Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Ramadan itu Bulan Macul Langit

Ramadan itu Bulan Macul Langit

  • account_circle admin
  • calendar_month Kam, 20 Mar 2025
  • visibility 83
  • comment 0 komentar

 

Oleh Hamidulloh Ibda*

 

Pacul itu cangkul. Tapi dalam bahasa Jawa, macul  berarti mencangkul. Lalu, bagaimana jika macul langit? Langit kok dipacul.

 

Sebenarnya, macul itu bermakna luas. Dalam bulan Ramadan, ibaratnya kita “banjir” pahala karena Ramadan menjadi bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam ini membawa keberkahan, kedamaian, dan peluang bagi setiap hamba untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dalam keheningan malam yang suci, doa-doa dipanjatkan, zikir terus dilantunkan, dan harapan-harapan baru ditanamkan dalam sanubari setiap insan yang beriman.

 

Ramadan bukan sekadar bulan puasa, melainkan juga bulan “macul langit”—bulan untuk menggali dan memanjatkan doa setinggi-tingginya, menumbuhkan benih spiritualitas, dan merajut hubungan lebih erat dengan Sang Pencipta.

 

Momentum berdoa di bulan Ramadan memiliki keistimewaan yang luar biasa. Ramadan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga bulan di mana doa-doa lebih mudah dikabulkan. Setiap detik di bulan ini penuh dengan keberkahan, dan setiap doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk diijabah oleh Allah Swt. Momentum Ramadan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak doa. Jangan sia-siakan waktu-waktu mustajab ini karena setiap doa yang tulus akan mengalir ke langit, membawa harapan dan keberkahan bagi kehidupan kita.

 

Bulan Macul Langit

Ungkapan bulan macul langit bukanlah istilah yang lazim ditemui dalam khazanah keagamaan Islam, utamnya bagi orang yang bukan dari Jawa. Namun, jika “macul langit” diinterpretasikan sebagai kiasan untuk “memanjatkan doa kepada Allah SWT”, terdapat penjelasan yang relevan. Pertama, Ramadan sebagai bulan doa. Bulan Ramadan adalah waktu yang sangat istimewa di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk doa. Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi setiap amal kebajikan yang dilakukan di bulan ini.

Waktu-waktu tertentu di bulan Ramadan, seperti saat berbuka puasa, sepertiga malam terakhir, dan Lailatulqadar, adalah waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa.

 

Kedua, makna macul langit secara harfiah berarti “mencangkul langit”. Dalam konteks ini, “macul langit” dapat diartikan sebagai upaya sungguh-sungguh untuk mencapai rida Allah SWT melalui doa. Ungkapan ini mengandung makna bahwa doa yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan akan dikabulkan oleh Allah SWT.

 

Ketiga, pentingnya doa di bulan Ramadan. Doa adalah senjata orang mukmin. Melalui doa, umat Islam memohon ampunan, rahmat, dan petunjuk dari Allah SWT. Di bulan Ramadan, doa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan. Apabila diartikan prinsip tersebut sebagai berikut, siang bekerja atau mencari rezeki, malam berdoa, berzikir, atau memanjatkan doa kepada Allah Swt.

 

Kelebihan Berdoa di Bulan Ramadan

Selain bulan-bulan umum, Ramadan memang sangat istimewa dibandingkan bulan lainnya. Pertama, dikabulkannya doa orang yang berpuasa. Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga doa yang tidak tertolak: doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi, No. 2526). Hal ini menunjukkan bahwa doa saat berpuasa, terutama menjelang berbuka, memiliki keistimewaan tersendiri.

Kedua, lailatulqadar (malam seribu bulan). Di sepuluh malam terakhir Ramadan, terdapat malam Lailatulqadar, di mana doa yang dipanjatkan pada malam ini lebih bernilai dibanding seribu bulan. Malam ini adalah kesempatan emas untuk memohon ampunan, keberkahan, dan segala kebaikan dunia maupun akhirat.

