Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Puasa Kok Rebahan?

Puasa Kok Rebahan?

  • account_circle admin
  • calendar_month Kam, 14 Mar 2024
  • visibility 60
  • comment 0 komentar

Oleh Hamidulloh Ibda*

Ketika ada rekan bertanya, puasa kok rebahan? Saya bilang, “ya orang rebahan itu banyak motif. Ada yang karena keshet (malas), sakit, atau sekadar istirahat melepas penat dan lelah”. Ya, beragam motif tersebut tentu banyak sekali perspektif kita sajikan agar kita tetap produktif di bulan Ramadan. Sebagai bagian dari Rukun Islam, puasa merupakan salah satu praktik ibadah yang penting dalam agama Islam. Namun sangat sia-sia jika seharian rebahan tanpa alasan.

Selama bulan Ramadan, umat muslim di seluruh dunia menjalankan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari sebagai bentuk pengorbanan, introspeksi, dan pengendalian diri. Namun, belakangan ini, muncul fenomena yang dikenal dengan istilah “puasa kok rebahan” yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat muslim. Tidak sedikit yang berpendapat bahwa puasa semacam ini tidak sesuai dengan makna sejati dari puasa itu sendiri.

 

Puasa Kok Rebahan?

Puasa tapi rebahan merujuk pada praktik puasa seorang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berbaring atau rebahan, tanpa melakukan aktivitas fisik atau spiritual yang signifikan. Aktivitas utama mereka hanyalah tidur, menonton televisi, scroll WhatsApp, atau menghabiskan waktu di media sosial. Praktik ini sering kali dilakukan dengan alasan untuk menghindari lapar dan dahaga, tanpa benar-benar memahami tujuan dan makna dari puasa itu sendiri.

Rebahan merupakan istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada posisi tubuh seseorang yang berada dalam keadaan berbaring atau beristirahat dengan nyaman. Istilah ini sering digunakan untuk menyatakan aktivitas santai di mana seseorang berada dalam posisi berbaring, sering kali sambil menonton televisi, menggunakan ponsel, atau melakukan kegiatan lainnya yang tidak memerlukan banyak gerakan fisik.

Dalam konteks yang lebih luas, “rebahan” juga dapat merujuk pada gaya hidup atau pola perilaku di mana seseorang cenderung menghabiskan banyak waktu dengan berbaring atau beristirahat tanpa melakukan aktivitas yang produktif atau bermanfaat secara fisik maupun mental.

Penggunaan istilah “rebahan” dalam konteks “puasa kok rebahan” sering kali mengacu pada praktik puasa di mana seseorang hanya menahan diri dari makan dan minum, namun tidak melakukan aktivitas yang membawa manfaat spiritual atau menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan penghayatan. Praktik semacam ini kontroversial karena dianggap menyimpang dari esensi sejati puasa dalam agama Islam, yang seharusnya membawa manfaat spiritual dan meningkatkan kesadaran diri serta koneksi dengan Allah.

 

Mitos atau Kenyataan?

Puasa dan rebahan telah menjadi topik perdebatan di antara para ulama dan umat Islam. Di satu sisi, beberapa orang berpendapat bahwa asal mula puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lainnya yang dapat membatalkan puasa. Dengan demikian, secara teknis, tidak ada larangan untuk berbaring atau rebahan selama berpuasa, selama tidak ada tindakan yang membatalkan puasa.

Di sisi lain, banyak ulama dan cendekiawan Islam menekankan bahwa puasa tidak hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman. Puasa seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran spiritual, introspeksi diri, kebaikan, dan koneksi dengan Allah. Dalam konteks ini, puasa kok rebahan dianggap sebagai pemahaman yang dangkal dan menyimpang dari esensi sejati puasa.

Puasa kok rebahan merupakan fenomena yang memicu perdebatan di kalangan umat Muslim. Meskipun secara teknis tidak ada larangan untuk berbaring atau rebahan selama berpuasa, namun praktik ini dinilai oleh sebagian besar ulama sebagai pemahaman yang dangkal dan menyimpang dari esensi sejati puasa. Sebagai ibadah yang memiliki dimensi spiritual, puasa seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dan koneksi dengan Allah, bukan sekadar menahan lapar dan haus. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memahami tujuan dan makna sejati dari puasa serta menjalankannya dengan penuh kesadaran dan penghayatan.

 

Puasa Harus Produktif

Puasa, dalam konteks agama Islam, bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman. Ia juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran spiritual, memperbaiki diri, dan berbuat kebaikan. Oleh karena itu, puasa seharusnya tidak hanya dilakukan secara mekanis atau pasif, tetapi juga produktif dalam berbagai aspek kehidupan. Penulis menawarkan beberapa alasan mengapa puasa harus produktif. Pertama, peningkatan kedisiplinan. Puasa yang produktif melibatkan disiplin yang tinggi dalam menjalankan ibadah dan mengendalikan hawa nafsu. Ini membantu seseorang menjadi lebih teratur dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kedua, pengembangan kebaikan. Puasa yang produktif mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik dan bermanfaat bagi sesama. Ini bisa berupa memberi sedekah, membantu orang lain, atau berkontribusi dalam masyarakat. Ketiga, peningkatan produktivitas. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk tetap produktif dalam aktivitas sehari-hari. Bahkan, banyak orang yang mengalami peningkatan produktivitas selama bulan Ramadan karena mereka lebih fokus dan bersemangat dalam mencapai tujuan mereka. Keempat, pembentukan kualitas individu. Puasa yang produktif membantu seseorang mengembangkan kualitas diri seperti kesabaran, pengendalian diri, rasa syukur, dan empati. Ini membantu dalam memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan dengan orang lain.

