Tanggal Merah, Tanggal Kehidupan Hakiki
Oleh : Maulana Karim Sholikhin*
Agama Konghuchu diakui secara formal oleh Negara Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2000. Pada saat itu, Gus Dur lah yang membidani lahirnya Perpres tersebut sebagai wujud pluralitas Bangsa Indonesia.
Tentunya dawuh Presiden ini membawa efek domino di beragam aspek. Seperti dalam ranah sosial, pengakuan Agama baru ini menjadi bukti bahwa, multikulturalisme di Indonesia bukan hanya tumbuh subur namun sudah berbuah manis.
Di kalangan insan pendidikan hingga kantoran, perkara ini juga memberi dampak yang cukup melebarkan senyum. Dengan dilegalformalkannya Agama Konghuchu, secara otomatis–seperti agama lain di Indonesia–hari rayanya pun wajib ditanggalmerahkan.
Wal hasil, sejak Februari 2003, Hari Raya Imlek menjadi hari libur nasional. Satu kata yang membuat para pelajar dan pegawai kantoran sumringah. Ternyata, dengan sederhana, Gus Dur sukses membahagiakan bukan hanya para penganut Konghuchu, namun juga seluruh Bangsa Indonesia.
Maka, mereka yang turut merasakan manisnya libur Imlek, tak etis jika masih merundung perbedaan, khususnya kaum chinese yang sering kali termarginalkan akibat habit marginalisasi 32 tahun Orba.
Apalagi di 2025 ini, libur Imlek menambah panjang jajaran tanggal merah di kalender kita setelah Sabtu-Minggu dan Isra’ Mi’raj. Barokat lima hari libur, kita dapat menambah hari mancing, durasi liburan di luar kota makin panjang, tim rebahan juga kian mesra dengan kasur kesayangan dan yang terpenting, hasrat quality time bersama keluarga bisa terbayar lunas.
Setelah hampir se pekan libur, hari ini, sudah saatnya kita menjalani rutinitas kembali. Para abdi korporat dan pencari ilmu, waktunya bangkit bekerja dan belajar sambil menunggu datangnya hari Sabtu dan Minggu.
Sebab, jika kita rasa-rasakan, profesi kantoran dan pelajar hanyalah aktivitas mengisi waktu luang untuk menanti tanggal merah berikutnya. Kehidupan sebenarnya adalah Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional. Karena di waktu libur itulah keluarga kaum kantoran mendapatkan perhatian jauh lebih banyak dibanding hari-hari kerja. Salam hormat buat esok Jumat, peluk hangat Sabtu dan Ahad.
*Pendidik di Ponpes Shofa Az Zahro’ Gembong-Pati