Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Apologi Non-Muslim untuk Merumat Persatuan

Apologi Non-Muslim untuk Merumat Persatuan

  • account_circle admin
  • calendar_month Rab, 1 Des 2021
  • visibility 43
  • comment 0 komentar

Oleh : Maulana Luthfi Karim*

1624432014-1472589
Foto : NU Online

Craig Considine, pendeta Nasrani berkebangsaan Amerika sempat berprasangka negatif terhadap islam. Bagaimanapun, citra islam terbentuk dari media massa yang menggiring opini publik untuk melakukan penilaian sepihak, terorisme.

Di barat, kecenderungan islamophobia telah berhasil mengintegrasi atau setidaknya menyejajarkan antara islam dengan ISIS, islam dengan Bin Leiden, dan islam dengan terorisme. Kamera media plus artikel-artikel yang mendukung asumsi ini bak penyedap rasa untuk kian meyakinkan masyarakat non muslim kontradiktif terhadap islam. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa memang benar adanya sekelompok golongan internal islam yang ‘sukses’ mencitrakan islam sebagai agama yang sangar, penuh kebencian dan non islam sama dengan halal darahnya. Redaksi-redaksi semacam ini menjadi pemicu kebencian barat terhadap islam. Apalagi, Amerika dan Eropa telah menjadi sasaran empuk bagi kalangan yang belakangan dikenal sebagai islam radikal ini untuk melakukan klaim kafir dan halal dibunuh. 

Craig, awalnya juga berfikir demikian, sebelum akhirnya ia menemukan secercah cahaya saat ia menjadi mahasiswa Prof. Akbar Ahmed di American University. Pandangan lamanya terhadap islam kian luntur seiring perkenalannya dengan sang profesor. 

Ia semakin tersadar bahwa keyakinannya selama ini hanyalah permukaan. Sementara, ada yang lebih dalam dari itu. 

Melalui proses ‘perkenalan’ yang panjang, pada akhirnya ia berani mendeklarasikan bahwa Muhammad adalah nabi cinta, dan golongan internal islam yang berdakwah dengan senjata hanyalah dampak dari kesalahfahaman tafsir. Lebih jauh, jika penulis boleh menambahkan, mereka adalah korban politisasi agama. 

Demi mengubah cara pandang barat terhadap islam, Craig merelakan dirinya menjadi tumbal kebenaran. Ketika ia memproklamirkan gerakan apologi islam, dua kubu sekaligus menghantam dirinya. 

Tak sedikit agamawan nasrani dan bangsa Eropa-Amerika lain yang menghujat Craig akibat langkah berani ini. Ia dinilai telah terlalu jauh membela islam. Sementara di mata muslim, statusnya sebagai seorang pendeta pun dipermasalahkan. Jika cinta dengan nabi, kenapa tak masuk islam saja? Namun Craig tetap bertahan. (Untuk mengetahui argumentasi Craig, silakan cari di buku Muhammad Nabi Cinta karya Craig Considine).

Kembali pada apologis islam. Craig menilai bahwa apologia mempunyai makna pembelaan. Artinya, gerakan yang sedang ia garap bukan hanya sebuah demo, namun kerja nyata. Melalui beragam karya, ia telah banyak menyadarkan sarjana barat untuk hijrah dari pandangan sempit terhadap islam, agama minoritas di Eropa dan Amerika. 

Membaca karya-karya Craig, penulis merasa semakin berdosa jika tidak melakukan hal serupa dalam konteks Indonesia. Apologis non muslim, misalnya. 

Penulis tidak sedang menuju perjalanan murtad, namun, pembelaan yang penulis maksud (sama halnya yang digagas oleh Craig), adalah pembelaan hak-hak non islam sebagai warga negara dan minoritas. 

Aqidah, secara paten mengajarkan tentang kebenaran mutlaq islam. Namun kita mungkin belum sempat membayangkan bahwa di agama lain juga mengimani ajaran serupa, sehingga kita sebagai mayoritas sering kelewatan dalam ‘menikmati’ hak beragama. 

Perobohan tempat ibdadah, diskriminasi agama, ujaran kebencian terhadap etnis atau pemeluk agama lain telah menjadi makanan sehari-hari yang dihidangkan secara uncontrolled di media sosial. 

Hal ini justru menjauhkan misi islam rahmatan lil alamin yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Semakin dihina dan dicaci orang akan semakin kabur dari kita.

Bukan sekadar kabur, namun metode dakwah semacam ini tentu akan menimbulkan konflik berkepanjangan. Maka, dalan situasi genting ini, penulis berkeinginan untuk memotong mata rantai kebencian terhadap agama lain. 

Meminjam, istilah Gus Yaqut, kita memiliki hak beragama, namun hak kita juga dibatasi oleh hak orang lain. Dengan redaksi yang lebih konkret, sudah selayaknya kita tidak hanya menghargai hak orang lain, namun juga membela hak-hak mereka.

