Ramadan: Saatnya Pindah Rumah

Oleh Hamidulloh Ibda*
Pada Ahad Pahing 16 Maret 2025 kemarin, saya mewiwiti (memulai) pindahan rumah dari rumah lama di Sampangan ke Gunungpati, Kota Semarang. Meski rencana saya tempati full usai Lebaran Idulfitri, namun di hari itu secara rukun dan syarat sudah saya bancaki dengan manaqiban yang dibacakan Mbah Niam.
Awalnya ya saya ingin bancakan usai Lebaran. Namun bagi saya, Ramadan justru lebih tepat. Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam di seluruh dunia menjalani ibadah puasa sebagai bentuk pengabdian kepada Allah. Namun, selain sebagai momen spiritual yang mengajarkan kesabaran dan kedekatan dengan Sang Pencipta, Ramadan juga bisa dimaknai sebagai waktu yang tepat untuk melakukan perubahan dalam hidup.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kualitas diri adalah dengan “pindah rumah”—bukan sekadar berpindah tempat tinggal secara fisik, melainkan berpindah dari keadaan yang buruk menuju keadaan yang lebih baik, seperti layaknya substansi puasa yang memurnikan hati dan jiwa.
Mengapa Pindah Rumah Penting?
Bagi saya, pindah rumah bisa dianggap sebagai salah satu bentuk perubahan besar dalam hidup, baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa alasan mengapa pindah rumah bisa menjadi hal yang penting, terutama dalam konteks kehidupan pribadi dan spiritual. Pertama, kesempatan untuk memulai hal baru dan bedo. Pindah rumah memberi kita kesempatan untuk memulai kehidupan baru dan hal bedo (berbeda). Seperti halnya ketika kita melakukan perubahan dalam kebiasaan atau cara berpikir, pindah ke tempat yang baru bisa menjadi simbol untuk memulai babak baru dalam hidup. Ini adalah momen untuk melepaskan diri dari masa lalu dan memperbarui arah hidup kita.
Kedua, meningkatkan kualitas hidup. Rumah adalah tempat kita beristirahat, bekerja, dan menjalani berbagai aspek kehidupan. Pindah rumah bisa membawa perubahan dalam kualitas hidup, baik itu karena lingkungan yang lebih nyaman, fasilitas yang lebih baik, atau suasana yang lebih mendukung kesehatan fisik dan mental. Rumah yang lebih baik bisa memberikan ruang yang lebih luas untuk berkembang, lebih nyaman untuk beristirahat, dan lebih mendukung aktivitas sehari-hari.
Ketiga, meninggalkan kebiasaan buruk. Dalam konteks spiritual dan psikologis, pindah rumah bisa menjadi simbol meninggalkan kebiasaan buruk dan pola pikir negatif. Seperti halnya dalam Ramadan, kita diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Pindah dari “rumah” yang penuh dengan kebiasaan buruk ke rumah yang lebih bersih dan lebih baik bisa menjadi langkah awal untuk perubahan yang lebih positif dalam hidup.
Keempat, menumbuhkan rasa syukur dan kedamaian. Pindah rumah juga bisa memberikan kita kesempatan untuk lebih mensyukuri apa yang kita miliki. Ketika kita berada di tempat baru, kita bisa belajar untuk lebih menghargai apa yang kita miliki, baik itu kenyamanan, fasilitas, ataupun hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Proses ini bisa membawa kedamaian dalam diri dan memperkuat rasa syukur kita terhadap hidup.
Kelima, meningkatkan relasi sosial. Pindah rumah juga membuka peluang untuk memperluas jaringan sosial kita. Berpindah ke lingkungan baru memungkinkan kita untuk bertemu orang baru dan membangun hubungan yang lebih baik. Hal ini sangat penting dalam menciptakan jaringan sosial yang mendukung kita secara emosional dan memberikan kesempatan untuk bertumbuh bersama.
Keenam, meningkatkan kesehatan mental. Lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Rumah yang sempit, berantakan, atau penuh dengan stres bisa mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan kita. Pindah rumah ke tempat yang lebih nyaman dan tenang bisa membantu mengurangi stres, meningkatkan kenyamanan emosional, dan menciptakan ruang yang lebih positif untuk pikiran dan perasaan kita.
Ketujuh, meraih potensi penuh. Kadang-kadang, tinggal di tempat yang lama bisa membuat kita merasa stagnan atau terjebak dalam rutinitas. Pindah rumah memberikan kita ruang untuk berinovasi, berkembang, dan mengeksplorasi potensi yang mungkin belum kita sadari sebelumnya. Lingkungan yang baru bisa memberikan inspirasi, tantangan, dan peluang baru yang dapat mendorong kita untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita.
