Bolak Balik Mundak
Oleh : Niam At Majha
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Kemarin sore saat saya melakukan perjalanan dari Bumi Mina ke kota Atlas dengan menggunakan travel langganan petugasnya berujar jika tarifnya naik menyesuaikan dengan harga bahan bakar yang sekarang sedang melabung tinggi. Saya hanya diam, mengangguk pertanda saya setuju. Akan tetapi orang yang di sebelah saya nampak kaget, grundel, dan menyimpan kemarahan yang teramat besar tapi tertahan.
Selanjutnya, ketika saya berada di dalam travel ada seorang anak dengan ayahnya sedang menghafalkan Pancasila, dengan senang dan gembira; tanpa beban atau pun memahami apabila saat ini hampir semua bahan pokok merangkak naik. Semua disebabkan dengan adanya bahan bakar naik. Pada saat sampai dengan sila ke lima, saya tertegun dan merenung. Kapan negara tercinta ini Indonesia bisa mengamalkan sila ke lima di Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Apabila semua orang dari lini ekonomi terandah hingga ekonomi tertinggi. Mulai dari yang berseragam dan kerja srabutan. Mulai yang bergaji harian bahkan bulanan. Semua ikut merasakan perihal kenaikan bahan bakar minyak. Akan tetapi mengapa untuk bantuan subsidi atas kenaikan bahan bakar minyak tak semuanya mendapatkan. Bahkan kemarin saat saya sedang melewati kantor pos, kebanyakan orang yang mengantri tampak bahagia dan motor-motor yang di gunakan rata-rata pengeluaran terbaru, inikah yang namanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melanjutkan kembali tentang perjalanan saya ke kota Atlas. Di dalam mobil orang yang grundel tadi berujar dengan temannya.
“Bolak balik mundak”
Orang tersebut kelihatnnya mau protes dengan keadaan sekarang. Akan tetapi tak mempunyai kekuatan. Bahkan ketika dia mengajukan kenaikan gaji. Dari pihak perusahaan tak mau tahu. Dan jika tak mau dengan gaji yang sudah di tentukan, silahkan keluar dan mencari pekerjaan lain.
Seperti sarapan buah simalakama. Seorang kurir yang setiap harinya mengantarkan barang kepada konsumen, yang notabene pasti menggunakan bahan bakar di setiap harinya, saat mengajukan kenaikan gaji atau pun tunjangan tambahan trasportasi. Jawaban dari pihak perusaahaan sungguh-sungguh terlalu.
Sekelumit kisah tersebut dapat di ambil sebuah pelajaran bahkan mimpi. Apabila mengamalkan sila ke lima hanya menjadi sebuah impian. Bahkan ketika saya menulis ini pun saya tanpa melihat kerangka atau pun dengan penuh serius. Seperti tak ubahnya kenaikan bahan bakar yang bolak balik mundak dengan mendadak.