Kelima, peningkatan kesehatan spiritual dan fisik. Puasa yang produktif dapat memberikan manfaat kesehatan baik secara spiritual maupun fisik. Secara spiritual, puasa membantu membersihkan jiwa dari dosa dan keburukan. Secara fisik, puasa dapat memberikan istirahat bagi sistem pencernaan dan membersihkan tubuh dari racun. Keenam, peningkatan kualitas ibadah. Puasa yang produktif membawa seseorang lebih dekat kepada Allah. Selain menahan diri dari makan dan minum, seseorang juga diharapkan memperbanyak ibadah seperti salat, zikir, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Ketujuh, ben urip ono gunane. Ya, jika kita malah menjadi pemalas saat Ramadan, kethoke kok ra berguna blas.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga kesempatan untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan meningkatkan kualitas kehidupan secara keseluruhan. Puasa yang produktif akan membawa manfaat yang jauh lebih besar bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

*Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., penulis lahir di Pati, 17 Juni. Saat ini menjadi dosen Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah 2018-2023, Kabid Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah 2020-sekarang, aktif menjadi reviewer 17 jurnal internasional terindeks Scopus, reviewer 7 jurnal internasional, editor dan reviewer 25 jurnal nasional.

 

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sholawat Al-Berrlzanji iringi peringatan Isra’ Miraj

    Sholawat Al-Berrlzanji iringi peringatan Isra’ Miraj

    • calendar_month Sab, 13 Mar 2021
    • account_circle admin
    • visibility 62
    • 0Komentar

     Sholawat Al-Berrlzanji iringi peringatan Isra’ Miraj Wedarijaksa – Lantunan Sholawat Al-Berjanji iringi kegiatan Isra’ Miraj yang di gelar oleh PAC IPNU IPPNU Wedarijaksa. Kegiatan yang berlangsung (13/03) berlokasi di gedung MWC NU Wedarijaksa di hadiri puluhan anggota IPNU IPPNU tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Bebarengan Harlah IPNU IPPNU menambah meriahnya kegiatan, ini di tunjukan […]

  • Yayasan Pendidikan Muslimat NU Mengadakan Diskusi Bersama

    Yayasan Pendidikan Muslimat NU Mengadakan Diskusi Bersama

    • calendar_month Kam, 18 Feb 2016
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Yayasan Pendidikan Muslimat NU yang membawahi TK, RA, KB dan Satuan  Pendidika Sejenis, telah mengadakan sosialisasi perihal penguatan lembaga, Rabu 3/2/16 kemarin.             “Harapan saya selaku ketua Pengurus YPM agar semua guru dan sekolah yang di bawah naungan YPM agar tidak melupakan jasa-jasa para Muslimat terdahulu, sebab keadaan yang sekarang itu tidak lepas dari campur […]

  • PCNU-PATI

    Syekh dari Yaman Kunjungi MTs Silahul Ulum

    • calendar_month Sel, 5 Sep 2023
    • account_circle admin
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id-TRANGKIL – MTs Silahul Ulum kedatangab tamu Syekh dari Hadramaut, Yaman, Ahad (3/9/2023). Beliau adalah Syekh Muhammad Hasan Mudir di Ribath Bahrun-Nur Mukalla Hadramaut yang hadir di Indonesia untuk berkunjung di beberapa tempat.  Syekh Hasan hadir saat para siswa melaksanakan jamaah Shalat Dhuha. Kepala MTs Silahul Ulum, Hariri mengatakan, sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ada […]

  • PCNU-PATI Photo by Sincerely Media

    Kasus Penulis Muda dan Redaktur Lulusan Rusia: Urgensi Basa-Basi Komunikasi

    • calendar_month Kam, 16 Mar 2023
    • account_circle admin
    • visibility 62
    • 0Komentar

    Oleh : Akhmad Idris Baru-baru ini, dunia kepenulisan kembali dibuat gaduh. Jika kegaduhan sebelumnya disebabkan oleh ulah seorang penulis veteran yang mengirimkan cerpen karya ‘muridnya’ dengan atas nama dirinya, maka kegaduhan teranyar kali ini disulut oleh unggahan tangkapan layar di media sosial seorang penulis muda dan redaktur lulusan Rusia yang berisi teks percakapan mereka berdua. […]

  • Ulama Suu' dan Suu' Saja. Photo by Anna Jahn on Unsplash.

    Ulama Suu’ dan Suu’ Saja

    • calendar_month Kam, 11 Mei 2023
    • account_circle admin
    • visibility 101
    • 0Komentar

    Oleh: Maulana Karim Sholikhin* Di dunia ini, banyak sekali kisah ulama suu’ (ulama jahat). Sebut saja Barseso, ulama ribuan santri yang kepincut wedok-an akibat percaya ahli dzikir yang sebenarnya adalah syaithon. Atau Bal’am, seorang alim nan selalu kabul doanya, namun ia rela mengusik perjuangan Nabi Musa dan Harun AS akibat takut digantung Raja Balqa, musuh […]

  • Sama dengan PCNU, Fatayat Ajak Pengurus Lakukan Doa Bersama

    Sama dengan PCNU, Fatayat Ajak Pengurus Lakukan Doa Bersama

    • calendar_month Sab, 4 Apr 2020
    • account_circle admin
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Ketua PC Fatayat NU Pati Asmonah mengajak pengurus Fatayat NU di semua tingkatan untuk membaca doa bersama.  PATI-Malam ini Warga NU Pati diimbau untuk melakukan doa bersama di rumah masing-masing. Imbauan ini dibuat oleh PCNU Kabupaten Pati. Dikonfirmasi dari K. Yusuf Hasyim, PCNU telah membuat urut-urutan doa yang harus dibaca. Doantaranya, sholawat nariyah 11 kali, […]

expand_less