Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pustaka » Islam Agama Kemanusiaan

Islam Agama Kemanusiaan

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 24 Jan 2015
  • visibility 16
  • comment 0 komentar

Di tengah krisis pemahaman keislaman otentik dan komprehensif, umat Islam membutuhkan pemikiran yang mampu menyegarkan dan membangkitkan paham keislaman yang moderat, toleran dan rahmatan lil ‘alamin. Pemahaman keislaman demikian pada gilirannya mampu merealisasikan kerukunan antar umat beragama dan antar aliran di internal Islam sendiri. Melalui bukunya ini, K.H. Husein Muhammad menyampaikan beberapa refleksi pemikirannya dalam menginterpretasikan ajaran Islam secara mendalam dan usaha dalam merespon berbagai fenomena sosial keagamaan yang terjadi dewasa ini.

Dalam mengawali pembahasan, penulis berbicara tentang konsep keislaman. Ada tiga hal pokok yang menjadi prinsip dalam menjalankan ajaran islam, yaitu iman, islam dan ihsan. Berdasarkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits Nabi,  Kiayi Husein mengartikan ihsan dengan arti yang mengandung pesan kebaikan, kesalehan dan moralitas kemanusiaan. Secara elaboratif, ihsan adalah kejujuran, ketulusan, kesederhanaan, kesabaran, kedermawanan, menghargai orang lain, tidak melakukan penyelewengan terhadap hak orang lain, tidak merusah alam. Lebih dari itu, ihsan juga berarti bertindak santun, kasih dan mencintai semua ciptaan Allah. Dan pada tingkat yang lebih tinggi, ihsan adalah menghadirkan Tuhan dalam setiap nafas (hal. 9-10). Berangkat dari pemahaman kiayi Husein ini, Islam adalah agama yang memerintahkan umatnya untuk menebar keadilan, kedamaikan dan kebaikan kepada semua ciptaan Tuhan, manusia, hewan, tumbuhan dan alam semesta.
Dalam menebar kedamaian dan mengajak manusia menuju jalan kebenaran, kiayi Husein tidak sepakat dengan cara kekerasan sebagaimana digunakan oleh aliran radikalisme. Ia sepakat dengan cara yang halus, lembut dan santun sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.  Al-Ghazali menceritakan, “ Suatu hari, seorang Arab Badui datang kepada Nabi sambil menyampaikan kata-kata kasar dan menantang. Ketika orang itu tertumbuk pada sosok Nabi yang santun, penuh senyum, tenang, dan memancarkan cahaya kenabian, ia tertegun dan terpesona. Ia lalu bergumam, “ Demi Tuhan, ini bukan wajah seorang pembohong”. Tidak lama kemudian, ia meminta Nabi mengajarkan Islam dan ia pun memeluknya”. Apa yang diceritakan Al-Ghazali, menunjukan bahwa dakwah dengan bahasa yang lembut, tingkah laku yang santun dan keteladanan  lebih efektif dari pada dengan kekerasan atau hanya dengan bahasa mulut, sebagaimana dikatakan pepatah Arab, “ Bahasa tubuh lebih efektif dari pada bahasa lidah” (hal. 125-126).
Lebih lanjut, kiayi Husein memaparkan memalui renungannya, bahwa umat islam saat ini perlu mengikuti keteladanan para ulama yang hidup pada empat abad pertama. Hal demikian penting dilakukan, karena umat islam pada abad tersebut mampu mencapai keberhasilan dalam mewujudkan peradaban islami, sehingga Islam mampu berekspansi ke berbagai belahan dunia karena sikap keluwesan dan keterbukaan mereka terhadap khazanah, ilmu pengetahuan dan peradaban dunia lain. Sikap terbuka terhadap yang lain dan memiliki banyak perspektif  keilmuan dan pengetahuan adalah kunci untuk memajukan dan mendahwahkan agama islam kepada yang lain. Ibnu al-Qayyim, seorang ulama salafi mengatakan, “Bila engkau melihat ada keadilan dari mana pun datangnya, ambillah karena keadilan adalah inti agama Tuhan”  (hal. 235-236).
Dan di beberapa akhir tulisaanya, kiayi Husein mengingatkan kepada umat Islam, untuk merenungi kembali setiap arti ibadah yang dilakukan, yaitu kaitannya dengan relevansi antara ibadah sholat, puasa, zakat dan haji dengan tanggung jawan sosial. Menurutnya, ibadah selalu memperlihatkan fungsi, tugas, dan efek ganda. Selain merefleksikan tanggung jawab individual, ibadah juga merefleksikan tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Contohnya sholat, dalam beberapa ayat Al-Quran, sholat dilaksanakan untuk mengingat Allah (QS. Thaha[20]:14), tapi juga untuk juga untuk mewujudkan kepentingan sosial-ekonomi (QS. Al-Ma’un [107]:1-7). Kemudian puasa, di samping merupakan proses mengadirkan Tuhan ke dalam diri, juga merupakan cara mengendalikan kecenderungan-kecenderungan egoisme manusia yang sering kali mendesak kehidupan hedonistik. Begitu juga zakat, selain cara membersihkan diri dari dosa, zakat juga merupakan aksi pemberian makan bagi orang miskin, mereka yang tertindas dan yang menderita lainnya. Kemudian yang terakhir adalah haji, selain bertujuan sebagai bentuk penyerahan diri secara total kepada Tuhan, juga melambangkan kesatuan, kesetaraan, dan persaudaraan umat manusia sedunia (hal. 249-251).
Buku setebal 276 halaman ini, sangat penting untuk dibaca oleh siapapun, terutama umat Islam dan warga nahdliyin. Membaca buku ini, pembaca akan diajak untuk belajar dan merenungkan kembali tentang pemahaman keislamannya selama ini. Selain itu, pembaca juga akan mendapatkan berbagai pencerahan, bahwa Islam adalah agama yang indah, terbuka, cinta akan kedamaian dan menjunjung tinggi kemanusian. 
Judul buku      : Menyusuri Jalan Cahaya
Penulis             : KH. Husein Muhammad
Penerbit           : PT Bentang Pustaka
Tebal               : 276 hal.
Tahun terbit     : Cetakan 1, Juni 2013
ISBN               :978-602-7888-27-2
Peresensi         : R. Andi Irawan
  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bahtsul Masail di ITB  Meriah

