Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Pluralisme sebagai Pilar Kerukunan

Pluralisme sebagai Pilar Kerukunan

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 11 Mei 2024
  • visibility 15
  • comment 0 komentar

Oleh : Siswanto, MA

Dalam tataran empiris, kerukunan antar-umat beragama di Indonesia sudah mulai kelihatan progres perkembangnya dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan. Hal ini tidak lepas dari peran dari elemen masyarakat, lebih-lebih saat Gus Dur menjabat sebagai presiden. Dimana, beliau selalu memberikan contoh sikap yang menjunjung tinggi keadilan dan menghargai kemajemukan tanpa membedakan, agama,ras, etnik, adat-istiadat, dan budaya masyarakat.

Sedangkan kata pluralisme sendiri memiliki banyak makna baik ketenangan, damai, tentram, dan penuh kedamaian. Kerukunan juga bisa diartikan sebagai bentuk kehidupan yang damai dan penuh rukun antar-umat beragama. Maka, kerukanan kaitannya dalam umat ber-agama dapat diartikan sebagai hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam kehidupan di masyarakat.

Kehidupan yang disertai dengan menjunjung tinggi keadilan, kesataraan, dansaling menghormati antar-sesama-umat ber-agama, berbangsa, dan bernegara di dalam NKRI sudah diatur berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.

Oleh karena itu, melalui sikap toleran dan saling menghargai atar semua umat beragama tanpa membeda-bedakan latar belakangan agama maupun ras, maka akan terwujudnya interaksi dan kesepahaman yang baik di kalangan masyarakat beragama, sehingga bisa terwujud tata kehidupan yang aman dan tentram.

Alquran juga mengandung ayat-ayat yang mendukung bentuk pluralisme. Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Hujarat yang artinya “Sesungguhnya, wahai manusia, Kami membuatmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kemudian membuatmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Orang yang paling bertakwa di antara kamu adalah yang paling mulia di sisi Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mahateliti.”

Dari ayat di atas sangat jelas, bahwa pluralisme merupakan pilar kerukunan di lingkungan masyarakat, sebagaimana pada surat al-Hujarat di atas  disebutkan kalau hidup saling mengenal satu sama lain tanpa adanya deskriminasi dan saling menjatuhkan satu sama lainnya, tentunya kehidupan damai, tentram, dan bahagia akan terbentuk dengan sendirinya.

Pada dasarnya toleransi merupakan persoalan ajaran dan kewajiban untuk melaksanakan ajaran tersebut. Jika toleransi menghasilkan tata cara pergaulan yang baik dan harmonis atar sesama kelompok maupun perseorangan, maka harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat. Hikmah dan manfaat itu adalah sekunder nilainya sedangkan yang primer adalah ajaran yang benar itu. Maka sebagai yang primer toleransi harus kita wujudnya di masyarakat dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang mencerminkan keindahan, kebaikan, dan keharmonisasian.

Adapun salah satu fondasi penting dalam menjaga kesatuan dan kedaulatan Indonesia adalah kerukunan antar agama. Kerukunan ini sering diinterpretasikan sebagai keadaan yang mencerminkan perdamaian, keteraturan, ketenangan, kesejahteraan, saling menghormati dan dihormati, saling menghargai, memiliki sikap toleransi, serta semangat gotong-royong, yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama dan prinsip-prinsip Pancasila.

Sedangkan terbentuknya kerukunan umat beragama tidak lepas dari adanya modal sosial masyarakat. Di mana modal sosial ini tidak lepas dari bentuk kearifan lokal masyarakat dan kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas masyarakat, sehingga masyarakat tidak saling memiliki rasa untuk menyalahkan dan justru kerukunan semakin terjalin.

Dengan demikian, selain modal sosial sebagai perekat kerukunan umat-beragama juga tidak lepas dari adanya kedewasaan masyarakat dalam menerima perbedaan serta bisa menerapkan pilar-pilar pluralisme, sehingga masyarakat tidak mudah ‘kagetan’ dan bisa hidup secara berdampingan maupun saling berbaur satu sama lainnya.

