Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tokoh » Jejak Gus Dur

Jejak Gus Dur

  • account_circle admin
  • calendar_month Kam, 19 Mar 2015
  • visibility 24
  • comment 0 komentar
Tokoh Ulama ; Selama menjadi Ketua Umum PBNU selama 15 tahun, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) banyak mengunjungi daerah, termasuk di wilayah Sulawesi Selatan. Pada akhir tahun 1985, Gus Dur diundang berceramah oleh Rektor IKIP Makassar, Gubernur Prof. Dr. H. A. Amiruddin.
Waktu itu, Gus Dur berangkat ke IKIP dan dijamu sarapan pagi. Di meja makan, sambil menunggu penjemput dari IKIP, terjadi diskusi antara Gus Dur dengan Gubernur H. A. Amiruddin terkait berbagai hal yang dihadapi bangsa Indonesia. Setelah penjemput dari IKIP datang, Gubernur mengantar Gus Dur ke bawah dijemput oleh Wagub HZB Palaguna. Gubernur A. Ahmad Amiruddin meminta HZB Palaguna mendampingi Gus Dur di IKIP, sambil berkata “Dampingi, dia orang pintar”.
Di atas mobil dalam perjalanan menuju IKIP, Gus Dur bertanya, “Tema apa yang akan saya bawakan dalam ceramaah nanti ?”.“Transformasi sosial menuju masa depan Indonesia”, jawab saya. Sampai di IKIP, Gus Dur dijemput oleh Rektor IKIP Prof. Dr. HP. Parawangsah dirumah jabatan. Setelah minum teh, Gus Dur diantar ke gedung Serba Guna IKIP, disambut oleh Civitas Akademika IKIP dan ratusan mahasiswa yang memenuhi aula gedung Serba Guna.
Setelah pidato penyambutan Rektor IKIP, Gus Dur dipersilakan ke mimbar. Pada awal ceramahnya, mahasiswa menyambut dengan suara “Uuuuuuh”, tetapi pada pertengahan ceramahnya, hadirin mulai diam dan tenang. Menjelang akhir ceramahnya, hampir setiap kalimatnya disambut dengan tepuk tangan yang meriah, dan menutup ceramahnya disambut dengan tepuk tangan yang panjang sambil hadirin berdiri mengantarkan Gus Dur meninggalkan tempat upacara.
Gus Dur Ziarah Makam di Wajo
Akhir Januari 1989 pukul 08.00 pagi, menaiki mobil mini bus DPRD Sulsel, kami berangkat ke Wajo untuk berziarah ke makam Sayyid Jamaluddin al Akbari al Husaini yang wafat pada tahun 1310 dimakamkan berdampingan dengan Raja Tosora Lamaddusila di Tosora (situs purbakala), Sayyid Jamaluddin adalah nenek para wali songo di Jawa.
Menurut Gus Dur, ia mendapat pesan dari kakeknya Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, supaya menziarahi 27 makam Wali di Indonesia.
Sekitar pukul 11.00 kami tiba disuatu desa sekitar 4 Km sebelum sampai ke lokasi makam, jembatan desa terputus yang tidak bisa dilalui kendaraan. Gus Dur mengatakan, “Rupanya Almarhum belum berkenan diziarahi.” Gus Dur berceritera bahwa juga pernah ada makam seorang Wali di Semarang, 5 kali baru bisa tembus mencapai makam wali tersebut. Akhirnya, Gus Dur meminta kepada yang hadir untuk mendoakan di sini saja sambil menunjuk jembatan yang putus.
Kami yang mengantar Gus Dur, antara lain Sayyid Abu Bakar Alatas, Idris Nashir, Muhamad Abduh, Pengurus Cabang NU Wajo berkumpul ditengah persawaahan duduk melingkar sambil berdoa dan mengirimkan bacaan Al Fatihah. Doa dipimpin oleh Sayyid Abu Bakar Alatas. Gus Dur berjanji akan datang lagi secara incognito (tidak resmi).
Belakangan saya ketahui telah datang secara diam-diam dan berdua dengan Habib Abubakar Alatas, Gus Dur telah menziarahi beberapa makam wali di Sulsel seperti makam Syech Yusuf al Khalawatiyah al Makassari di Gowa, Makam Syekh Jamaluddin al Akbari al Husaini di Tosora Kabupaten Wajo, makam Syekh Datok Ri Bandang dan Makam Pangerang Diponegoro di Makassar, makam Tuan Bojodi Kajuara Bone, makam Kareng Lolo Bayo Sanrabone Takalar.
Pada suatu waktu saya menemui Gus Dur di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, menyampaikan niat saya untuk menyelenggarakan Haul dan tahlilan untuk almarhum Sayyid Jamaluddin Al Akbari al Huseini dan Syech Yusuf Al Halwati di Gowa. Gus Dur mendukung dan bersedia mencarikan sponsor. Niat untuk mengadakan Haul dan tahlilan ini kemudian saya konsultasikan pada M. Parawansyah, Sekretaris Provinsi Sulsel di Kantor Gubernur.
Dari almarhum KHS Jamaluddin Puang Ramma, saya mendapat informasi bahwa 42 orang ulama dan kiai dari Jawa Timur setelah memperoleh informasi dari Gus Dur, dengan mencharter pesawat terbang Fokker 28 mereka ke Makassar menginap di Syahid Hotel datang memui beliau di jalan Baji Bicara 7 Makassar. Mereka semua mengaku sebagai keturunan Sayyid Jamaluddin al Akbari al Huseini nenek para Wali Songo di Jawa. Mereka bermaksud menziarahi makam beliau di Tosora.
Drs. KH. Abdurrahman adalah Ketua PWNU Sulsel 1986 – 1990 dan 1990 – 1995. Ia dikenal dengan nama Abdurrahman ‘Bola Dunia”, karena memiliki rumah dengan pagar Bola Dunia sebagaimana Lambang Nahdlatul Ulama.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Amaliyah NU dan Dalilnya

