Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tokoh » Santri Kelana Pendiri API Tegalrejo

Santri Kelana Pendiri API Tegalrejo

  • account_circle admin
  • calendar_month Kam, 2 Mar 2017
  • visibility 100
  • comment 0 komentar

KH Chudlori lahir di Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah dari pasangan Muhammad Ikhsan dan Mujirah. Ia anak kedua dari sepuluh bersaudara. Muhammad Ikhsan adalah penghulu Tegalrejo pada masa penjajahan Belanda. Ayah Muhammad Ikhsan bernama Abdul Halim, juga penghulu zaman Belandayang sangat dihormati. Abdul Halim menangani urusan agama di Magelang meliputi kecamatan Candimulyo, Martoyudan, Mungkid, dan Tegalrejo.
Pada tahun 1923, seteleh menyelesaikan Hollandsch-Inlandsche School (HIS), lembaga pendidikan setingkat Sekolah Dasar zaman Belanda, Chudlori kecil dikirim ayahnya ke pesantren Payaman yang diasuh KH Siroj. Ia menghabiskan 2 tahun di pesantren tersebut. Kemudian pindah ke pesantren Koripan di bawah asuhan Kiai Abdan. Tapi kemudian pindah lagi ke pesantren Kiai Rahmat di daerah Gragab hingga tahun 1928.
Kehausan akan ilmu agama, ia kemudian nyantri ke Tebuireng yang waktu itu diasuh Hadrotussyekh KH Hasyim Asy’ari. Di pesantren pendiri NU tersebut, ia mempelajari beragam kitab.
Saat di Tebuireng, ayah Chudlori mengirim uang sebanyak Rp. 750,- per bulan, tetapi ia hanya menghabiskan Rp.150,- dan mengembalikan sisanya. Chudlori hanya makan singkong dan minum air yang digunakan untuk merebus singkong tersebut. Dia melakukan ini dalam rangka riyadlah, amalan yang biasa dilakukan para santri.
Cerita lainnya tentang Chudlori, di kamarnya di Tebuireng, ia membuat kotak belajar khusus dari papan tipis dan menempatkan kotak tersebut diantara loteng dan atap. Kapan saja bila ingin menghafal atau memahami pelajarannya, Chudlori naik dan duduk di atas kotak sehingga bisa berkonsentrasi dengan baik. Kotak ini sempit, tidak nyaman dan berbahaya untuk duduk. Jadi dengan kedisiplinan dia dapat belajar setiap hari hingga tengah malam. Kapan saja tertidur sebelum tengah malam, dia menghukum dirinya sendiri dengan berpuasa pada hari berikutnya tanpa makan sahur
Kemudian pada tahun 1933, ia pindah lagi Bendo, Pare, Kediri, menjadi santri Kiai Chozin Muhajir. Di situ ia belajar fiqih dan tasawuf seperti kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Empat tahun berikutnya, ia mengaji di pesantren Sedayu, belajar ilmu membaca Al-Qur’an selama 7 bulan. Pada tahun 1937, ia nyantri lagi ke Lasem, Jawa Tengah, yang diasuh KH Ma’shum dan KH Baidlowi.
Setelah menikahi putri KH Dalhar Watucongol, ia sempat mengajar di pesantren mertuanya tersebut. Namun mengajarkan ilmu agama di kampung halamannya adalah cita-citanya yang menggebu-gebu sehingga ia selalu melakukan mujahadah dan meminta petunjuk Allah Swt untuk niatnya itu.
Setelah mendapat petunjuk dan membicarakan kepada mertuanya, kemudian pada 15 September 1944 KH Chudlori pulang kampung dan mendirikan pesantren di Tegalrejo. Masyarakat desa itu, ketika ia mendirikan pesantren, terbelah menjadi yang pro dan kontra. Kalangan yang pro gembira karena ada anak kampungnya yang menyebarkan ajaran agama. Sebaliknya yang kontra, lebih karena antipati terhadap penyebaran Islam.
Sebagai kiai yang digembleng bertahun-tahun, Chudlori tetap tegar menghadapi kalangan yang kontra. Ia tetap menjalankan misinya mengembangkan syariat Islam.
Awalnya, Chudlori tak memberikan nama khusus pada pesantrennya, namun pada tahun 1947, atas saran teman-teman seperjuangannya, ia menamainya dengan Asrama Perguruan Islam (API). Nama itu merupakan hasil istikharahnya. Dengan nama itu, ia berharap santri-santrinya kelak akan jadi api penerang umat dalam kegelapan.
P

