Relasi Aman Tanpa Penundukan
Oleh: Inayatun Najikah
Kembali menulis soal perempuan. Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah postingan dari pegiat dan aktivis gender ternama diakun sosial medianya. Ia menuliskan sebuah tanggapan atas sebuah cuitan seorang pria. Bukan cuitan, namun lebih tepatnya tentang curahan hati perihal hubungan dengan pasangannya.
Pria ini menuliskan sebuah kalimat unek-unek tentang dirinya yang tak dihargai oleh pasangannya. Dia menuliskan bahwa pasangannya ini memilih fokus pada studinya diluar negeri dibanding dengerin ucapannya. Ia tak memberi izin pada pilihan pasangannya tersebut. Karena hal itu pula maka rencana mereka menikah pun dipastikan mundur. Itu menurut versi cerita dia.
Dari curhatan yang dituliskan si laki-laki ini, akhirnya banyak menuai tanggapan dari warganet salah satunya aktivis gender yang saya kagumi. Sang aktivis memberikan tanggapan berupa ucapan doa agar pasangan ini bisa segera putus. Karena menurut pandangannya si laki-laki hanya ingin mendominasi dan berkuasa atas pasangannya.
Saya sepakat dengan apa yang disampaikan sang aktivis. Karena dengan si laki-laki berbuat seperti itu, ia telah membatasi gerak dan aktivitas pasangannya. Studinya, karirnya, dan bahkan lainnya itu harus sesuai dengan yang dia inginkan. Benar apa yang dikatakan sang aktivis, bahwa dengan begitu ia menunjukkan bahwa relasi menikah baginya adalah suatu penundukan untuk sang istri bukan atas dasar cinta.
Ternyata tak mudah menjadi perempuan kan. Sudah memiliki pasangan pun belum tentu hidupnya bisa bebas. Dan yang belum memiliki pasangan pun akan mendapat label sok jual mahal atau terlalu tinggi kriterianya. Sebegitu rumitnya menjalani hidup terlahir menjadi seorang perempuan kah? Atau ada yang salah dengan persepsi dalam memandang seorang perempuan di masyarakat kita?
Entahlah. Bagaimanapun itu setiap manusia terlahir disertai berbagai masalah yang berbeda satu dengan lainnya. Tinggal bagaimana sikap kita menghadapi atau malah memilih untuk menghindarinya. Semua pilihan ada ditangan kita. Dan yang terpenting adalah semua makhluk bebas untuk bahagia dan menentukan pilihannya sendiri tanpa terkecuali untuk para perempuan juga. Sekian.