Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Pesantren sebagai Lembaga Tafaqquh fi Ad-din

Pesantren sebagai Lembaga Tafaqquh fi Ad-din

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 17 Feb 2024
  • visibility 142
  • comment 0 komentar

Oleh : Siswanto, MA

Secara historis pesantren sudah ada semenjak proses adanya bangsa Indonesia, bahkan pesantren ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan. Pesantren memiliki usia setua bangsa Indonesia. Dan bahkan jauh lebih tua jika bangsa Indonesia ini diasumsikan lahir sesudah proklamasi.

Lebih dari dengan fakta historis diatas, pesantren dapat dikalim pula sebagai sistem pendidikan asli Indonesia. Dalam hal ini karena sistem pendidikan pesantren juga tidak dapat dibuktikan sebagai sistem pendidikan yang diadopsi dari masyarakat lain. Garis besar yang dapat ditarik dari fakta tersebut adalah bahwa sistem pendidikan pesantren merupakan satu-satunya sistem yang dirancang dengan meletakan masyarakat Indonesia sebagai pertimbangan sasaran didiknya.

Sedangkan fungsi utama pesantren menurt Kiai Sahal adalah terletak pada eksistensinya sebagai lembaga pendidikan atau sebagai lembaga tafaqquh fi Ad-din. Yaitu lembaga yang mentransfer pengetahuan sebagaimana dikehendaki oleh fungsi tafaqquh (pendalam pemahaman).

Adapun perbedaaan mendasarnya dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain adalah target yang ditentukan oleh pendidikan pesantren. Jika lembaga lain merasa cukup dengan memberikan pengetahuan, maka masih dianggap gagal jika transfer pengetahuan itu tidak mampu mengasilkan perilaku sesuai tingkat pemahaman peserta didiknya. Ini berarti lebih dari sekedar lembaga transfer pengetahuan, aktifitas pendidikan pesantren harus difahami sebagai lembaga pembentukan mental karakter peserta didiknya dalam kehidupan beragamanya.

Dengan demikian setidaknya ada beberapa faktor yang membentuk wawasan dan praktek keagamaan pesantren. Sedangkan faktor utamanya adalah karakter Islam yang memasuki Indonesia. Jika pada saat lahirnya Islam lebih banyak bergulat dengan masalah aqidah, kemudian berkembanag pesat sebagai seperangkat lengkap syariah (yang mengurus semua hal mulai ibadah ritual hingga pengaturan politik), maka yang sampai ke Indonesia adalah Islam yang lebih kental dengan tasawwuf-nya.

Fundamen aqidah dan bangunan syariah Islam ini hanya menyentuh masalah-masalah yang mendasar, pokok dan sederhana tetapi ornamen tasawwuf-nya sangat kaya dan sangat terbuka untuk dieksplorasi secara luas. Misalnya saja munculnya istilah manunggaling kawula gusti atau serat dewa ruci.

Faktor kedua,  adalah muatan kurikulum pesantren. Sesuai fungsinya sebagai lembaga tafaqquh fi ad-din, pesantren mengambil jalan pendidikan sebagai kegiatan utamanya. Dengan asumsi dasar bahwa bangunan dasar agama adalah aqidah dan syariah maka pesantren memfokuskan kegiatan pendidikannya pada materi tauhid dan fikih yang merupakan terjemahan langsung aqidah dan syariah.

Dan faktor ketiga adalah interaksi terus menerus antara pesantren dengan masyarakat. Menurut Kiai Sahal, pesantren bukanlah menara gading ilmiah dimana ilmu agama diteliti, diperdebatkan, diuji, dan dirumuskan jauh dari situasi, kondisi dan kenyataan riil yang melingkupi matinya .

 

Selain sebagai lembaga pendidikan, pesantren pada umunya berfungsi pula sebagai lembaga da’wah yang ingin mewarnai masyarakat dengan nilai-nilai agama. Dengan kepentingan itu maka pesantren menempuh segala cara untuk mempengaruhi masyarakat agar menempuh jalan yang dianggapnya benar. Karena masyarakat juga memiliki kepentingan dan pertimbangannya sendiri, maka mau tidak mau harus diupayakan pendekatan dialogis terus-menerus agar nilai-nilai pesantren dapat diteriam oleh masyarakat. Sejauh pertimbangan dan kepentingan masyarakat tidak bertentangn dengan prinsip dasar agama, maka penyesuaian dan kebijakan lokal akan selalu diakomodasi justru untuk menjadi kuda tunggangan bagi nilai-nilai pesantren.

Faktor-faktor itulah yang pada ahirnya membentuk karakter Islam di pesantren yang pada umunya dianut masyarakat. Adapun dalam hal ini meliputi, teguh dalam aspek aqidah dasar dan sysri’ah, toleran dalam hal syari’ah atau tuntunan sosial, memiliki dan dapat menerima cara atau sudut pandang yang beragam terhadap suatu permasalahan sosial, enjaga dan mengedepankan moralitas sebagai panduan sikap dan perilaku keseharian.