ada tahun 1947, ketika Belanda melakukan Agresi Militer, Pesantren API menjadi benteng perjuangan mempertahankan kemerdekaan oleh para gerilyawan. Bahkan Chodlori yang kini sudah bergelar kiai, mengizinkan santrinya untuk turut berjuang. Aktivitas belajar-mengajar dihentikan untuk sementara waktu.
Karena perjuangan itu diketahui Belanda, pesantrennya kemudian dibakar habis. Santri, keluarga, dan Kiai Chudlori sendiri mengungsi dari satu desa ke desa lain. Kemudian di tahun 1949, ia kembali ke desanya dan mebangun kembali pesantren. Prmbangunan kali ini, dibantu warga masyarakat yang telah bersimpati pada perjuangannya. Santri pun bertambah banyak. Pada tahun 1977, ia memiliki sekitar 1500 santri. Di tahun tersebut, pesantren API sedang berkembang pesat, tapi di tahun itu pula Kiai Chudlori dipanggil yang Kuasa. (repro, nu online)
  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

    Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

    • calendar_month Sab, 14 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Oleh : Dr. KH. Zakky Mubarak, MA* Salah satu sikap yang paling penting bagi Bangsa Indonesia dalam menyambut H.U.T. kemerdekaan RI adalah mensyukuri nikmat Allah yang agung dan luhur, berupa kemerdekaan. Nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada manusia amat luas, seperti nikmat iman, kesehatan, rizki dan berbagai nikmat lain yang tidak mungkin  dapat dihitung […]

  • Foto Karya Ketua LTNNU Pati Dipamerkan di Lasem

    Foto Karya Ketua LTNNU Pati Dipamerkan di Lasem

    • calendar_month Sab, 25 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 3.447
    • 0Komentar

      LASEM – Sebanyak 123 karya fotografi dipamerkan di Pendopo Masjid Jami’ Lasem dan Rumah Nyonya (Kompleks Rumah Merah Lasem), Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, pada 18-25 Oktober 2025. Pameran foto jurnalistik bertajuk Santri Volume 2 ini digelar oleh Perum LKBN Antara yang berkolaborasi dengan Yayasan Lasem Heritage, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang, Museum Islam Nusantara, […]

  • PCNU-PATI

    Ramadan bersama NU Online Pati

    • calendar_month Kam, 21 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 52
    • 0Komentar

    Oleh Hamidulloh Ibda Waktu saya membagikan tulisan berjudul “Puasa dari Media Sosial” yang tayang di https://pcnupati.or.id/ pada 15 Maret 2024 yang saya bagikan di beranda Facebook, Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PCNU Kabupaten Pekalongan Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag., mengomentari status itu dengan tulisan “Jihad Fikriyah”. Begitu. Saya tidak menginterpretasi apa yang disampaikan beliau, tapi […]

  • PCNU-PATI

    Kunci Meraih Keberkahan Ilmu?

    • calendar_month Ming, 11 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

    “Ketahuilah, sesungguhnya seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula bermanfaat ilmunya, kecuali dengan mengagungkan ilmu dan ahli ilmu, mengagungkan gurunya dan menghormatinya.” —Imam Az-Zarnuji             Demikianlah sekelumit motivasi yang diberikan oleh penulis buku ini kepada para pemuda penuntut ilmu. Buku ini sudah lama dikenal, khususnya di kalangan pesantren yang mengkajinya  dari […]

  • Wajah Baru PAC IPNU-IPPNU Wedarijaksa

    Wajah Baru PAC IPNU-IPPNU Wedarijaksa

    • calendar_month Sen, 3 Jun 2019
    • account_circle admin
    • visibility 63
    • 0Komentar

    Pati. Pada Sabtu (1/6/2019)  Menjadi momen hangat bagi keluarga besar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Wedarijaksa dengan sukses menyelenggarakan Konferensi Anak Cabang (Konferancab). Kegiatan yang diikuti oleh 15 Pimpinan Ranting ini dapat langsung mempraktikkan cara berdemokrasi di kalangan pelajar. Bertempat di MI Tarbiyatul […]

  • Pengurus PC Lazisnu Pati ditemui tokoh agama dan keluarga saat menyerahkan bantuan kepada untuk Warsito, korban kecelakaan lerja yang membutuhkan uluran tangan

    Lagi, Lazisnu Sumbangkan Dana untuk Warga Membutuhkan

    • calendar_month Sab, 9 Apr 2022
    • account_circle admin
    • visibility 68
    • 0Komentar

    PATI – PC Lazisnu Pati menyalurkan bantuan kepada Warsito, warga desa Trangkil Kecamatan Trangkil beberapa waktu yang lalu. Warsito merupakan kepala rumah tangga yang menghidupi 1 orang anak dengan ekonomi yang pas-pasan dan kondisi kejiwaan yang sedikit terganggu. Sebelumnya PC Lazisnu Pati mendapatkan kabar bahwa ada warga yang sangat membutuhkan bantuan. Warga tersebut tak lain […]

expand_less