Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Tradisi Ruwahan Sebagai Tradisi Local Wisdom Masyarakat

Tradisi Ruwahan Sebagai Tradisi Local Wisdom Masyarakat

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 2 Mar 2024
  • visibility 34
  • comment 0 komentar

Oleh : Siswanto, MA

Setiap memasuki bulan Sya’ban masyarakat desa pada umumnya melanggengkan tradisi kirim doa yang ditujukan kepada para leluruh dan kerabat yang sudah meninggal. Tradisi ini sudah berjalan dari dulu sampai sekarang. Tradisi ruwahan ini juga biasanya dilakukan baik di masjid, mushola dan makam. Hal ini dilakukan masyarakat tidak lain adalah karena adanya nilai sakral, selain itu juga diyakini doanya bisa tersampaikan kepada para leluhurnya.

Pada umumnya tradisi ruwahan atau nyadran di bulan Sya’ban dilakukan setiap mendekati bulan Ramadan. Dimana pada tradisi ruwahan ini, selain masyarakat memanjatkan doa dan kirim doa pada leluruhnya yang sudah meninggal dunia. Mereka juga ikut nyadong berkah dengan adanya tradisi tersebut.

Tradisi ruwahan ini juga dapat diartikan sebagai sarana untuk menjaga sifat gotong-royong masyarakat sekaligus sebagai upaya masyarakat dalam menjaga keharmonisasian masyarakat melalui kegiatan kumpul bersama dalam satu majlis. Dan bersama-sama ikut makan bersama setelah ritual ruwahan selesai. Di sinilah pentingnya sifat kebersamaan dan saling menghormati satu sama lain dalam satu majlis yang dikemas dalam tradisi ruwahan.

Selain sebagai sarana untuk merajut kebersamaan, tradisi ini juga sebagai wahana untuk meningatkan kita kepada Sang Khaliq, bahwa hidup di dunia ini pada saatnya juga ada akhirnya. Maka, media ritual ruwahan ini bisa diartikan banyak hal sebagai bentuk cara kita mengekspresikan diri kita di bulan tersebut. Dan tentunya ritual ini dari pelbagai daerah berbeda-beda implementasinya serta cara masyarakat mengekspresinya juga berbeda-beda. Ada juga yang melakukannya melalui kirab, melakukan besik (kerja bakti desa), kirim doa, zikir, khataman Alquran, dan tasyakuran.

Ini semua dilakukan masyarakat tujuannya adalah untuk menjaga bentuk kearifan lokal (local wisdom) juga sebagai bentuk rasa syukur masyarakat diekspresikan dalam bentuk syukuran maupun sedekah kepada tetangga maupun masyarakat pada umumnya.

Karena Islam hadir bukan di tengah masyarakat yang tidak berbudaya, tetapi bersinggungan dengan adat istiadat yang berkembang di masyarakat. Sehingga apabila ada budaya yang tidak tepat dan menyimpang dari ajaran agama Islam, maka agama akan meluruskan bentuk-bentuk kebudayaan yang menyimpang menjadi benar dan lurus dengan menyesuaikan aspek budaya lokal sekiranya tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Demikian juga kehadiran Islam di Indonesia yang sangat mudah diterima oleh masyarakat secara luas. Karena disampaikan secara harmonis dan dinamis, sehingga masyarakat merasa nyaman dan menerima Islam sebagai agamanya.

Budaya ruwahan sebagai salah satu budaya masyarakat bukan hanya dipahami sebagai ritual keagamaan, tetapi juga dipahami sebagai budaya keagamaan dan bukan sebagai ajaran mendasar agama itu sendiri. Demikian pula sebaliknya, jika budaya tersebut tidak dilakukan oleh masyarakat juga tidak mengapa, kalau toh dilaksanakan dan dapat mewarnai budaya tersebut secara Islam justru bisa menambahkan syiar. Sikap yang bijaksana perlu dilakukan untuk menghadapi hal tersebut.

Kehidupan keberagamaan tidak bisa berjalan dengan harmoni di masyarakat jika tidak menampung berbagai budaya yang baik di masyarakat. Dalam kaidah ushul ada istilah al-muhafadhatu ‘ala qadimis shalih wa al-akhdzu bil jadidil ashlah yakni memelihara khazanah lama yang baik dan mengambil pembaharuan yang baik.

Selain itu, juga memberlakukan kaidah ‘al ishlah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah yakni melakukan perbaikan umat pada kondisi yang lebih baik, agar semakin baik dan semakin baik lagi. Kaidah ini lebih bersifat mendorong adanya kreatifitas dan inovasi terhadap apa yang ada. Karena selalu berusaha untuk mencari dan menemukan sesuatu yang ada menjadi lebih baik dan terus disempurnakan menjadi lebih baik.