 

Ketiga, momen berdoa di sepertiga malam. Pada bulan Ramadan, kebiasaan bangun untuk sahur juga membuka kesempatan bagi umat Islam untuk berdoa di waktu yang mustajab, yaitu sepertiga malam terakhir. Ini adalah saat di mana Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

 

Keempat, keberkahan dalam doa saat tarawih dan witir. Shalat tarawih dan witir juga menjadi waktu terbaik untuk bermunajat. Saat bersujud dalam shalat, itulah saat terdekat antara hamba dan Tuhannya. Inilah waktu terbaik untuk berbisik kepada Allah, menyampaikan segala harapan dan permohonan.

 

Kelima, keutamaan sedekah dan doa orang yang bersedekah. Ramadan juga bulan berbagi. Doa orang yang bersedekah untuk orang lain akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah. Berbagi dengan sesama adalah salah satu cara agar doa kita semakin diijabah.

 

Konsisten Berdoa dan Berusaha

Intinya, kita harus rajin berdoa. Sebab, sejak fajar menyingsing, umat Islam memulai hari dengan niat suci untuk berpuasa. Lapar dan dahaga yang dirasakan sepanjang hari bukanlah sekadar ujian fisik, melainkan jalan menuju kesadaran spiritual yang lebih dalam. Dalam perjalanan ini, setiap individu diajak untuk merenungi hidup, menakar kembali kebiasaan, serta memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama. Dengan hati yang bersih, setiap kata yang terucap menjadi doa yang melesat ke langit, menembus batas-batas duniawi menuju ridha Ilahi.

 

Di sepanjang malam Ramadan, langit menjadi saksi dari ribuan doa yang dipanjatkan dengan penuh keikhlasan. Sujud panjang di sepertiga malam, lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menggema, dan air mata yang menetes dalam doa adalah bentuk penghambaan yang sejati. Orang-orang beriman percaya bahwa di bulan ini, doa lebih mudah dikabulkan, pintu ampunan terbuka lebar, dan rahmat Allah turun melimpah. Tidak ada yang sia-sia dalam doa yang diucapkan dengan tulus, karena setiap harapan yang terpatri dalam sanubari adalah bagian dari komunikasi mesra antara hamba dan Tuhannya.

 

Di desa-desa, suasana Ramadan terasa lebih syahdu. Tradisi tadarus Al-Qur’an selepas tarawih menjadi momentum kebersamaan, menghidupkan malam dengan cahaya keimanan. Di sudut-sudut masjid, anak-anak dan orang tua duduk bersimpuh, mengaji dengan suara bergetar, mencoba menyerap hikmah dalam setiap ayat. Tak hanya itu, Ramadan juga menjadi bulan kepedulian sosial. Saling berbagi takjil, memberikan santunan kepada yatim piatu, serta mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, adalah cara manusia mendekatkan diri kepada Allah melalui kepedulian terhadap sesama.

 

Sejatinya, Ramadan mengajarkan bahwa “macul langit” bukan hanya sekadar memanjatkan doa, tetapi juga menanamkan keyakinan bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan keikhlasan akan berbuah kebaikan. Doa-doa yang dihaturkan bukan sekadar untaian kata, melainkan ikhtiar spiritual yang mengantarkan jiwa semakin dekat dengan Ilahi. Dalam kebeningan hati, Ramadan mengajarkan bahwa tidak ada doa yang sia-sia, tidak ada usaha yang percuma, dan tidak ada harapan yang terlalu tinggi untuk Allah kabulkan.

 

Maka, mari manfaatkan bulan ini sebaik mungkin. Jangan biarkan Ramadan berlalu begitu saja tanpa kita menggali keberkahan dari setiap detiknya. Mari memacul langit dengan doa dan usaha yang sungguh-sungguh, karena di sinilah kesempatan terbaik untuk merajut harapan, memperbaiki diri, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.