Sekali lagi, apologis non-muslim yang penulis gagas semata-mata untuk membela hak non islam, yang juga membela amanat UUD 1945, bukan membenarkan akidah mereka. Toh, dengan dakwah yang halus, bisa mengikis prahara diversitas religi diantara kita. Ahirul kalam, lakum diinukum waliya diin, wallahu a’lam bish showaab.

*Aktivis muda NU, owner AyamAyam

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • SMA Negeri 1 TAYU Berpartisipasi dalam Penanaman 4.000 Bibit Tanaman Mangrove di Desa Tluwuk

    SMA Negeri 1 TAYU Berpartisipasi dalam Penanaman 4.000 Bibit Tanaman Mangrove di Desa Tluwuk

    • calendar_month Kam, 31 Okt 2024
    • account_circle admin
    • visibility 91
    • 0Komentar

    PATI-Puluhan siswa dari SMA Negeri 1 Tayu berpartisipasi dalam penanaman 4.000 bibit mangrove di Desa Tluwuk, Pati, pada 29 Oktober 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat yang dimotori oleh LPMM UNNES dan Saka Energi Muriah Ltd (SEML). SMA Negeri 1 Tayu aktif dalam program adiwiyata yang bertujuan menciptakan sekolah peduli lingkungan. Program […]

  • From above of crowded square around Kaaba cube in Great Mosque of Mecca at night time

    Haji; dari Ibadah Hingga Merasa Wah

    • calendar_month Rab, 22 Jun 2022
    • account_circle admin
    • visibility 31
    • 0Komentar

    Senja masih seperti kemarin, ada guratan mega memerah. Mendung bergelantungan. Hujan tak datang. Mendung terus menghadang menemani perjalanan pulang dari rutinitas harian. Pergi pagi pulang sore hari. Maklum karyawan kantoran seperti yang dikatakan orang-orang. Perjalanan masih panjang. Mendung masih menghadang. Notifikasi pesan masuk di whatshap berdatangan tak karuan. Sesekali panggilan masuk berurutan. Saya tak peduli […]

  • PCNU PATI - Fiqh Sosial Kiai Sahal dan Kesejahteran Umat.

    Fiqh Sosial Kiai Sahal dan Kesejahteran Umat

    • calendar_month Sab, 23 Apr 2022
    • account_circle admin
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Salah satu tujuan utama membentuk masyarakat Islam adalah mensejahterakan masyarakat secara lahir dan batin. Agar tujuan tersebut bisa tercapai, maka harus diikuti dengan langkah-langkah kongkret dalam melakukan pemberdayaan masyarakat yaitu dengan peningkatan kualitas pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan mengubah kultur masyarakat yang berperadaban.Untuk mengubah kultur tersebut diperlukan perangkat-perangkat keilmuan yang peka terhadap persoalan sosial, seperti kemiskinan, […]

  • Camat Gembong Pimpin Apel Hari Santri

    Camat Gembong Pimpin Apel Hari Santri

    • calendar_month Rab, 22 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 3.178
    • 0Komentar

      pcnupati.or.id – Giat Hari Santri 2025 dirasakan hingga ke masyarakat akar rumput. Salah satunya yang dilaksanakan oleh MWCNU Kecamatan Gembong. Dengan menggandeng Pengurus Ranting, Banom, santri, pelajar dan jama’ah tahlil ibu-ibu, Pengurus MWCNU Gembong melaksanakan apel Hari Santri pada Rabu (22/10) pagi di Halaman Balai Desa Gembong. Selain itu, beberapa tokoh pemerintah juga diundang […]

  • Gerakan Sadar Zakat Dimulai Sejak Dini

    Gerakan Sadar Zakat Dimulai Sejak Dini

    • calendar_month Kam, 16 Nov 2017
    • account_circle admin
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Pati. Kesadaran berzakat harus dimulai sejak dini, supaya ketika sudah dewasa, kesadaran tersebut tetap menyatu dalam jiwa. Dalam rangka membangun kesadaran zakat sejak dini itulah, Program Studi Manajemen Zakat Wakaf IPMAFA mengadakan Pelatihan Manajemen Zakat Wakaf di Madrasah Aliyah NU Miftahul Huda Gabus kemarin. Rais Syuriyah MWCNU Gabus Pati, K. Abdurrahman Adam menyambut baik pelatihan […]

  • PC IPNU-IPPNU Pati Bentuk Komisi Penjaringan Calon

    PC IPNU-IPPNU Pati Bentuk Komisi Penjaringan Calon

    • calendar_month Jum, 23 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 48
    • 0Komentar

      PATI – PC IPNU IPPNU Kabupaten Pati melalui panitia SC Konfercab XIII baru-baru ini telah membentuk Komisi Penjaringan Calon (KPC). Pembentukan ini sebagai langkah IPNU IPPNU Kabupaten Pati untuk mempermudah kerja cabang dalam mensukseskan kontestasi pemilihan ketua PC IPNU dan IPPNU Kabupaten Pati tahun 2021. Abdul ghofur selaku Ketua Umum KPC IPNU IPPNU Kabupaten […]

expand_less