Dengan demikian, adanya tradisi ruwahan merupakan sebuah akulturasi budaya yang sudah ada sejak era zaman wali songo yang dikemas melalui ritual adat-istiadat masyarakat setempat dan disisipi dengan kajian keislaman yang membuat masyarakat mudah menerima dan berjalan hingga sekarang ini.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Final Voli Putra Porsema XIII, Kudus Vs Kota Semarang Memanas

    Final Voli Putra Porsema XIII, Kudus Vs Kota Semarang Memanas

    • calendar_month Jum, 12 Sep 2025
    • account_circle admin
    • visibility 81
    • 0Komentar

    WONOSOBO – Ajang Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XIII LP Ma’arif NU Jawa Tengah XIII di hari kedua makin memanas. Pada cabang olahraga voli, tim putri asal Kudus lebih dulu meraih medali emas setelah menumbangkan wakil tuan rumah, Wonosobo, Jumat (12/9/2025) di MAN 1 Wonosobo. Tak berhenti di situ, tim voli putra Kudus dari […]

  • Lazisnu Targetkan Semua Kecamatan Bisa Donasi Sembako Gratis

    Lazisnu Targetkan Semua Kecamatan Bisa Donasi Sembako Gratis

    • calendar_month Sen, 13 Apr 2020
    • account_circle admin
    • visibility 81
    • 0Komentar

    Mobil layanan umat Lazisnu Pati bersiap mengantarkan paket sembako Minggu (12/4) pukul 05.00 WIB. pagi.  PATI-Lazisnu Kabupaten Pati disibukkan dengan agenda bagi-bagi sembako untuk warga terdampak covid 19. Bantuan tersebut disalutkan melalui Lazisnu tingkat MWC di masing-masing kecamatan. “Yang dimaksud terdampak itu bukan hanya ODP dan PDP, tapi juga warga yang terdampak secara ekonomi.” Papar […]

  • Konferensi MWCNU Kec Wedarijaksa

    Konferensi MWCNU Kec Wedarijaksa

    • calendar_month Rab, 30 Agu 2017
    • account_circle admin
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Pati. Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kec Wedarijaksa menggelar konferensi pergantian pengurus. Penyusunan pengurus baru itu, agar bersama-sama memajukan Nahdlatul Ulama semakin berkembang dan mampu mengikuti tantangan Zaman. Acara konferensi bertempat di Gedung MWC NU Wedarijaksa,(6/8) Selain itu, MWC Wedarijaksa diharapkan menjadi Majlis Wakil Cabang terbaik dalam bidang wirausaha, karena di kecamatan tersebut banyak usaha […]

  • PWNU Intruksikan Shalat Gaib untuk Gus Baqoh

    PWNU Intruksikan Shalat Gaib untuk Gus Baqoh

    • calendar_month Jum, 23 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 53
    • 0Komentar

    SEMARANG-Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengeluarkan Surat bernomor PW.11/228/C/VIII/2019. Surat tersebut meruapak inteuksi untuk melaksanakan sholat ghaib dan tahlil atas wafatnya salah satu ulama Jawa Tengah, KH. Baqoh Arifin Abdul Chamid Kajoran, Magelang. Surat intruksi shalat ghaib untuk Gus Baqoh yang diterbitkan oleh PWNU Jawa Tengah KH. Baqoh Arifin Abdul Chamid atau yang […]

  • Zona 2, GLM Ramadan Terlaksana di MA. Roudlotusysyubban Tawangrejo Pati

    Zona 2, GLM Ramadan Terlaksana di MA. Roudlotusysyubban Tawangrejo Pati

    • calendar_month Sab, 8 Mar 2025
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

          Pcnupati.or.id-Pati – Setelah terlaksana di zona 1 MTs Hasyim Asy’arif Jompong, Kradenan, Kabupaten Blora, Program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Ramadan zona 2 terlaksana di MA. Roudlotusysyubban Tawangrejo, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Sabtu (8/3/2025). Kegiatan GLM Ramadan tersebut mengusung tema Gerakan Murid Ma’arif Menulis Kreatif Selama Ramadan (GEMUKKAN). Kepala MA. Roudlotusysyubban Tawangrejo Drs. […]

  • DKC CBP KPP Pati Donasikan Satu Truk Bantuan untuk Korban Bencana

    DKC CBP KPP Pati Donasikan Satu Truk Bantuan untuk Korban Bencana

    • calendar_month Sel, 2 Feb 2021
    • account_circle admin
    • visibility 45
    • 0Komentar

      Pati, 02 Februari 2021 DKC CBP KPP Pati donasikan satu truk bantuan yang berisi 15 dos Mie instan, 4 Karung beras dan selebihnya pakaian. Bantuan tersebut hasil dari penggalangan donasi oleh beberapa DKAC CBP KPP di antaranya DKAC Dukuhseti, DKAC Gunungwungkal, DKAC Juwana, DKAC Kyen, DKAC Trangkil, PR IPNU IPPNU Gabus dan PR IPNU […]

expand_less