Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Generasi Horeg, Bikin Cemas Untuk Indonesia Emas

Generasi Horeg, Bikin Cemas Untuk Indonesia Emas

  • account_circle admin
  • calendar_month Jum, 7 Mar 2025
  • visibility 61
  • comment 0 komentar

 

pcnupati.or.id – Ditengah perkembangan teknologi yang berujung pada modernisasi, seharusnya jadi era yang baik bagi kehidupan suatu bangsa. Merespon perubahan yang kian pesat pun semestinya jadi momen perkembangan ke arah maju bagi negara. Hal tersebut, semestinya juga selaras dengan tujuan negara Indonesia menjadi Indonesia Emas di tahun 2025 mendatang.

Menengok pergaulan remaja yang bahkan belum berumur dewasa akhir-akhir ini, tentu menjadi perhatian yang cukup serius. Meski banyak dari anak bangsa yang mengukir prestasi, tapi bisa lebih banyak lagi para remaja yang menjalankan aksi kurang positif.

Salah satu fenomena yang kini menjadi perhatian adalah sound horeg. Kegiatan menumpuk sound dengan jumlah banyak pada kendaraan, kemudian menghidupkan musik dengan suara yang sangat keras. Sontak menjadi hal digemari di hampir masyarakat kalangan bawah.

Mengarak keliling sound kemudian berjoget-joget di atas tumpukan sound hingga belakang sound, menjadi gaya hidup bagi pemuda era sekarang. Tak jarang kegiatan yang demikian juga diselingi dengan aktivitas negatif seperti meminum-minuman keras dan beralkohol.

Kegiatan ini juga sering mengakibatkan selisih antar warga, karena memang mengganggu kenyamanan warga karena suara yang dihasilkan. Salah satunya, emak-emak yang nyaris dikeroyok sekelompok pemuda karena menyiram rombongan sound horeg karena dianggap mengganggu. Dimana kejadian tersebut, terjadi di Desa Waturoyo, Margoyoso, Pati pada Agustus tahun lalu.

Bahkan sound horeg ini juga dijadikan sebagai ajang gengsi antar kelompok pemuda di suatu wilayah. Semakin ia mampu menyewa sound dengan kapasitas besar dan tentunya mahal, maka mereka dianggap unggul dari kelompok pemuda lainnya. Tak jarang aksi tersebut juga bahkan memicu tawuran antar kelompok pemuda, yang berimbas pada kekerasan dan dendam suatu wilayah.

Tak hanya sekedar hiburan, bahkan beberapa peristiwa juga menjadi membahayakan bagi para rombongan yang mencintai sound itu. Salah satu contoh yakni kejadian di Blora, dimana terdapat crew sound yang meninggal dunia usia terjatuh dari truk yang bermuatan sound pada pertengahan 2024 lalu. Ini menunjukkan bahwasanya bukan hanya soal uang besar yang mereka relakan, bakwa nyawa pun kadang terabaikan.

Menyoal dampak kesehatan adanya sound horeg tentu tak ada dampak baiknya. Bagaimana tidak? rata-rata sound horeg tersebut mampu mengeluarkan suara dengan kekuatan 120 hingga 135 desibel. Sementara itu, WHO merekomendasikan angka aman telinga manusia untuk mendengar suara tidak lebih dari 70 desibel. Maka tentu ancaman akan kerusakan organ pendengaran menjadi hal serius bagi mereka.

Bukan hanya itu, fenomena yang kemudian menjadi gaya hidup kini mengancam generasi bangsa yang notabennya diharapkan menjadi Indonesia Emas 2045 mendatang. Fenomena yang kemudian menjadi budaya inilah yang mengancam generasi muda. Jika sound horeg tidak dikelola dengan baik, maka sudah pasti anak-anak akan mengikuti bagaimana gaya hidup yang dewasa lewat aktivitas sound horeg tersebut.

Mereka menyaksikan perilaku kehidupan negatif mulai dari merokok, minuman keras, joget-joget bebas, sifat angkuh, mengabaikan kondisi sekitar itu justru akan dianggap menjadi hal yang wajar. Gaya hidup yang cenderung foya-foya itu yang senantiasa menjadi perhatian.

Tentunya penulis juga berharap jangan sampai sound horeg ini menjadi budaya yang merugikan. Melihat beberapa hal di atas, rasanya cukup pesimis bahwa budaya ini akan memberikan dampak positif bagi generasi muda. Maka sepatutnya larangan penggunaan sound horeg ini sudah menjadi penekanan yang harus dilakukan di suatu wilayah.

Sebagaimana kebijakan baru dari Forkopimda Kabupaten Pati, dimana mereka melakukan pelarangan penggunaan sound horeg dalam kegiatan perayaan Hari Raya Idhul Fitri yang akan datang. Melalui Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama dikutip dari joglojateng.com.

