Percaya
Oleh : M. Iqbal Dawami
Benar hidup tak semudah langkahkan kaki
Kadang berat, kadang letih
Suatu hari kan ku ingat hari ini
Mampu berdiri, walau tak bisa berlari
Ku rasa bebanku terlalu berat
Apa ku kuat?
Selalu bertanya
Apa ku bisa
Ada saja masalah yang datang menghadang
Esok kan bagaimana ku tak tau apa
Hari ku tak baik tapi ku tetap berusaha
Karena aku, percaya
Lirik lagu di atas dinyanyikan Andien Aisyah. Dirilis pada Oktober 2022. Lagu tersebut mengajak untuk tetap semangat meraih mimpi dan berani menghadapi kenyataan, pahit sekalipun. Percaya bahwa kelak semua bisa dilewati dan akan indah pada waktunya.
Lagu itu menyadarkanku. Ya, ada satu kata yang kerap kali aku abaikan, tapi sejak pengalaman terwujudnya impian di awal tahun ini, aku tidak mengabaikannya lagi. Kata itu adalah “percaya”.
Sebuah buku lawas berjudul Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz menjadikan bab pertamanya membahas soal “Percaya”. Kata David, ketika kita mengatakan “Saya percaya akan berhasil”, maka itu akan memunculkan cara-cara meraihnya. Kepercayaan juga akan menggerakkan pikiran untuk mencari jalan dan sarana serta cara melakukannya. Dan percaya bahwa kita dapat berhasil membuat orang lain menaruh kepercayaan kepada kita. Kepercayaan menggerakkan kekuatan untuk melaksanakan.
“Setiap orang adalah produk dari pikirannya sendiri. Percayalah akan hal-hal besar. Sesuaikan termostat Anda. Luncurkan serangan sukses dengan kepercayaan jujur dan tulus bahwa Anda dapat berhasil,” ujarnya.
Saya makin menyadari pernyataan David tersebut. Ya, sikap percaya akan memunculkan optimisme, karena bisa menghasilkan pikiran-pikiran positif. Kita akan mencari jalan keluar; mencari cara-cara untuk meraihnya. Kita akan menganut paham “sulit tapi bisa”, bukan “bisa tapi sulit”.
David memberikan salah satu pedoman untuk mendapatkan kekuatan kepercayaan yaitu “ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda kira. Orang yang sukses bukanlah orang yang super-intelek. Juga tidak ada yang mistis mengenai sukses. Sukses tidak didasarkan pada nasib. Orang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan.”
Kata “percaya” begitu mengubah sudut pandang aku pada banyak hal. Ketika aku percaya bahwa esok akan ada banyak rezeki yang datang, aku begitu antusias dalam berusaha. Aku menyambut esok hari dengan penuh semangat. Ketika aku percaya bahwa kelak di sepanjang bulan Juni aku akan mendapatkan uang 100 juta rupiah, aku begitu semangat bekerja. Cari peluang sana-sini. Soal dapat atau tidak uang segitu, itu urusan lain.
Terlebih “percaya” menjadi kata kunci penting dalam Islam. Dalam Bahasa Arab iman artinya percaya. Panjangnya adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan tindakan. Jadi konsep iman bukan sekadar percaya tapi juga mengejawantah dalam perilaku. Seperti tercermin dalam sabda Nabi Muhammad Saw. “Tidaklah beriman di antaramu hingga mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” Jadi sekadar iman saja gak cukup.
Dengan beriman, seluruh ekspresinya adalah cerminan kepercayaan kepada seluruh ketentuan Allah SWT. Terlebih Allah sudah menyatakan dalam Al-Qur’an, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” Itu janji Allah bagi yang percaya pada-Nya.
So, jadi ingin sekali aku mengatakan padamu, kawan, bahwa aku percaya kamu mewujudkan mimpi-mimpimu.
Yuk kita nyanyi bareng lagu Andien ini:
Ada saja masalah yang datang menghadang
Esok kan bagaimana ku tak tahu apa
Hariku tak baik tapi ku tetap berusaha
Karena aku
Percaya
Karena aku
Percaya
Jika ku gagal
Nanti kan kucoba lagi