Dengan demikian menurut Kiai Sahal pendidikan yang memanusiakan itu adalah pendidikan yang selalu berupaya menyempurnakan potensi psikologis dan potensi intelektual, bukannya membentuk dengan pola pendidikan yang bersifat doktrinal yang kaku. seperti kesan yang selama ini muncul di dunia pesantren meskipun Kiai Sahal sendiri dalam hal ini meyakini bahwa tidak banyak pesanten yang berpola pendidikan demikian. Kesemuanya itu diarahkan agar para murid menjadi manusia-manusia penerus kehidupan yang dapat mengaktualisasikan sembilan dimensi tersebut, sehingga ia menjadi bermanfaat, sebagai manifestasi nyata dari konsep “memanusiakan manusia” .

 

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Rembuk Merah Putih, FKPT Jateng Ajak Gelorakan Pendidikan Damai Cegah Radikalisme

    Rembuk Merah Putih, FKPT Jateng Ajak Gelorakan Pendidikan Damai Cegah Radikalisme

    • calendar_month Rab, 1 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 155
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id Semarang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menggelar kegiatan Rembuk Merah Putih di Wisma Perdamaian, Semarang, Selasa (1/10/2025). Dalam laporannya, Ketua FKPT Jawa Tengah Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., menyampaikan bahwa kekerasan tidak bisa dilawan dan diselesaikan melalui kekerasan. “Beberapa waktu lalu, kita dihadapkan dengan […]

  • Photo by Madrosah Sunnah

    Sehelai Daun di Musim Gugur

    • calendar_month Ming, 28 Jan 2024
    • account_circle admin
    • visibility 120
    • 0Komentar

    Oleh : J. Intifada Akhir pekan pagi, harinya dia dengan daun-daun yang gugur. Semangatnya memunguti daun-daun kering seperti melihat harta karun. Seringkali sambil berolahraga pagi, jalan mengitari kota sambil membawa karung sak. Dikumpulkannya hingga penuh. Tak terasa bisa mengumpulkan sampai beberapa karung. Bila sudah mendapatkan satu sak penuh, ditaruhlah karungnya di perempatan dekat rumah. Kemudian […]

  • Bahtsul Masail Jakenan Bahas Status Anak Hasil Perkawinan Beda Agama

    Bahtsul Masail Jakenan Bahas Status Anak Hasil Perkawinan Beda Agama

    • calendar_month Ming, 25 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 113
    • 0Komentar

    JAKENAN – Bahtsul Masail al Diniyah yang digelar MWC NU Kecamatan Jakenan akan membahas status anak hasil dari perkawinan berbeda agama. Bagaimana status anak hasil perkawinan seorang lelaki beragama Kristen yang menikah dengan perempuan Islam? Dimana dalam prosesi perkawinan keduanya memakai tata cara Islam tetapi dalam kenyataannya yang kristen tetap kristen dan yang islam tetap […]

  • Perayaan Satu Abad NU di Alun-Alun Pati Dibanjiri Jama'ah

    Perayaan Satu Abad NU di Alun-Alun Pati Dibanjiri Jama’ah

    • calendar_month Rab, 22 Feb 2023
    • account_circle admin
    • visibility 109
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id PATI-Gebyar perayaan Satu Abad Nahdlatul Ulama PCNU Pati banjir pengunjung. Kegiatan yang dipusatkan di Alun-Alun Pati Rabu (22/2) malam tersebut dipadati para pecinta Sholawat. Pasalnya, dalam agenda tersebut, dihadiri oleh Habib Ali Zainal Abidin dan KH. Zulfa Musthofa, Wakil Ketua PBNU. Bahkan, 3000 cup kopi yang dibagikan secara gratis oleh Lazisnu dan LPNU, habis […]

  • PCNU-PATI Photo by Ishaq Robin

    Puasa dan Solidaritas Sosial

    • calendar_month Sab, 30 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 100
    • 0Komentar

    Oleh : Siswanto, M A Momentum bulan Puasa merupakan momentum yang datang selalu disambut dengan gagap-gempita oleh masyarakat muslim dari saentero dunia. Momentum ini sekaligus dijadikan sebagai ajang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Masyarakat muslim begitu antusias dalam menyambutnya, tak ayal apabila bulan Ramadan tiba disambut dengan melakukan pelbagai kegiatan rutinitas, seperti tadarus Alquran, ngaji bandongan, […]

  • YPI Monumen Mujahidin Berikan Santunan pada Puluhan Anak Yatim dan Dhuafa 

    YPI Monumen Mujahidin Berikan Santunan pada Puluhan Anak Yatim dan Dhuafa 

    • calendar_month Sab, 19 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 114
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id – Puluhan anak Yatim dan Duafa mendapat santunan dari Yayasan Perguruan Islam (YPI) Monumen Mujahidin Bageng, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Sabtu (19/11/2022) pagi.  Kegiatan yang mengusung tema “Cinta dan Santun kepada Anak Yatim dan Dhuafa” ini digelar di Lantai 2 Gedung MTs PIM Mujahidin.  Ketua Umum YPI Monumen Mujahidin Bageng, Kunadi mengatakan, kegiatan ini  […]

expand_less