Perdana, PCNU Selenggarakan Rakor Sensus Warga NU
![]() |
Ahmad Saiku, koordinator admin PCNU Pati sedang memberi arahan kepada para admin Ranting NU se-Kawedanan Pati kota Tambahkan tek |
GEMBONG-Hari ini, Rabu (19/8) untuk pertama kalinya PCNU Pati menyelenggarakan Rapat Koordinasi Sensus Warga NU. Kegiatan tersebut diikuti oleh admin Pengurus Ranting NU yang ada di wilayah eks-kawedanan Pati Kota.
Sedikitnya, ada 60 peserta dari empat kecamatan yang ikut. Diantaranya Kecamatan Kota, Margorejo, Gembong dan Tlogowungu.
Kecamatan Gembong, yang didapuk sebagai tuan rumah mengaku cukup senang dengan adanya sensus warga NU. Hal ini disampaikan oleh K. Sholikhin, ketua MWC NU Gembong.
“Sementara ini kalau saya di tanya soal jumlah warga NU, saya cuma bisa menjawab ‘banyak’, tanpa bisa menyebut angka. Dengan adanya data statistik warga NU saya yakin banyak berkah kemudahan yang didapat.” Tuturya.
Berlokasi di aula Ponpes Shofa Azzahro’ Gembong, kegiatan ini berlangsung cukup singkat. Diawali dengan kegiatan pembukaan selama satu jam, rapat koordinasi ini hanya berlangsung sekitar 2 jam.
Hal ini ditengarai para admin ranting yang dikirim untuk mengikuti rapat merupakan generasi muda NU yang faham IT. Sehingga, proses rapat pun sangat singkat mengingat para peserta yang sudah terbiasa dengan dunia IT.
“Rapat ini lebih ke arah pelatihan. Prosesnya sangat cepat karena pesertanya juga cepat faham.” Ungkap Ahmad Saiku, koordinator admin PCNU Pati.
Prinsip Jam’iyyah
K. Yusuf Hasyim dalam momen yang sama menegaskan bahwa data 2017 menunjukkan bahwa warga NU Kabupaten Pati mencapai, 71.000 kepala. Menurut perhitungan gamblang, jumlah ini baru mencakup 10% Nahdliyyin yang ada di Kab. Pati.
“Kalau saya ditanya berapa jumlah warga NU Kabupaten Pati? Saya jawab hanya 71 ribu orang.” Canda K. Yusuf.
Mengingat mininnya akses informasi warga NU tersebut, K. Yusuf menegaskan betapa pentingnya pendataan warga NU. Dengan adanya data statistik, akan berdampak besar bagi NU.
“Melalui data ini nanti pelayanan ummat akan lebih mudah dan cepat. Sehingga prinsi jam’iyyah melayani jama’ah perlahan tapi akan terwujud.” Lanjutnya.
Pelayanan yang dimaksud K. Yusuf bisa sangat beragam, baik dari aspek pendidikan, hingga ekonomi. Kedepannya, jika pelayanan ummat sudah maksimal, dengan sukarela ummat akan mau diajak berjuang.
“Jama’ah kita jam’iyyahkan (organisir-red), sehingga tersebut kita berharokah (bergerak) bersama-sama.” Tandasnya.(karim/ltn)