Dimana ia menegaskan tak segan-segan melakukan tindakan tegas hingga menyita sound horeg jika masyarakat masih tetap ngeyel kebijakan tersebut.

Kembali soal dampak terhadap generasi negeri, sepakatkah kalian jika fenomena sound horeg mengancam generasi emas 2045? (Anang/LTN)

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Ya Tradisi, Ya Sholawat Nabi

    • calendar_month Kam, 8 Jun 2023
    • account_circle admin
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Oleh : Laily N A Sebagai warga negara baik, kita perlu melestarikan budaya yang ada. Istilah jawanya “nguri-nguri budaya”, merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menjaga warisan leluhur Jawa dikemas dalam bentuk tata cara, nilai-nilai atau selebrasi Jawa. Salah satunya yaitu tradisi sedekah bumi. Sedekah bumi adalah dua kata yang tak asing ditelinga para masyarakat Jawa, […]

  • PCNU Beri Selamat dan Doa untuk Presiden dan Wapres Baru

    PCNU Beri Selamat dan Doa untuk Presiden dan Wapres Baru

    • calendar_month Sen, 21 Okt 2019
    • account_circle admin
    • visibility 50
    • 0Komentar

    PATI-Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden baru saja diselenggarakan Minggu (20/10) sore. Ir. H. Joko Widodo, beserta wakilnya, KH. Ma’ruf Amin resmi memimpin negeri ini lima tahun ke depan. Warga NU menyambut baik pelantikan tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa pengangkatan K.H. Ma’ruf Amin sebagai Wapres merupakan hadiah terbesar untuk Hari Santri Nasional. Pasalnya, kiai yang pernah […]

  • PCNU Pati Bantah Dukung Mutlak Lima Hari Sekolah

    Opsional Lima atau Enam Hari Sekolah Kewenangan Mutlak Satpen.

    • calendar_month Sen, 7 Jul 2025
    • account_circle admin
    • visibility 58
    • 0Komentar

      Pati – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati membantah mendukung atau menolak secara mutlak penerapan lima hari sekolah. ’’PCNU Kabupaten Pati tidak menolak atau mendukung secara mutlak kebijakan 5 Hari Sekolah, karena disamping mekanismenya sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan, juga berharap tidak terjadi cacat prosedur dalam kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah,” ujar […]

  • PCNU PATI - Doakan Saja, Jangan Pertanyakan. Photo by David Rodrigo on Unsplash.

    Doakan Saja, Jangan Pertanyakan

    • calendar_month Jum, 6 Mei 2022
    • account_circle admin
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Selamat merayakan hari raya Idhul fitri untuk segenap umat Islam. Idhul fitri adalah hari yang ditunggu setelah sebulan penuh melakukan ibadah puasa. Momen hari kemenangan sekali dalam setahun digunakan untuk saling berkunjung ke sanak saudara maupun tetangga untuk saling memaafkan atas segala kesalahan disengaja atau pun tak dan saling mendoakan. Momen tersebut tak akan lepas […]

  • Penyuluh Agama Islam Mengajar: Manfaatkan Momentum Pesantren Ramadhan

    Penyuluh Agama Islam Mengajar: Manfaatkan Momentum Pesantren Ramadhan

    • calendar_month Rab, 19 Mar 2025
    • account_circle admin
    • visibility 52
    • 0Komentar

      Pati– Kelompok Penyuluh Agama Islam Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jaken menggelar kegiatan bertajuk Penyuluh Agama Islam Mengajar di SMPN 1 Jaken. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 17 hingga 19 Maret 2025, dalam rangka menyemarakkan Pesantren Ramadhan di sekolah tersebut. Dalam kegiatan ini, para penyuluh agama memberikan pembinaan keagamaan kepada para siswa […]

  • Ketua IPPNU Gembong Komitmen Tak Akan Menikah Sebelum Jabatannya Usai

    Ketua IPPNU Gembong Komitmen Tak Akan Menikah Sebelum Jabatannya Usai

    • calendar_month Sab, 1 Jan 2022
    • account_circle admin
    • visibility 36
    • 0Komentar

      Para Pengurus Anak Cabang IPNU/IPPNU Gembong setelah menjalani Oruentasi All Pengurus GEMBONG – Minggu (26/12/2021) lalu, Pengurus Harian PAC IPNU IPPNU Gembong telah melaksanakan Orientasi All Pengurus. Kegiatan yang berlangsung di MI Hidayatul Islam Sentul diawali dengan pembekalan materi yang bersifat umum, seperti menganalisis potensi bagi PAC IPNU IPPNU Gembong dalam satu periode ke […]

expand_less