    • calendar_month Sel, 20 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 42
    • 0Komentar

    Satu lagi buku perihal Hujjah Amaliyah Nahdliyiah muncul dan beredar untuk umat yang memerlukannya. Kalau dikumpulkan dan dihitung, selama kurun waktu tidak sampai 10 tahun terakhir, telah ditulis dan terbit hampir seratusan buku sejenis, dengan judul dan penulis yang berbeda-beda.Rasanya buku seperti ini tidak akan muncul kalau tidak ada orang ahli jidal yang menggugat-gugat keabsahan […]

  • Terdampak Pandemi Covid-19, Mahasiswa KKN IAIN Kudus Lakukan Observasi UMKM

    Terdampak Pandemi Covid-19, Mahasiswa KKN IAIN Kudus Lakukan Observasi UMKM

    • calendar_month Ming, 12 Sep 2021
    • account_circle admin
    • visibility 28
    • 0Komentar

    TAMBAKROMO, Mahasiswa KKN IAIN Kudus Kemarin melakukan observasi terhadap pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 . Pandemi Covid-19 ini memberikan pengaruh yang cukup siginifikan terhadap aspek kehidupan, tidak terkecuali Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang juga terkena dampak dari pandemi Covid-19 tersebut. Kasno, salah satu pembuat tempe dari Desa Tambakromo Kecamatan Tambakromo mengeluhkan menurunkannya […]

  • Branding Lembaga Pendidikan Ma’arif Bisa Manfaatkan Meme, Video, Lagu

    Branding Lembaga Pendidikan Ma’arif Bisa Manfaatkan Meme, Video, Lagu

    • calendar_month Rab, 4 Des 2024
    • account_circle admin
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Semarang – Dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus Part 6 bertajuk “Gerakan Literasi Digital”, narasumber Tim GLM Plus dan Direktur Mikopedia, Miftakhul Khoiri, menegaskan bahwa branding sekolah dan madrasah Ma’arif NU sangat ditentukan oleh meme, gambar, video, maupun lagu. Hal itu dipaparkannya dalam Diklat GLM Part 6 Selasa (3/12/2024) melalui Zoom […]

  • Mencintai Nabi Muhammad Sejak Dini

    Mencintai Nabi Muhammad Sejak Dini

    • calendar_month Sen, 30 Jan 2017
    • account_circle admin
    • visibility 80
    • 0Komentar

    Pati. Para jajaran Guru Madrasah Tsanawiyah PIA Tayu, mengadakan maulid rosul yang dilaksankan di aula sekolah beberapa waktu yang lalu, dengan pesertanya di setiap kelas, “Kami sengaja mewajibkan setiap kelas harus mengikuti maulid rosul dengan bacaan al barzanji, dengan harapan peserta didik mulai mencintai nabinya sejak dini,”papar Afif Noor selaku kepala sekolah             Dengan harapan […]

  • MTs Al Fattah Feat PC IPNU-IPPNU Adakan Pelatihan Jurnalistik

    MTs Al Fattah Feat PC IPNU-IPPNU Adakan Pelatihan Jurnalistik

    • calendar_month Sel, 5 Okt 2021
    • account_circle admin
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Suasana sesi pelatihan jurnalistik di MTs. Al Fattah Juwana JUWANA – MTs Al Fattah Juwana menggelar pelatihan jurnalistik pada Senin-Selasa (4-5/10). Kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi para santri. Sejumlah materi yang disampaikan dalam pelatihan ini, diantaranya, dasar-dasar jurnalistik, teknik menulis yang baik dan jenis-jenis karya tulis. Selain itu juga diberikan kesempatan untuk praktek […]

  • PCNU - PATI Photo by Pezibear

    Dear, Zaujiy

    • calendar_month Ming, 24 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Aku tidak akan mengatakan kisahku ini adalah kisah langka, lain daripada yang lain, atau extraordinary. Karena kenyataannya begitu banyak perempuan di dunia ini yang dibebat takdir menyedihkan sepertiku. Menikah bertahun-tahun tapi tak kunjung dianugerahi rejeki berupa keturunan. Menjadi pihak yang harus mau tidak mau memaklumi perasaan mertua dan suami yang ingin sekali menimang bayi. Apalagi […]

expand_less