 

 

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menjadi Penulis  Yang Seksi

    Menjadi Penulis Yang Seksi

    • calendar_month Ming, 25 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 11
    • 0Komentar

      Menulis fiksi itu bukan perkara mudah. Karena menulis fiksi tak ubahnya menulis dengan hati, mengombinasikan antara pengalaman dan pikiran menjadi sebuah karya yang enak dibaca dan syarat akan pesan-pesan penuh makna. Namun kesulitan semua itu akan menjadi mudah tatkala sudah membaca buku karya Presiden Cerpen Indonesia Joni Ariadianata.             Buku yang bertajuk Aku Bisa […]

  • PCNU-PATI Photo by Lena Polishko

    Percaya

    • calendar_month Sen, 5 Jun 2023
    • account_circle admin
    • visibility 17
    • 0Komentar

    Oleh : M. Iqbal Dawami Benar hidup tak semudah langkahkan kaki Kadang berat, kadang letih Suatu hari kan ku ingat hari ini Mampu berdiri, walau tak bisa berlari Ku rasa bebanku terlalu berat Apa ku kuat? Selalu bertanya Apa ku bisa Ada saja masalah yang datang menghadang Esok kan bagaimana ku tak tau apa Hari […]

  • PAC Fatayat Juwana Gelar Istighosah dan  Khotmil Quran

    PAC Fatayat Juwana Gelar Istighosah dan Khotmil Quran

    • calendar_month Sel, 22 Mar 2022
    • account_circle admin
    • visibility 25
    • 0Komentar

      JUWANA – PAC Fatayat Juwana gelar Istighosah serta Tahtimul Qur’an bil ghoib dan bin nadhor, minggu (20/03) dengan pembicara Ibu Hj. Mustabsyiroh dari Tayu. Acara yang digelar di Pendopo Kecamatan Juwana dihadiri oleh seluruh perwakilan Pengurus Ranting Fatayat Se-Ancab Juwana dan ketua banom PAC Juwana serta yang hadir camat Juwana dan ketua Penggerak PKK […]

  • PCNU-PATI Photo by Bayu Syaits

    Mengembangkan Pola Asuh Demokratis di Lingkungan Keluarga

    • calendar_month Sab, 27 Mei 2023
    • account_circle admin
    • visibility 14
    • 0Komentar

    Oleh : Siswanto, MA Di era digital yang begitu pesat perkembanganya, menuntut manusia tidak hanya cerdas dalam intelektual namun juga berkarakter. Sebab karakter merupakan sebagai bentuk kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak untuk membedakan dengan individu lain. Adapun terbentuknya suatu karakter tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun memerlukan proses yang relative lama dan terus-menerus. […]

  • PCNU PATI - Misi Tersembunyi Dibalik Lomba Tilawah dan Hias Tumpeng

    Misi Tersembunyi Dibalik Lomba Tilawah dan Hias Tumpeng

    • calendar_month Sen, 22 Agu 2022
    • account_circle admin
    • visibility 13
    • 0Komentar

    SUKOLILO – Semarak hari kemerdekaan belum usai. Baru-baru ini, Pimpinan Anak Cabang Fatayat NU Sukolilo menggelar lomba antara ranting dan anak ranting yang tidak biasa. Kompetisi yang dihelat di Gedung Haji Sukolilo pada Minggu (21/8) tersebut mempertarungkan para qori’ di lingkungan PAC kecamatan ujung selatan Kabupaten Pati tersebut. Bukan hanya itu, Mukaeni, ketua panitia menegaskan […]

  • Habib Syech Tampil Lagi di Kudus

    Habib Syech Tampil Lagi di Kudus

    • calendar_month Kam, 18 Jul 2019
    • account_circle admin
    • visibility 14
    • 0Komentar

    KUDUS-Kerinduan warga Kudus akan sosok Habib Syech bin Abdul Qodir as Segaf agaknya akan segera terobati. Habib pemilik suara merdu itu kabarnya akan tampil di alun-alun simpang tujuh Kabupaten Kudus Kamis (18/7) malam. Setelah sekian lama absen dari Kudus, kehadiran Habib asal Solo ini diperkirakan akan menarik lebih banyak jama’ah untuk hadir. Habib Syech Bin […]

expand_less