(b)Untung
Oleh : Niam At Majha
Ada sebagian orang yang berprinsip dengan melalukan apa saja harus diperhitungkan; semuanya yang dilakukan dan dijalani harus ternominalkan. Sebab geraknya penuh perhitungan seperti halnya rumus fisika ada gaya dan tekanan, pada sejatinya ketika banyak gaya maka tekanan semakin kencang dan keras.
Seperti yang dikemukakan seorang kawan jika untuk bertahan hidup dalam dunia yang penuh persaingan ini semuanya harus penuh dengan perhitungan; salah perhitungan akan rugi direncanakan atau sebaliknya. Sehingga untuk mengatasi kerugian yang berkepanjangan tentu harus perhitungan dalam segala hal. Bahkan ketika berdoa sama Tuhan pun harus ada ke inginan yang berderet-deret dan jika di timbang antara menyembah dan memimnta terlalu banyak yang meminta, bukan meminta malahan akan tetapi mendekte Tuhan semasta alam.
Prolog dalam dunia kehidupan saat ini yaitu seringkali saya mungkin Anda pula ketika mengamati dan meneliti kehidupan yang katanya bermasyarakat ada sebagian kecil akan tetapi banyak, ketika melakukan sesuatu harus ada timbal balik, entah itu trasportasi, atau berupa makanan bermenu yang di bawa pulang sebagai oleh-oleh; tak perduli itu hak nya atau bukan yang penting kenyang.
“Mas…mas nyari yang haram saja susah apalagi halal !!!”
Jargon yang tak jarang saya dengan ketika saat sedang santai di caffe atau menikmati senja di angkringan pinggir jalan; untaian tersebut sebagai simbol orang-orang yang mencari nafkah atau rejeki dengan berbabagai macam cara di tempuh tak penduli itu haknya atau bukan yang terpenting kenyang. Ilustrasi contoh sederhana yang sedang berjalan saat ini yaitu semisal anggaran beli menu makanan yang seharusnya seharga tiga puluh ribu di potong menjadi lima belas ribu sedangkan laporannya yaitu tetap. Hal tersebut sejatinya bukan untung melainkan buntung.
Ilustrasi polanya begini, ketika saya dan Anda mencari uang dengan beraneka raga cara sudah tak peduli lagi dengan norma-norma agama yang berjalanan atau telah melupakan pituah-pituah guru ngaji saat kita masih sering bermain layang-layang atau dakon di teras rumah. Awalnya memang terlihat sepele yaitu tak apa-apa biasa-bias saja, akan tetapi setiap bulan selalu ada jadwal tetap bertemu dengan dokter spesialis, dengan berkonsultasi ini dan itu dan setiap harinya harus dan wajib menelan pil-pil pahit agar kesehatan tetap terjaga. Apakah demikian itu dapat dikatakan untung dengan segala hal yang ketik lakukan semuanya harus di nominalkan?
“Kalau demikian itu bukan untung mas…tapi buntung yang tak di rasakan, “
Saya diam sejenak dengan apa yang di katakan teman saya tersebut. Selain itu, saya mengamati orang-orang di sekeliling saya baik itu yang secara personal saya kenali atau bukan; yang berusaha mencari untung di setiap langkahnya akan tetapi sejatinya adalah buntung yang tak berujung.
“Mas….lama tak nulis sekali menuangkan ide kok malahan sindir sana sini, selain itu alurnya zig zag pula,”
“Emmm,……”