    Bahtsul Masail di ITB Meriah

    • calendar_month Jum, 13 Nov 2015
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Bahtsul Masail yang menjadi ajang diskusi Nahdliyin seakan benar benar sudah membumi, betapa tidak, anak  sekolah pun sudah malakukannya. Paling tidak setiap tahun tak pernah sepi dari acara tersebut. Ada yang di programkan secara resmi di Osis-nya ada yang di barengkan dengan haul atau acara lainnya.             Dari sedikit madrsah yang melaksanakan program bahtsul masail […]

  • PCNU-PATI

    Dasar Pemikiran Filsafat Islam

    • calendar_month Sab, 5 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Buku ini mengajak pembaca ke alam kehidupan intelektual sepanjang abad, terutama jejak-jejak monumental pe-mikiran (filsafat) Islam. Buku ini menggali akar sejarah dan pergolakan pemikiran kaum Muslimin berkaitan dengan warisan sejarah pra-Islam dan pergolakan internalnya, dari soal filsafat hingga sufisme. Dibagai dalam lima bab: I. Hakikat dan Nilai Filsafat Islam, II. Permulaan Filsafat Muslim: (1) Pemikiran […]

  • Keterangan foto: Ali Fatkhan, Anis Sholeh Ba’asyin dan Afthonul Afif dalam Ngaji NgAllah Suluk Maleman ‘Hikayat Negeri Berkabut’ yang digelar di Rumah Adab Indonesia Mulia, Sabtu (19/4) kemarin.

    Suluk Maleman Menyoal Kritis di Dunia Abu Abu

    • calendar_month Ming, 20 Apr 2025
    • account_circle admin
    • visibility 14
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id-Dunia yang serba instan tak selalu memiliki dampak yang positif, tak jarang justru membuat manusia gagal menata akhlak. Padahal akhlak adalah elemen penting manusia, baik sebagai pribadi mau pun dalam bermasyarakat dan berbangsa. Topik mendalam itu dibahas dalam Suluk Maleman edisi ke-160 yang digelar di rumah Adab Indonesia Mulia pada Sabtu (19/4) dengan tema […]

  • PCNU-PATI

    GP Ansor Adalah Agen Perdamaian

    • calendar_month Sel, 21 Mar 2023
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- WONOSOBO- Pengasuh Pondok Pesantren Al Huda Doglo, Boyolali, Gus Aunullah A’la Al Habib mengutarakan bahwa GP Ansor adalah Agen Perdamaian. Oleh karena itu, pemuda Ansor harus mampu menahan diri untuk tetap fokus pada tujuan meski acapkali diterpa isu dan fitnah pihak-pihak yang ingin memprovokasi. Pernyataan tersebut disampaikan Gus Aun saat menjadi narasumber dalam talkshow […]

  • PCNU-PATI

    Sekolah sebagai Parenting Pembinaan Akhlak

    • calendar_month Sab, 2 Sep 2023
    • account_circle admin
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Oleh : Siswanto, MA Sekolah pada dasaranya merupakan tempat untuk belajar-mngajar antara guru dan murid. Sehingga sekolah identik dengan tempat untuk menimba ilmu. Oleh karena itu, sudah semestinya sekolah menjadi tempat untuk mencari ilmu dan mengekspresikan segala sesuatu yang ada dalam benak pikiran peserta didik. Sedangkan proses pendidikan baik formal maupun non-formal pada dasarnya memiliki […]

  • PCNU-PATI

    Spirit Nuzulul Quran

    • calendar_month Kam, 28 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 19
    • 0Komentar

    Oleh Hamidulloh Ibda* Nuzulul Quran atau turunnya Quran menjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam yang diperingati sebagai momen ketika wahyu pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT melalui perantaraan Malaikat Jibril. Kejadian ini memulai proses pengungkapan wahyu ilahi yang kemudian dikumpulkan dalam bentuk Al-Quran, kitab suci umat Islam. Sementara momen tersebut secara […]

expand_less