 Mar 2023
    • account_circle admin
    • visibility 25
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id-PARAKAN-MI Al Ma’arif Parakan Kauman mewisuda 38  siswa yang telah berhasil menyelesaikan hafalan juz 30  dan juz 29. Dari 38 siswa tersebut 35 siswa diantaranya telah menyelesaikan hafalan juz 30 dan 3 siswa  sdh menyelesaikan hafalan juz 29- 30. Sebelum diwisuda siswa- siswa tersebut telah mengikuti uji publik tahfidz  oleh JQH NU  Kab. Temanggung dan dinyatakan […]

  • PBNU Rilis Daftar Pengurus, 4 Ulama Pati Masuk Jajaran Syuriyah

    PBNU Rilis Daftar Pengurus, 4 Ulama Pati Masuk Jajaran Syuriyah

    • calendar_month Rab, 12 Jan 2022
    • account_circle admin
    • visibility 39
    • 0Komentar

    KH. Aniq Muhammadun, salah satu kiai asal Pati yang namanya masuk dalam jajaran Syuriyah PBNU.  JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari ini, Rabu (12/1) meluncurkan daftar nama pengurus baru era kepemimpinan KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Surat bernomor  01/A.II.04/01/2022 tentang Pengesahan Susunan Pengurus Besar NU tersebut memperlihatkan nama-nama tokoh yang akan […]

  • A calculator sitting on top of a pile of money

    Menaikkan Pajak, Adilkah?

    • calendar_month Sab, 21 Jun 2025
    • account_circle admin
    • visibility 30
    • 0Komentar

    Oleh: Jamal Ma’mur Asmani Pemimpin adalah sosok yang mempunyai peran dominan-determinan dalam perjalanan bangsa. Oleh sebab itu, seorang pemimpin menurut KH. MA. Sahal Mahfudh, harus mempunyai keunggulan di bidang intelektualitas (nadhari) dan aktivitas (ekonomi) (KH. Sahal Mahfudh, 2003:487). Keunggulan ini digunakan pemimpin untuk mengambil kebijakan yang harus berorientasi kepada kemaslahatan rakyat yang dipimpinnya dengan mendatangkan […]

expand_less