 

 

*Dr. Hamidulloh Ibda, penulis lahir di Pati, dosen dan Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung (2021-2025), Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah (2024-2029), reviewer 31 Jurnal Internasional terindeks Scopus, Editor Frontiers in Education terindeks Scopus Q1 (2023-sekarang), dan dapat dikunjungi di website Hamidullohibda.com.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Banjir di Bulan Ramadhan

    • calendar_month Sen, 18 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Oleh : M. Iqbal Dawami Bulan Ramadhan selalu disambut dengan sukacita oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan penuh berkah ini menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, melalui ibadah puasa, shalat tarawih, dan berbagai amalan baik lainnya. Namun, tak jarang ujian dan cobaan datang di saat-saat seperti ini, seperti musibah banjir yang kerap […]

  • Sekolah Inovasi Pangan Gelombang Dua Mantab Cetak Pemuda Sadar Kedaulatan Pangan

    Sekolah Inovasi Pangan Gelombang Dua Mantab Cetak Pemuda Sadar Kedaulatan Pangan

    • calendar_month Ming, 7 Nov 2021
    • account_circle admin
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Antusiasme para pemuda peserta Sekolah Inovasi Pangan gelombang kedua di MMH Tayu. TAYU – Setelah melaksanakan kegiatan Sekolah Inovasi Pangan di Kecamatan Winong (4/11) lalu, PCNU Pati menggandeng Forbil kembali melaksanakan kegiatan serupa di wiliyah Pati utara. Tepatnya, di gedung MTs. MMH Tayu.  Sama seperti di Winong, agenda tersebut juga diklasifikasi menjadi dua kelas. Bedanya, […]

  • a person holding a book with henna on their hands

    Mahakarya Pernikahan

    • calendar_month Kam, 13 Feb 2025
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Oleh: Maulana Karim Sholikhin* Pernikahan menjadi resolusi hampir semua lajang di muka bumi. Tak peduli apakah mereka miskin atau kaya, tampan atau pas-pasan, jomblo maupun jadian, semua menginginkan sebuah ending bernama pernikahan. Namun benarkah menikah adalah akhir? Kenyataannya tidak! Ada badai, topan dan gelombang tinggi yang kudu dilalui paskanya. Mempersatukan presepsi hingga memahami satu sama […]

  • RMI NU dan LPDP Launching Program Asistensi Beasiswa Santri, Ini Link-nya

    RMI NU dan LPDP Launching Program Asistensi Beasiswa Santri, Ini Link-nya

    • calendar_month Rab, 15 Sep 2021
    • account_circle admin
    • visibility 47
    • 0Komentar

    JAKARTA – Tenaga pendidikan pesantren tak melulu harus anti dunia akademik. Perpaduan antar keduanya justru dapat menciptakan kemajuan dalam dunia pesantren.  Kesadaran inilah yang mendorong Pengurus Besar RMI NU untuk menggandeng Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mengakomodir insan-insan pesantren agar bisa melanjutkan pendidikan formal di universitas-universitas baik dalam maupun luar negeri.  Agenda besar bertajuk […]

  • GP Ansor Pati dan Front Nelayan Bersatu Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir

    GP Ansor Pati dan Front Nelayan Bersatu Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir

    • calendar_month Sab, 14 Jan 2023
    • account_circle admin
    • visibility 52
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- PATI – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pati sumbangkan Sembako senilai jutaan rupiah untuk korban banjir. Aksi dilaksanakan atas kerja sama dengan Paguyuban Nelayan Juwana, yang tergabung dalam Front Nelayan Bersatu (FNB). Bantuan tersebut disalurkan langsung oleh Ketua GP Ansor Pati Abdullah Syafiq kepada NU Peduli di Gedung PCNU setempat, pada Jumat […]

  • PCNU PATI - Banser Satkoryon Dukuhseti Bantu Percepatan Pembangunan Jalan di Grogolan.

    Banser Satkoryon Dukuhseti Bantu Percepatan Pembangunan Jalan di Grogolan

    • calendar_month Sel, 7 Jun 2022
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    PATI – Bantu percepatan pembangunan jalan poros Dukuh Kalitelo – Desa Grogolan, Kecamatan Dukuhseti, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Dukuhseti kerahkan belasan anggota untuk bantu TNI dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Diketahui program TMMD Sengkuyung Tahap I Ta 2022 Kodim 0718/Pati digulirkan di dua desa, yakni Desa Sumberejo Kecamatan Jaken dan di […]

expand_less