Secara keseluruhan, pindah rumah bukan hanya soal perubahan fisik tempat tinggal, tetapi juga perubahan dalam pola pikir, kebiasaan, dan cara kita menjalani hidup. Pindah rumah memberi kita kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup, memperbarui diri, dan mencapai potensi penuh kita. Ini adalah langkah besar menuju kehidupan yang lebih baik, lebih seimbang, dan lebih bahagia.
Pindah dari Rumah
Dalam konteks ini, “rumah” bukan hanya berarti tempat tinggal secara fisik. Rumah juga bisa dimaknai sebagai tempat tinggal bagi kebiasaan dan sifat kita. Setiap individu memiliki rumah dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan tertentu, apakah itu kebiasaan baik atau buruk. Ramadan mengajak kita untuk meninggalkan “rumah” yang penuh dengan keburukan dan berpindah ke “rumah” yang penuh dengan kebaikan.
Misalnya, kebiasaan buruk seperti suka mengeluh, berbicara buruk, atau malas beribadah, adalah rumah yang mengurung diri kita dalam keterbatasan. Ramadan memberi kesempatan untuk kita keluar dari rumah tersebut dan pindah ke rumah yang lebih bersih—rumah yang dihuni oleh kebiasaan baik, seperti lebih sabar, lebih banyak beribadah, menjaga lisan, dan melakukan amal kebaikan.
Salah satu esensi utama dari puasa adalah untuk membersihkan diri, baik secara fisik maupun spiritual. Secara fisik, puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi lebih penting lagi, puasa membantu kita membersihkan hati dan pikiran dari keburukan-keburukan yang menumpuk sepanjang tahun. Ketika kita berbicara tentang pindah rumah, hal ini bisa dimaknai sebagai sebuah transformasi diri dari hati yang penuh dengan rasa dendam, kebencian, atau kesombongan, menuju hati yang lebih bersih, penuh dengan rasa kasih sayang dan rasa syukur.
Puasa juga mengajarkan kita untuk lebih sadar akan pentingnya kebersihan, baik kebersihan tubuh maupun kebersihan hati. Ketika kita berhasil membersihkan diri dari kebiasaan buruk dan menjadikan hati kita lebih bersih dan fitri, maka kita telah berhasil melakukan “pindah rumah” yang sejati.
Momen Refleksi untuk Perubahan
Ramadan memberikan kita kesempatan untuk melakukan evaluasi diri, untuk melihat kembali perjalanan hidup kita. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri: “Apakah saya sudah menjadi pribadi yang lebih baik?” Dengan melakukan introspeksi dan berusaha untuk mengubah kebiasaan buruk, kita dapat melakukan pindahan yang tidak hanya berpengaruh pada diri kita sendiri, tetapi juga pada orang-orang di sekitar kita.
Pindah rumah di bulan Ramadan juga bisa berarti berpindah dari gaya hidup yang materialistik dan egois menuju gaya hidup yang lebih sederhana dan berbagi. Di bulan suci ini, kita diajak untuk lebih peka terhadap sesama, berbagi rezeki dengan orang yang membutuhkan, dan mempererat tali silaturahmi. Dengan begitu, “rumah” kita tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi tempat untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Ramadan adalah saat yang tepat untuk melakukan perubahan dalam hidup. Pindah rumah yang dimaksud bukanlah berpindah tempat secara fisik, tetapi lebih kepada berpindah dari kebiasaan buruk ke kebiasaan baik, dari kondisi hati yang kotor menjadi hati yang fitri dan bersih. Seperti substansi puasa yang murni dan membersihkan, kita pun bisa melakukan transformasi diri yang membawa dampak positif tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain di sekitar kita. Inilah saatnya untuk pindah rumah, menuju kehidupan yang lebih baik, lebih suci, dan lebih bermakna.
Saya sudah pindah rumah. Lalu, kapan Anda pindah rumah? Atau tidak mau pindah?
*Dr. Hamidulloh Ibda, penulis lahir di Pati, dosen dan Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung (2021-2025), Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah (2024-2029), reviewer 31 Jurnal Internasional terindeks Scopus, Editor Frontiers in Education terindeks Scopus Q1 (2023-sekarang), dan dapat dikunjungi di website Hamidullohibda.com.