Selamat Datang Kepentingan
Oleh: Niam At Majha
Berminggu-minggu telah berlalu, bulan telah meninggalkan dan hari telah berganti. Dan waktu terus berjalan tak bisa berputar ke belakang. Hari ini tahun telah berganti dan banyak doa doa dikumandangkan, ada yang mengatakan tahun kemarin kurang ini dan itu, tak jarang pula berkeyakinan jika tahun ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dari semuanya itu, jawabannya adalah sama yaitu setiap orang mempunyai kepentingan atas dirinya sendiri, mempunyai ke inginan atas kelompoknya masing-masing. Dan bahkan untuk mencapai kepentingan tersebut semua jalan dilakukan tak perduli dengan PMP salah satu pelajaran waktu Sekolah Dasar ketika itu, yaitu Pendidikan Moral Pancasila.
Terlepas dari semuanya itu, saya cukup saja mengamini tentang doa doa yang telah dipanjatkan, keinginan- keinginan yang telah di statuskan di media daring oleh teman, kolega dan orang orang yang melabelkan dirinya profesional di bidangnya. Saya tak terlalu menambah keinginan di tahun yang sudah berjalan. Cukup bertanggung jawab atas apa yang di hadapan saya saat ini.
Tentang kepentingan saya jadi teringat teman saya yang menginginkan sebuah jabatan, baik jabatan profit atau non profit semuanya harus ia capai. Meskipun banyak halangan yang melintang dan aral yang terjal semuanya harus di hadapi tanpa peduli. Sedangkan yang mengherankan adalah kapasitas dan kuwalitas teman saya tersebut di bawah
rata-rata, akan tetapi rayuan dan trik-trik yang ia punyai bisa mengubah yang ada, baginya tujuannya adalah segalanya, tentang jalan untuk menuju tersebut baik atau buruk itu soal berbeda. Jadi tak dapat disamakan.
Kemudian teman saya tersebut ketika saya tanya tentang perihal kepentingannya itu jawabnya dengan santai seakan acuh tak acuh.
“Mas awal tahun ini setiap orang telah merencanakan semua kepentingannya, ambisinya, entah itu dipandang buruk orang lain, atau disinyalir licik atas segala intrik yang di gunakan, sudah tak peduli lagi; maka dari itu yang terpenting adalah bagaimana di awal tahun ini kita tancapkan kepentingan kepentingan yang bisa menguntungkan diri sendiri, keluarga,
kolega, teman kerja dan lain sebagainya. Kalau kita tak mengikuti arua tersebut kita akan di kucilkan bahkan akan di anggap sebagai mahluk luar angkasa, karena sedikit sediki ingat dosa.
Hari itu, sepulang dari perayaan pergantian tahun di rumah teman saya tersebut. Saya seakan mendapatkan mendapatkan banyak pelajaran berharga, sebuah pelajaran yang tak diajarkan di bangku sekolah wajib belajar 9 tahun. Pelajaran ini lebih kembali pada diri sendiri, bagaimana saya harus berusaha sedikit mengurangi keinginan kepentingan yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Bagaimana di awal tahun ini saya lebih mengurangi rasa ingin tahu, merasa paling pintar berteori bahkan lupa untuk mengaplikasikannya.
Jika tahun lalu yaitu sebuah ingatan apabila saya dan Anda hidup sebagai mahluk sosial yang beragama, berbangsa, sosial, berkeadilan bagi siapa saja. Tentu untuk merasa puas dan terpuaskan setiap orang berbeda beda akan tetapi latihan untuk mawasdiri, menahan segala kepentingan saya kira adalah hak setiap orang yang beragama. Mari latihan untuk menunda dan menahan baik saya atau pun Anda.
Lantas semua yang saya ungkapkan yang saya tuliskan tersebut bukankah juga kepentingan?
Emmm