Percaya
Oleh : M. Iqbal Dawami
Salah satu lembaga yang cukup ternama di kampung inggris ini adalah Trust English School. Saya kenal baik dengan pemiliknya. Pada tahun 2019 saya silaturahmi ke sana. Saya menyerap ilmu dan menikmati guyuran pengalaman hidupnya. Saya suka dengan nama lembaga tersebut yang ada kata “Trust”-nya, yang artinya percaya. Sejatinya muatan kata tersebut mengandung makna yang sangat dalam.
Belum lama ini saya banyak merenungkan soal kata “percaya” ini. Ternyata, di dalam makna percaya ada kekuatan yang tak kasatmata; boleh jadi hal yang menentukan dalam kesuksesan maupun keberagamaan seseorang.
Sebuah buku lawas berjudul Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz menjadikan bab pertamanya membahas soal “Percaya”. Percaya menjadi pijakan awal keberhasilan seseorang. Ketika kita mengatakan “Saya percaya akan berhasil”, maka itu akan memunculkan cara-cara meraihnya.
Kepercayaan juga akan menggerakkan pikiran untuk mencari jalan dan sarana serta cara melakukannya. Dan percaya bahwa kita dapat berhasil membuat orang lain menaruh kepercayaan kepada kita. Kepercayaan menggerakkan kekuatan untuk melaksanakan. “Ia percaya bahwa ia adalah salah satu yang terbaik, dan ia pun bertindak dan berkarya sebagai yang terbaik,” ujar David.
“Setiap orang adalah produk dari pikirannya sendiri. Percayalah akan hal-hal besar. Sesuaikan termostat Anda. Luncurkan serangan sukses dengan kepercayaan jujur dan tulus bahwa Anda dapat berhasil,” ujarnya lagi.
Saya makin menyadari pernyataan David tersebut. Ya, sikap percaya akan memunculkan optimisme, karena bisa menghasilkan pikiran-pikiran positif. Kita akan mencari jalan keluar; mencari cara-cara untuk meraihnya. Kita akan menganut paham “sulit tapi bisa”, bukan “bisa tapi sulit”.
David memberikan salah satu pedoman untuk mendapatkan kekuatan kepercayaan yaitu “ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda kira. Orang yang sukses bukanlah orang yang super-intelek. Juga tidak ada yang mistis mengenai sukses. Sukses tidak didasarkan pada nasib. Orang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan.”
Kata “percaya” begitu mengubah sudut pandang saya kepada banyak hal. Ketika saya percaya bahwa esok akan ada banyak rezeki yang datang, saya begitu antusias dalam berusaha. Saya menyambut esok hari dengan penuh semangat. Ketika saya percaya di bulan ini saya akan mendapatkan uang 100 juta rupiah, saya begitu semangat bekerja, seperti menawarkan jasa penulisan buku biografi, menulis artikel, mengedit naskah, dan memberikan pelatihan menulis, baik berbayar maupun gratis.
Terlebih “percaya” menjadi kata kunci penting dalam Islam. Dalam Bahasa Arab iman artinya percaya. Sedang menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan tindakan. Jadi konsep iman bukan sekadar percaya tapi juga mengejawantah dalam perilaku.
Dari definisi iman tersebut semestinya memberi dampak positif pada kehidupan seorang muslim. Allah sudah menyatakan dalam Al-Qur’an, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.”
Percayalah!