Iklan
Parodi

Hujan

Oleh: Niam At Majha

Hujan masih tetap air. Belum berubah menjadi gumpalan es. Dan hujan pun masih biasa biasa saja, tak akan membawa bencana ketika manusianya tak sewena wena. Hujan adalah anugerah bagi siapa saja yang bisa berpasrah. Hujan adalah air yang bisa mengalir, menumbuhkan rerumputan dan segala macam tanaman yang berada di permukaan bumi. Hujan adalah rejeki bagi siapa pun yang menanam padi. Hujan adalah kehidupan bagi orang yang mengerti akan arti hidup dan kehidupan.

Saya pernah berfikir, bahkan merenungkan dengan segala yang berkaitan dengan air. Salah satunya yaitu hujan. Saat hujan seringkali bermunculan berita berita di semua lini portal media baik online atau pun offline, bahkan status di Whatsapp, Twitter, beranda Facebook yang ikut serta mewartakan tentang hujan yang menimbulkan banjir. Kenapa seringkali saat hujan yang durasinya lebih dari enam jam maka setelah nya pasti dapat diperkirakan banjir, baik banjir bandang atau pun banjir sedang.

Konten Terkait
Iklan

Kenapa ketika hujan harus ada banjir? Bisa dikatakan sebagai gejala tahunan, kok tak ada yang berfikir untuk memberikan penanggulangan. Ini bagaimana? Dan harus bagaimana? Padahal Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya mempunyai dua musim saja yaitu musim kemarau dan hujan. Apabila musim kemarau datang menghadang kekeringan dimana mana, bantuan air bersih berdatangan, dengan merk tangki nya berbeda beda. Begitu pula sebaliknya ketika musim hujan datang, banjir, longsor ikut serta menyertainya. Dan kita hanya pasrah dan menunggu uluran tangan dari saudara kita, sebangsa, setanah air, sedarah yaitu tanah air Indonesia, berbeda beda tapi tetap bersama.

Kajian kajian terkait bencana banjir, longsor, kekeringan saat musim hujan hilang. Seringkali di jalankan bahkan anggaran pun di tentukan. Tapi hasilnya tetap sama yaitu banjir masih ada, ketika hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Apakah ini adalah bentuk penyeimbang dunia. Ying dan Yang. Hujan dan panas. Banjir dan kekeringan. Coba kita tanyakan pada rumput yang bergoyang, atau bumi sudah mulai lelah dengan tingkah kita, yang bangga dengan kesombongan begitulah Ebit G Ade.

Hujan tetaplah air, akan tetapi saya sendiri tak bisa mengelola air, manusia tak bisa menciptakan air, manusia hanya bisa memanfaatkan air untuk hidup dan kehidupan selanjutnya.  Tapi kenapa saya dan Anda seringkali mengabaikan bagaimana cara agar supaya air itu bisa terawat dan hujan tak menimbulkan banjir dan kekeringan di musim kemarau dapat teratasi.

Salah satunya yaitu saya dan Anda harus menanam pohon yang bisa menyerap air hujan dan tak boleh membuang sampah yang tak pada tempatnya. Bukankah kebersihan itu sebagian dari iman?

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button